Duc in Altum
Ilustrasi Viexo.net |
Tulis menulis adalah
dunia yang telah kuakrabi sejak duduk di bangku Sekolah Menangah Atas.
Distimulus oleh lomba esai yang diselenggarakan salah satu penerbit mayor di
Pulau Jawa, membuat saya kemudian jatuh hati pada dunia ini. Bisa saja hasil
baik, menjadi salah satu jawara di ajang itu, meyakinkan saya bahwa inilah
dunia yang akan menerbangkan saya lebih tinggi.
Dan terbukti seiring
keseriusan dan ketekunan saya untuk menulis dan terus menulis, saya pun
mendapat hasil dari perjuangan itu. Hasil tidak akan menyangkal proses. Demikian
uangkapan umum yang menyata dalam sejarah kepenulisan saya.
Berbagai jenis
tulisan sudah saya coba, meski saya lebih serius saat menulis esai atau opini.
Di bangku perguruan tinggi gairah menulis meluap-luap. Ada wadah berupa
kelompok menulis sebagai ruang untuk belajar bersama, saling berbagi dan
berkompetisi, semakin mempertebal rasa percaya diri. Di sana ada diskusi
tentang topik-topik terhangat sekaligus membantu memetakan persoalan dan
mengambil angle tilikan. Ada ruang
koreksi dan apresiasi dari sesama anggota agar terus tumbuh dan berkembang
dalam kualitas. Ada juga momen saling berbagi pengalaman atau sharing dari para
“senior” dan penulis berpengalaman. Semua itu turut andil sebagai bekal
perjalanan saat saya mencari jalan sendiri.
Hingga kini dunua
kerja saya pun seputar tulis menulis. Secara teknis tentu tidak lagi menjadi
soal. Hanya saja saya terus menempatkan diri sebagai seorang pembelajar. Meniru
pernyataan salah satu filsuf abad pertengahan, “semakin saya tahu semakin saya
tidak tahu.” Prinsip ini memacu saya untuk tidak lekas berpuas diri, dan tidak
segera berkata cukup. Sejak dulu, sekarang dan akan datang, saya akan terus
merasa haus akan pengalaman, ilmu dan keterampilan baru.Ibaratnya meneguk air
laut, semakin diminum semakin merasa haus.
Menulis bukan hal
baru lagi. Tetapi menjadikan blogg sebagai ruang menulis adalah pengalaman yang
belum lama kutekuni. Meski esensinya sama, tetapi di ruang ini saya mendapatkan
banyak hal baru. Tidak hanya soal teknis, juga segala dinamika yang
menyertainya.
Di bandingkan para
blogger lainnya, saya bisa dikatakan pendatang baru. Proses belajar saya tentu
berkali lipat lebih keras agar bisa mengejar ketertinggalan itu. Meski begitu
tidak ada kata menyerah dan akhir dalam kamus perjuangan saya.
Dalam rangka itu
sepanjang tahun ini saya pun sudah menetapkan target yang harus dicapai. Ya,
seperti hidup, perlu ada titik tuju. Tujua adanya tujuan agar saya memiliki
alasan untuk menjadi lebih giat. Bukankah segala sesuatu harus ada tujuan agar
tidak menjadi peziarah tanpa arah?
Dalam kaitan dengan
dunia blogging beberapa hal yang sedang saya persiapkan untuk mencapai tujuan
tersebut antara lain. Pertama, belajar
memahami tentang seluk beluk dunia blog lebih jauh. Saya memberi tugas kepada
diri sendiri, tentu dijalani dengan senang hati, untuk mengetahui dunia
blogging itu melampaui menulis, posting dan berbagi.
Dalam rangka itu
perlu saya memahami bagaimana ekosistem blogger yang ada dan sedang berkembang.
Tidak hanya bertujuan agar saya tidak teralineasi, tetapi lebih dari itu agar
saya bisa ikut bersama dalam dinamika yang ada.
Selain itu hal
penting yang sedang saya kejar adalah melamar google adsense.Bila tulisan-tulisan
dan kerja kepenulisan saya bisa mendapat imbalan mengapa tidak? Meraup dollar
dari google bukan hal baru, apalagi tabu bagi seoarang blogger masa kini. Masa
saya hanya mau menjadi penonton saat blogger-blogger lain memanen hasil?
Kedua, dalam kaitan dengan itu, selain meningkatkan mutu tulisan agar semakin
banyak orang tertarik dan mendapat manfaat, saya juga perlu melengkapi tulisan
saya dengan gambar dan video yang menarik. Tidak cukup membahasakan segala
sesuatu dengan kata-kata belaja. Gambar kadang memiliki kekuatan berbicara
lebih kuat dan mengena, ketimbang diurai dalam kalimat panjang-lebar.
Untuk itu belajar
fotografi adalah penting. Begitu juga belajar videografi. Melihat para blogger
melengkapi diri dengan kamera memadai dan menampakkan hasilnya dalam postingan
di blog dan jejaring sosial, ingin hati ini berteriak iri. Tetapi saya yakin
segala sesuatu ada waktunya. Segala hal akan indah pada masanya asalkan terus
berusaha.
Berusaha ini menjadi
kata kunci yang harus saya pegang teguh. Lebih dari itu diejawantahkan dalam
aksi nyata. Berbicara saja tidak cukup, sama seperti membuat rencana mengular
panjang dan sangat rinci sekalipun bila tidak dieksekusi. Mengutip pesan Kitab
Suci, saatnya saya bertolak ke tempat yang lebih dalam. Duc in Altum. Semoga.
Comments
Post a Comment