Melalui Televisi Berbayar dan Live Streaming Kita Menanti Piala Thomas Kembali ke Tanah Air
Sumber gambar: AFP |
Tidak mudah memang untuk melihat dan memberi dukungan bagi
tim Indonesia yang akan berlaga di Piala Thomas dan Uber 2018. Event akbar yang tak ubahnya “Piala Dunia”
bulu tangkis itu hanya bisa kita saksikan melalui live streaming atau televisi
berbayar. Tidak ada, bisa jadi belum ada, televisi swasta nasional yang
berencana menyiarkan secara langsung perhelatan di Impact Arena, Bangkok,
Thailand sejak Minggu, 20 Mei hingga 27 Mei 2018.
Meski tidak sedikit penggemar bulu tangkis di Indonesia,
kita tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan kekuatan media dengan serba
pertimbangan yang kadang tak bisa dipahami orang kebanyakan. Yang bisa kita
lakukan hanyalah berharap ada stasiun televisi swasta yang berbaik hati
menayangkannya. Tentu ada harga yang harus dibayar untuk itu. Setidaknya mereka
akan melihat sejauh mana sepak terjang para srikandi dan pangeran bulu tangkis
Indonesia. Apakah formasi tim Thomas kali ini kurang meyakinkan untuk diliput?
Ah tak ada gunanya berkeluh kesah. Toh kita bisa
memanfaatkan sejumlah saluran alternatif untuk melihat perjuangan Hendra Setiawan,
Greysia Polii dan kawan-kawan.
Mari kita bicara peluang mereka, khususnya tim Thomas
Indonesia. Mampukah Hendra Setiawan dan kolega membawa pulang trofi kejuaraan
yang diinisiasi oleh mantan pebulutangkis Inggris, Sir George Alan Thomas?
Dua tahun lalu penantian kita selama 16 tahun nyaris
mencapai klimaks. Saat itu Piala Thomas hampir saja diboyong dari Kunshan,
China, andaisaja Ihsan Maulana Mustofa mampu mengalahkan Hans-Kristian
Vittinghus di tunggal ketiga partai kelima. Kekalahan tipis 2-3 dari Tim
Dinamit membuyarkan harapan penggemar bulu tangkis di Indonesia, sebaliknya
mendatangkan suka cita bagi bulu tangkis Eropa yang menantikan gelar juara
sejak edisi pertama digelar.
Apakah skenario serupa akan kembali berulang? Kemungkinan
besar tidak. Situasi, baik internal maupun peta kekuatan secara keseluruhan sudah
berubah. Denmark boleh saja masih mengandalkan kekuatan serupa seperti dua
tahun lalu, termasuk minus Carsten Mogensen, tandem Mathias Boe. Saat itu
pemain spesial ganda putra itu absen karena tengah menjalani pemulihan pasca operasi
darurat untuk mengobati ruptur aneurisma aorta di otaknya. Sebagai ganti pemain peringkat dua dunia itu,
kali ini pelatih kepala Tim Thomas Denmark, Kenneth Jonassen memanggil Anders
Skaarup. Selebihnya nama-nama seperti Mads
Conrad-Petersen, Mads Pieler Kolding, Kim Astrup, dan Mathias Boe ditambah
pemain muda yang cukup bersinar Mathias Christiansen akan menjadi andalan di
nomor ganda. Sementara sektor tunggal tumpuan kekuatan masih dibebankan kepada Viktor
Axelsen, Anders Antonsen, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, dan pemain senior Jan Ø.
Jørgensen.
Di satu sisi, dengan formasi yang tak jauh berbeda tentu tim
Denmark telah menjadi lebih matang. Tanpa Mogensen mereka masih memiliki duo
Mads yang kini menempati peringkat lima dunia serta pasangan nomor sembilan
dunia, Kim Astrup dan Anders Skaarup. Ditambah lagi kombinasi senior-junior,
Boe dan Christiansen.
Lebih menonjol lagi di nomor tunggal putra. Denmark punya Axelsen
yang berada di puncak rangking dunia. Ditambah lagi pemain berusia 24 tahun itu
baru saja menegaskan dominasinya di benua Eropa membuatnya semakin percaya
diri. Axelsen memang baru saja pulih dari operasi pergelangan kaki.
“Bagi saya, secara pribadi, persiapan saya sudah baik. Saya
berharap dan yakin bahwa saya dapat bermain pada level yang tinggi,” ungkap
Axelsen optimistis kepada bwfthomasubercups.com.
Di sisi lain, negara-negara lain pun semakin berkembang. Axelsen
menyebut Indonesia, China, dan Jepang. Ya kekuatan negara-negara Asia itu
memang tidak bisa diremehkan. Indonesia memiliki pasangan ganda putra nomor
satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Dua tahun lalu,
Duo Minions masih tenggelam di balik nama besar Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan
serta Angga Pratama/Ricky Kara Suwardi.
Kali ini keduanya mengambil peran menjadi salah satu tumpuan
utama. Bersama Hendra dan Ahsan serta pasangan rangking 12 dunia, Fajar Alfian dan
Muhammad Rian Ardianto siap mengambil poin di sektor ganda. Sementara di nomor
tunggal, Indonesia menaruh harapan kepada para pemain muda yakni Anthony
Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa dan Firman Abdul Kholik. Meski
performa mereka secara individu belum stabil, gelar Badminton Asia Team
Championships 2018 atau Kejuaraan Beregu Asia 2018 pada Februari lalu menjadi
pengalaman berharga sekaligus alarm akan kekuatan bersama yang patut diwaspadai
lawan-lawannya.
Bagaimana China? Kali ini negara Tirai Bambu itu datang
dengan ambisi besar untuk merebut kembali supremasi beregu itu. Dua tahun lalu Lin
Dan dan kawan-kawan dipermalukan Jepang di perempa final. Mereka kalah 1-3 di
hadapan pendukungnya sendiri. Kali ini perpaduan pemain berpengalaman dan
pemain muda menjadikan China sebagai salah satu unggulan.
Negara yang pernah mendominasi Piala Thomas selama satu
dekade sejak pertengahan 2000-an itu menempati unggulan teratas. Seperti
Denmark, kekuatan China cukup merata. Di sektor tunggal ada juara Olimpiade
Rio, Chen Long serta pemilik dua gelar Olimpiade, Lin Dan. Kedua pemain senior
ini ditopang oleh pemain muda yang baru saja merebut gelar All England, Shi
Yuqi.
Di nomor ganda China memiliki pasangan yang kini menempati
rangking tiga dan empat dunia. Mereka adalah Li Junhui dan Liu Yuchen serta Liu
Cheng dan Zhang Nan. Dengan kekuatan itu tentu mudah bagi China melewati
penyisihan grup A. Prancis dan Australia bukan lawan sepadan. Begitu juga India
yang kali ini tampil tanpa tunggal terbaik, Kidambi Srikanth yang memilih
mempersiapkan diri untuk Asian Games dan Kejuaraan Dunia pada Agustus
mendatang.
China baru menemui tantangan di fase knock-out. Dalam keterangannya,
pelatih China, Xia Xuanse berharap timnya bisa menebus kegagalan dua tahun
lalu. Meski sedikit menyayangkan kegagalan di edisi sebelumnya, Xia yakin Lin
Dan dan kolega bisa membalasnya kali ini.
"Kami merasa kami dapat menantang untuk meraih gelar
meskipun kami tidak dapat memenangkan Piala Thomas dua tahun terakhir,"
ungkap Xia.
Jepang memang tidak memiliki pemain yang sedang menonjol. Tetapi
Negara Sakura itu tidak bisa dipandang enteng. Pengalaman dua tahun lalu
menjadi bukti. Soliditas dan semangat juang tim membuat mereka mampu
menjungkalkan favorit juara, China. Kali ini Jepang bisa tampil lebih percaya
diri dengan “come back”nya mantan pemain nomor dua dunia, Kento Momota. Setelah
menepi selama setahun karena kasus perjudian, Momota langsung membuktikan diri
siap bersaing di jajaran elit dunia dengan menjadi juara Asia di Wuhan, China
akhir bulan lalu. Momota, Kenta Nishimoto dan Kazumasa Sakai dari nomor tunggal
akan bahu membahu dengan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda serta Takuto Inoue/Yuki
Kaneko di nomor ganda.
Selain ketiga negara di atas, negara-negara lain seperti
Korea Selatan, Malaysia, dan tuan rumah Thailand tidak bisa diremehkan. Meski kekuatan
tidak merata, dengan hanya memiliki andalan di nomor tunggal seperti Korea dan
Malaysia, mereka bisa saja memanfaatkan kelengahan para unggulan.
Sebanyak 16 tim terbaik dari berbagai belahan dunia yang
terbagi dalam empat grup akan mengawali fase grup dengan sistem “round-robin”.
Indonesia yang tergabung di Grup B akan mengawali kiprahnya mengejar gelar ke-14
menghadapi Kanada pada Minggu, (20/5), sebelum menghadapi tuan rumah pada
Selasa, (22/5) dan Korea sehari kemudian. Dua pertandingan terakhir akan
menjadi batu ujian bagi Hendra Setiawan dan tim.
Sementara Denmark hanya akan mendapat sedikit ujian dari
Malaysia di babak penyisihan. Dua tim lainnya, Rusia dan Aljazair bakal
dilewati tanpa kesulitan untuk menghadapi tim-tim yang kuat dari grup lain.
Fase grup akan berakhir pada 23 Mei atau hari keempat
penyelenggaraan. Selanjutnya delapan tim terbaik akan diundi untuk diadu di
babak delapan besar. Perebutan tiket semi final terjadi pada Kamis, 24 Mei,
babak semi final sehari berselang, sementara partai final akan dihelat pada
Minggu, 27 Mei atau sehari setelah final Piala Uber.
Siapakah yang akan menjadi kampiun Piala Thomas kali ini?
Peluang terbesar tentu pada negara-negara jagoan di atas. Siapakah jagoan yang
dimaksud akan dibuktikan di lapangan pertandingan nanti. Yang pasti sang juara
tidak lahir dari prediksi, begitu juga rangking dunia. Mengingat ini merupakan
turnamen beregu, maka kunci kemenangan tidak berada di segelintir pemain.
Mereka yang siaplah yang akan menjadi juara, termasuk siap menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi di lapangan. Pernyataan Axelsen cukup menarik
untuk menjadi konklusi.
“Di Piala Thomas, jika satu pertandingan berjalan dengan
cara yang berbeda dari yang Anda harapkan, maka Anda tiba-tiba memiliki ikatan
yang berbeda. ”
Akhirnya selamat bertanding Hendra Setiawan dkk, mari kita
rebut kembali!!
Sumber gambar: http://bwfthomasubercups.com |
N.B
Seperti disinggung di awal, penggemar bulu tangkis di
Indonesia bisa menyaksikan jalannya pertandingan event dua tahunan ini melalui
televisi berbayar K-Vision. Selain itu ia bisa ditonton melalui website
penyedia link live streaming, di antaranya Badvidliv.com.
Berikut jadwal
pertandingan Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2018 :
Minggu, 20 Mei 2018 :
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Kanada. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 4.
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Kanada. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 4.
Senin, 21 Mei 2018 :
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Malaysia. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2 (TV).
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Malaysia. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2 (TV).
Selasa, 22 Mei 2018 :
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Perancis. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 4.
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Thailand. Pukul 19.00 WIB - Lapangan 1 (TV).
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Perancis. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 4.
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Thailand. Pukul 19.00 WIB - Lapangan 1 (TV).
Rabu, 23 Mei 2018 :
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Tiongkok. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 2 (TV).
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Korea. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2 (TV)
Piala Uber Grup D : Indonesia vs Tiongkok. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 2 (TV).
Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Korea. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2 (TV)
Kamis, 24 Mei 2018 :
Perempat final Piala Thomas dan Uber.
Sesi 1 : QF Piala Uber. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Sesi 2 : QF Piala Uber. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 1 dan 3. QF Piala Thomas. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2.
Sesi 3 : QF Piala Thomas. Pukul 19.00 WIB - Lapangan 1, 2 dan 3.
Perempat final Piala Thomas dan Uber.
Sesi 1 : QF Piala Uber. Pukul 09.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Sesi 2 : QF Piala Uber. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 1 dan 3. QF Piala Thomas. Pukul 14.00 WIB - Lapangan 2.
Sesi 3 : QF Piala Thomas. Pukul 19.00 WIB - Lapangan 1, 2 dan 3.
Jumat, 25 Mei 2018 :
Semifinal Piala Thomas dan Uber.
Sesi 1 : SF Piala Uber : Pukul 12.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Sesi 2 : SF Piala Thomas : Pukul 18.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Semifinal Piala Thomas dan Uber.
Sesi 1 : SF Piala Uber : Pukul 12.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Sesi 2 : SF Piala Thomas : Pukul 18.00 WIB - Lapangan 1 dan 2.
Sabtu, 26 Mei 2018 :
Final Piala Uber. Pukul 13.00 WIB
Final Piala Uber. Pukul 13.00 WIB
Minggu, 27 Mei 2018 :
Final Piala Thomas. Pukul 13.00 WIB.
Final Piala Thomas. Pukul 13.00 WIB.
Comments
Post a Comment