Gelar Juara Duo Minions dan Pelajaran dari China Open 2017
Marcus/Kevin meraih gelar China SSP 2017. Gambar dari @Antoagustian |
Petuah klasik, “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”
tampaknya masih berlaku hingga hari ini, Termasuk di dunia bulu tangkis. Tanpa
harus mensambangi negara di Asia Timur itu, dari penampilan para pemain China
di berbagai kejuaraan dari waktu ke waktu lebih dari cukup bagi Indonesia untuk
memetik pelajaran penting.
China Open 2017 baru saja berakhir beberapa jam lalu.
Turnamen level super series premier yang dihelat di Haixia Olympic Sports
Center, Fuzhou kembali menegaskan China sebagai raksasa bulu tangkis dunia.
Seakan pelampiasan kegagalan tahun lalu tanpa satu gelar pun, kali ini tuan
rumah mengunci tiga gelar sekaligus. Chen Long (tunggal putra), Chen
Qingchen/Jia Yifan (ganda putri) dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (ganda campuran)
membuat para pendukung tuan rumah tersenyum lebar.
Dua gelar lainnya dibagikan
kepada Jepang di nomor tunggal putri melalui Akane Yamaguchi dan Indonesia
melalui pasangan ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya
Sukamuljo.
Marcus/Kevin tidak hanya menjaga muka Indonesia di China
sekaligus mempertahankan reputasi mereka sebagai juara bertahan dan pasangan
terbaik dunia. Duo minions masih terlalu tangguh bagi pasangan veteran Denmark
yang belakangan menjadi musuh bebuyutan, Mathias Boe/Carsten Mogensen.
Pertemuan kedua pasangan ini di partai puncak menjadi laga ideal
di sektor ini. Keduanya berada di puncak sekaligus mengulangi final tahun lalu.
Saat itu duo minions menang straight set 21-18 dan 22-20, hal mana kembali
berulang tahun ini dengan skor 21-19 dan 21-11.
Meski begitu pasangan Denmark yang teleh lewat kepala tiga
itu masih memimpin dalam head to head. Sukses menjaga tren positif di dua
pertemuan terakhir masing-masing di Japan Open dan China Open membuat pasangan
mungil ini hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menyeimbangkan catatan tujuh
pertemuan mereka.
Tidak perlu banyak komentar terkait penampilan Marcus/Kevin
di laga ini. Mereka mampu menjaga performa sejak laga pertama. Seperti biasa,
Kevin dengan tipuan-tipuan dan netting mematikan, sementara Gideon dengan
smash-smash keras tanpa kompromi. Kolaborasi apik kedua pasangan ini membuat pasangan-pasangan
jangkung mulai dari Vladimir Ivanov dan Ivan Sozonov asal Rusia hingga pasangan
tuan rumah Li Junhui dan Liu Yuchen yang dihadapi di semi final tak berkutik.
Duo minions pun menunjukkan diri sebagai raja baru di sektor ini dengan catatan
delapan gelar super series dalam dua tahun terakhir dengan lima dari antaranya
diraih tahun ini.
Masih ada cerita menarik lainnya bagi bulu tangkis Indonesia
di sektor ini. Pasangan Mohammad Ahsan dan Rian Agung Saputro terus menjaga asa
sebagai pelapis Marcus/Kevin. Finalis Kejuaraan Dunia tahun ini nyaris
menciptakan “all Indonesian final” di
China Open andai saja langkah mereka tak dijegal Boe/Mogensen. Meski kalah 20-22, 12-21 dari Boe/Mogensen, Ahsan dan Rian
menjadi salah satu bukti keberhasilan alihpasangan. Setelah Hendra Setiawan
mundur dari tim nasional, giliran Ahsan yang ditugaskan untuk mengangkat
performa pemain yang lebih mudah yang kini ada dalam diri Rian Agung Saputro. Ahsan
pun bertransformasi secara baik dari seorang smasher menjadi playmaker.
Permainan depan sosok 30 tahun ini makin jago, dengan tanpa kehilangan power
saat melancarkan pukulan.
Sayangnya langkah
positif Ahsan/Rian justru tidak menggelitik Angga Pratama dan Ricki Karanda.
Pasangan yang sebelumnya digadang-gadang sebagai penerus Hendra Setiawan dan
Mohammad Ahsan ini tidak juga mencapai level permainan tertinggi. Penampilan
yang angin-anginan membuat mereka kini tidak hanya telah disalip Marcus/Kevin
tetapi juga terancam disusul Ahsan/Rian. Bukan tidak mungkin justru Ahsan/Rian
yang akan mendampingi duo Minions di Asian Games tahun depan.
Berani orbit, berani bongkar pasang
Situasi yang dialami
Angga dan Ricky bila terjadi di tim China mungkin sudah berbeda cerita. Keduanya
sudah lama bercerai. Kini China muncul dengan sejumlah pasangan baru hasil
bongkar pasang. Menariknya China berani mengkombinasikan pemain dari generasi
berbeda.
Di sektor ganda putra,
Zhang Nan kini berpasangan dengan Liu Xuanxuan. Kombinasi senior dan junior itu berhasil melangkah
hingga perempat final sebelum dihentikan Tang Chun Man/Tse Ying Suet.
Tahun lalu Zhang Nan
mampu membawa Li Yunhui ke final ganda campuran China Open sebelum dikandaskan
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Tak berapa lama kemudian Zhang Nan
membiarkan Li Yunhui berjalan sendiri dengan pasangan muda lainnya, Du Yue yang
sempat dipasangkan dengan pemain senior lainnya, Xu Chen.
Final ganda campuran
kali ini menjadi contoh keberhasilan sejumlah negara melakukan bongkar pasang
dan keberanian memberikan tempat kepada pemain muda. Baik Zheng Siwei dan Huang
Yaqiong maupun Mathias Christiansen dan Christinna Pedersen adalah pasangan
baru dari China dan Denmark. Zheng/Huang langsung mengawali kebersamaan dengan
sangat baik setelah menjuarai Macau Grand Prix Gold pekan lalu sebelum mengukir
sejarah di hadapan publik sendiri.
Sementara Christiansen/Pedersen adalah pasangan berbeda
generasi yang baru saja dibentuk. Ini terobosan Denmark yang cukup ogah
melakukan bongkar pasang. Bisa jadi karena para pemain mereka mampu menjaga
konsistensi dan awet sebagai pasangan. Di lain pihak menjadi langkah baru guna
mengantisipasi terbentuknya jurang antargenerasi seperti yang dialami Indonesia
di nomor tunggal putri.
Cristinna yang telah
berusia 31 tahun dipercaya menjadi mentor bagi Mathias Christiansen yang baru
berusia 23 tahun. Pengalaman Christinna diharapkan bisa mengangkat juniornya
lebih cepat. Tanda-tanda positif sudah terlihat. Keduanya memang gagal mencapai
klimaks. Tetapi menginjak partai final turnamen bergengsi seperti ini menjadi
hasil bagus yang belum tentu bisa diukir negara-negara lain, termasuk
Indonesia. Keduanya bahkan menjungkalkan juara bertahan sekaligus harapan
semata wayang Indonesia di ganda campuran, Tontowi dan Liliyana di babak
perempat final.
Alarm bagi Indonesia
Tidak hanya China dan Denmark,
Korea Selatan bahkan sudah terbiasa melakukan bongkar pasang. Tahun lalu Lee So
Hee dan Chang Ye Na menjuarai China Open mengalahkan wakil tuan rumah Huang
Dongping/Li Yinhui. Kali ini Lee So Hee kembali menginjak partai final bersama
tandem berbeda yakni Kim Hye Rin. Sayang bersama Kim, Lee gagal
menaklukkan juara dunia sekaligus pasangan terbaik China, Chen Qingchen/Jia
Yifan, 21-7 18-21 21-14.
Lee So Hee yang berparaas cantik memiliki smash keras dan
cerdas dalam bermain. Pemain berusia 23 tahun ini mampu menginjak final di tiga
super series terakhir mulai dari Denmark dan Prancis. Ia menjadi salah satu bibit
unggul di nomor ini sekaligus segelintir pemain Korea Selatan yang kini mencuri
perhatian dunia. Kemampuan Korea Selatan mencetak pemain tidak secepat China,
namun Negeri Ginseng pandai memaksimalkan potensi pemain dengan main rangkap
dan bongkar pasang. Pada akhirnya terlihat kekuatan merata di semua lini. Mau
dipasangkan dengan siapapun tetap kelihatan setara.
Sementara Indonesia masih mengandalkan pola regenerasi
konvensional yang hanya berjalan baik di sektor tertentu saja. Di nomor ganda
campuran isyarat makin jelas untuk berani melakukan terobosan seperti yang
dilakukan negara-negara lain.
Saat ini kita praktis hanya mengandalkan Owi/Butet. Praveen
Jordan dan Debby Susanto yang dipersiapkan sebagai pelapis pasangan senior itu
malah semakin jauh dari harapan. Pasangan pelapis lainnya masih jauh tertinggal
di belakang. Usia Butet tak bisa lagi dibohongi, cedera mendekat dan sepertinya
enggan lekas pergi segera. Bila kita terus menerus berharap pada keduanya maka
sulit membayangkan bila suatu ketika hal tak diharapkan terjadi pada pasangan
ini.
Kita akan kelimpungan mencari pengganti. Ditambah bila
sesewaktu Debby memutuskan gantung raket, isyarat yang sudah lama dikabarkan.
Sebelum semua itu terjadi PBSI mesti berani mengambil langkah berani. Dengan
pengalaman segudang, Debby bisa berbagi ilmu kepada para pemain muda. Begitu juga
Owi dan Butet.
Pertanyaan mengemuka, kepada siapa para pemain senior itu
berbagi? Apakah kepada generasi Alfian Eko Prasetya, Ronald Alexander dan Melati Daeva
Oktavianti? Bisa saja. Tetapi pengalaman Owi dan Gloria misalnya menjadi bukti
tak berjalannya proses bongkar pasang tersebut. Bila demikian mengapa harus
takut mencoba memadukan dengan generasi dibawahnya? Praveen dan Phita atau
Tontowi dan Fadia misalnya. Dengan national poin bisa langsung ke super series,
jika belum berani, setidaknya bisa mencoba di level Grand Prix Gold.
Entah mengapa generasi Melati cs sulit bersaing di level
super series. Tampaknya mereka butuh pasangan yang setidaknya pernah menjadi
juara super series. Mental mereka perlu digedor degan mentor yang senior.
Langkah berani
Potensi para pemain muda Indonesia tak jauh berbeda dengan
negara-negara lain. Bila dihitung bibit-bibit muda Indonesia tak kalah banyak
dari China sekalipun. Namun nasib para pemain muda di kedua negara itu
berbanding terbalik.
Sebagai contoh, saat Gregoria Mariska kandas di Malaysia
International Challenge, Gao Fangjie sukses ke perempat final China super
series premier. Gao hanya lebih tua setahun dari Gregoria. Bahkan Jorji, sapaan
Gregoria pernah mengalahkan Gao di semi final Kejuaraan Asia Junior 2016. Saat
itu Gao kalah 21-13 dan 10-21 dari Jorji dan harus puas dengan medali perunggu.
Sementara Jorji melangkah ke final sebelum kandas di tangan Chen Yufei.
Namun dalam rentang setahun prestasi Gao melesat. Pemain 19
tahun ini sudah langsung berbicara di level super series premier. Saat Jorji
masih bersaing di turnamen level bawah, Gao sudah bisa menumbangkan para ratu seperti
P.V Sindhu dan Carolina Marin. Sindhu yang menjadi juara bertahan dibungkam dua
game langsung di perempat final dengan skor 21-11 dan 21-10. Sementara Marin,
peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 mendapatkan nasib serupa Sindhu di semi
final, juga dalam dua game, 21-19 dan 21-19.
Gao Fangjie (kanan) gambar dari @Antoagustian |
Sayang Gao harus menyerahkan gelar juara kepada Akane
Yamaguchi yang mengalahkannya di final dengan skor 21-13, 21-15. Namun
prestasi Gao ini mengisyaratkan bahwa China telah mendapatkan penerus Li Xuerui, Wang Shixian dan Wang Yihan. Tidak hanya rupa yang
mirip, permainan Gao pun mengingatkan kita pada Li Xuerui.
Sejak He Bingjiao
menjuarai Prancis Super Series tahun lalu, tak ada tunggal putri China yang naik
podium tertinggi dalam 10 tur super series sepanjang tahun ini. China sedang
bekerja keras mengatasi paceklik ini. Namun Negeri Tirai Bambu itu tak perlu
menunggu terlalu lama untuk mengakhiri masa penantian itu. Bingjiao dan Gao
adalah dua dari sejumlah pemain muda China yang siap bersaing di papan atas
dalam usia yang masih belia.
Sementara Indonesia
masih terus menggantung harapan pada generasi Fitriani dan Hanna Ramadini lalu
Jorji untuk menjembatani jurang antargenerasi yang kini menganga lebar. Selain
terus mengasah mereka dari satu kompetisi ke kompetisi lain, berani mencemplungkan
mereka di turnamen level atas patut dipertimbangkan. Dalam hal ini lagi-lagi
kita masih harus belajar dari China. Tidak seperti kita, mereka memiliki cara
berbeda dalam “mengasuh” yang membuat pemain muda mereka bernasib jauh lebih
baik dari pada kita. Bukan soal talenta, tetapi soal keberanian untuk berubah.
N.B
Hasil final #ChinaSSP 2017:
Gambar dari @AntoAgustian |
Assalamualaikum wrb,
ReplyDeletesaya Rahman saputrah, niat saya hanya ingin berbagi kebaikan khusus kepada orang yang mengalami kesusahan,percaya tidak percaya semua kembali pada pembaca postingan saya, awalnya saya seorang pengusaha yang bisa dibilang sukses, tapi banyak yang tidak suka kalau saya sukses,dan akhirnya bisnis saya bangkrut dan saya sempat jadi Pengangguran kurang lebih 1tahun saya punya anak 3 dan masih kecil2,saya sempat putus asa dan tidak tau mau berbuat apa, tapi setiap saya melihat anak saya, Saya merasa kasian, dan kemarin tampa disengaja ada Teman saya memberi saran dia menyarangkan saya untuk menghubungi Mbah Jonoseuh, beliau memberikan bantuan Pesugihan, awalnya sih saya ragu tapi mau nggak mau saya beranikan diri mencoba bantuan dari Mbah Jonoseuh. Dan syukur Alhamdulillah dengan bantuan pesugihan beliau saya sekarang bisa sukses kembali, terimah kasih Mbah. berkat Mbah saya bisa sukses kembali,ini pengalaman pribadi saya khusus bagi teman2 yang sempat baca dan punya masalah silahkan hub Mbah Jonoseuh di nomor 082344445588 dan pasti beliau bisa meringankan semuah permasalahan yang anda hadapi untuk saat ini,
Jenis Bantuan (Mbah Jonoseuh)
1. PESUGIHAN PUTIH (TANPA TUMBAL) 2. TRANSFER JANIN
3. ANGKA TOGEL
4. PELET
5. SANTET
6. UANG GHAIB
7. PESUGIHAN TUYUL..
Adapun bagi yang minat
Minyak (GAHARU) asli indonesia. silakan telpon langsung Mbah Jonoseuh.
Dan terimah kasih kepada yang punya room ini karna saya sempat berbagi pengalaman dan mudah2han bisa membantu,
SEKEDAR INFO BOCORAN TOGEL
ReplyDeleteJIKA ANDA BUTUH A'NGKA GHOIB/JITU
SGP HK MALAYSIA ARAB SAUDI LAOS
2D_3D_4D-5D-6D-7D DI JAMIN 100% TEMBUS...
SAYA BUKTINYA SUDAH 5X JP
DAN SAYA SUDAH BENER2 YAKIN DENGAN AKI RORO
YANG TELAH MEMBERIKAN ANGKA RITUAL NYA
BAGI ANDA YANG SUKA MAIN TOGEL
& INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN GABUNG DENGAN AKI RORO
SILAHKAN HUB DI NO: ((_085-222-489-867_))
Sekian lama saya bermain togel baru kali ini saya
benar-benar merasakan yang namanya kemenangan 4D
dan alhamdulillah saya dpat Rp 250 juta dan semua ini
berkat bantuan angka dari AKI RORO
karena cuma Beliaulah yang memberikan angka
ritual yg di jamin 100% tembus awal saya
bergabung hanya memasang 100 ribu karna
saya ngak terlalu percaya ternyatah benar-benar
tembus dan kini saya ngak ragu-ragu lagi untuk memasang
angka nya,,,,buat anda yg butuh angka yang di jamin tembus
hubungi AKI RORO DI NO: ((_085-222-489-867_))
insya allah beliu akan siap menbatu kesusahan anda
''kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T dan terima kasih banyak kepada AKI RORO.Anda bisa juga dibantu melalui pesugihan.DANA GHAIB.
Apakah Anda sedang mencari pinjaman? Atau apakah Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan karena satu atau beberapa alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda di sini! Anthony Yuliana Lenders memberikan pinjaman kepada perusahaan dan perorangan dengan bunga rendah dan terjangkau sebesar 1%. Silakan hubungi kami melalui email hari ini melalui (anthony.yulianalenders@gmail.com) nomor whatsapp +13234026088
ReplyDeleteSaya memiliki skor kredit yang sangat rendah sehingga upaya saya untuk meminjam dari Bank ditolak. Saya bangkrut sampai-sampai saya tidak mampu makan tiga kali sehari dan juga saya benar-benar bangkrut karena nama saya identik dengan kemiskinan. saya berhutang baik dari teman-teman saya dan juga dari rentenir hidup saya di bawah ancaman saya harus melarikan diri dari rumah dan saya membawa anak-anak saya untuk bertemu ibu mertua saya karena sifat ancaman yang saya terima dari orang-orang yang meminjamkan saya uang Jadi saya harus mencari cara cepat dan mendesak untuk membayar kembali uang itu dan juga memulai bisnis baru usaha pertama saya sangat mengerikan karena saya ditipu sebesar Rp5.390.020.00 saya harus pindah juga dua minggu kemudian saya kehilangan Rp350.000,00 kepada pemberi pinjaman yang curang jadi saya turun secara finansial dan emosional karena ini adalah yang paling tidak saya harapkan sehingga seorang teman saya memberi tahu saya untuk menghubungi email ini: :( iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) bahwa saya harus meminta jumlah berapa pun berharap agar Bunda Iskandar selalu menjadi kembali untuk memberikan bantuan keuangan kepada siapa pun yang membutuhkan sehingga saya meminta untuk jumlah Rp850.000.000,00 dalam waktu 24 jam cerita saya berubah untuk selamanya saya membayar semua hutang saya dan saya juga memiliki cukup uang untuk membiayai sendiri bisnis semua terima kasih kepada teman saya yang memperkenalkan saya kepada ibu khususnya dan juga kepada Ibu Iskandar pada umumnya untuk mengubah rasa malu saya menjadi terkenal
ReplyDeleteAtas perkenan: ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY
Email: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
Nama Perusahaan ::::: ONE BILLION RISING FUND
ReplyDeleteGmail ::: onebillionrisingfund@gmail.com
Salam dari Perancis
Saya ingin menciptakan kesadaran bagi orang-orang saya di Indonesia tentang Perusahaan Pinjaman bahwa saya mendapat pinjaman dari untuk mengurus tagihan medis orang tua saya dan saya dapat membuka bisnis keluarga untuk mereka
ONE BILLION RISING FUND adalah perusahaan pinjaman yang datang untuk membantu saya selama krisis keuangan saya dan saya bisa mendapatkan pinjaman Euro15,000.00
Jadi saya pergi untuk memberi tahu sesama orang Indonesia bahwa jika mereka membutuhkan pinjaman asli dari perusahaan tepercaya, mereka harus menghubungi ONE BILLION RISING FUND karena mereka telah menyelesaikan keraguan saya dan sekarang saya tahu bahwa tidak semua pemberi pinjaman online baik tetapi perusahaan buruk. tidak akan membiarkan kita melihat pemberi pinjaman yang baikSaya telah mendengar dan bertemu banyak pemberi pinjaman palsu ketika saya berada di Indonesia dan mereka semua membuat hidup saya di Indonesia tidak layak karena rahmat Tuhan saya memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan ke Prancis dan sudah 5 tahun sejak saya di sini di Perancis di mana saya bertemu dengan satu-ke-satu agen ONE BILLION RISING FUND dan dia memperkenalkan memberi saya perusahaan gmail bahwa saya harus menghubungi perusahaan dan dia juga membantu saya mendapatkan pinjaman
Maksud saya adalah bahwa masih ada pemberi pinjaman online nyata tetapi jika Anda masih tidak yakin bagaimana cara mendapatkan pinjaman, saya akan mendorong Anda untuk menghubungi perusahaan ini dengan Gmail di atas dan saya memastikan bahwa Anda akan mendapatkan pinjaman dengan lancar dan mudah.
Bersenang-senang selalu dengan ONE BILLION RISING FUND online
Tetap Perpesona
Very nice bllog you have here
ReplyDelete