"'The Minions" Vs Duo Raksasa Rusia, Duel Juara All England
Vladimir Ivanov dan Ivan Sozonov, juara All England 2016/bwfbadminton.com |
Seperti prediksi sebelumnya bila tak ada aral menghadang
akan ada pertemuan menarik di babak perempat final India Open Super Series.
Pertemuan yang dimaksud benar terjadi. Setelah menaklukkan lawan-lawannya di
babak kedua, Kamis (30/3) kemarin, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya
Sukamuljo pun berhadap-hadapan dengan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.
Perebutan satu tiket semi final di antara kedua pasangan ini
menarik. Marcus/Kevin merupakan unggulan empat, meski berperingkat satu dunia,
baru akan menjajal ketangguhan Ivanov/Sozonov dengan tubuh menjulang tinggi.
Pertemuan kedua pasangan ini tak ubahnya pertarungan antara “The Minions”
menghadapi duo raksasa.
Apakah perjumpaan itu tidak adil? Tentu, tidak. Ini bukan
arena tarung bebas yang direkayasa seperti di arena Coloseum. Keduanya
sama-sama berada dalam posisi setara. Tidak ada penilaian rasial apalagi
fisikal. Dua unsur yang masih juga dijadikan bahan dagelan sudah melebur. Yang
mengemuka adalah diktum: keadilan dalam pertandingan tidak semata-mata diukur
dari postur tubuh. Faktor lahiriah ini terlampaui oleh semangat kompetisi.
Keduanya dengan tahu dan mau bertarung. Dan pertarungan itu difasilitasi secara
baik, dan adil sehingga keduanya memiliki peluang sama besar.
Ah, bukan maksud saya berceramah tentang perbedaan yang
irelevan itu. Bukan bermaksud menonjolkan perbedaan, karena memang terlampau
jelas dilihat, namun hendak mengatakan bahwa pertarungan adil dalam situasi
tertentu yang memang tidak adil ini tidak menghalangi peluang menang bagi salah
satu pihak.
Ini pertemuan pertama mereka. Pasangan yang diantarai oleh
perbedaan tinggi badan yang cukup kentara namun memiliki kualitas yang hampir
setara. Ivanov bertinggi lebih dari 2
meter dan Sozonov yang lebih pendek sekitar 20 cm mengguncang dunia bukan
karena postur tubuh raksasa untuk ukuran orang Asia itu. Mereka telah
membuktikan kemampuan komplit sebagai pebulutangkis dengan menjuarai All
England 2016. Baru setahun kemudian giliran Marcus/Kevin mengambil podium
tertinggi yang pernah ditempati wakil Negeri Beruang Merah itu.
Secara prestasi hampir sama meski grafik performa
Marcus/Kevin lebih meyakinkan. Sebelum juara All England 2017 keduanya lebih
dulu meyakinkan publik dengan empat gelar di tahun 2016. Kini keduanya berjarak
11 tangga di daftar peringkat dunia.
Marcus/Kevin yang bertinggi badan 167 cm dan 170 cm berada
di puncak rangking dunia. Pertemuan antara pasangan liliput dan raksasa ini
meleburkan segala cemas tentang perbedaan fisis sekaligus menjadi tontonan
bagaimana dua pasangan berbeda postur itu beradu.
Marcus/Kevin jelas mengatasi keterbatasan fisik itu melalui
permainan cepat dan taktis. Kelenturan menjadi nilai lebih yang memungkinkan
keduanya bebas bergerak baik secara horizontal maupun fertikal. Pukulan-pukulan
tak terduga Kevin berpadu smes-smes keras Marcus adalah beberapa senjata
konkret yang mereka miliki. Rotasi melalui koordinasi yang baik untuk berbagi
peran dan mengambil momentum jelas dituntut.
Di pihak sebaliknya, wakil Eropa itu juga tidak tinggal diam.
Keunggulan postur tubuh jelas membuat keduanya mendapat kemudahan dalam
melancarkan smes dan menguasai medan. Rentangan tangan dan langkah kaki yang
panjang membuat keduanya tidak harus bekerja lebih keras dan cepat
Namun mengandalkan tinggi badan dan rentangan tangan semata
jelas tidak cukup. Ivanov/Sozonov tahu itu. Ivanov tentu akan memaksimalkan kemampuannya
dalam menyerang. Lee Yong Dae, mantan ganda nomor satu dunia memiliki kesaksian
tersendiri saat berpasangan dengan Ivanov dalam kejuaraan beregu di tanah air.
Mantan tandem Yoo Yeon-seong itu mengakui Ivanov memiliki keahlian menyerang
yang handal.
Keahlian Ivanov juga pengalaman yang cukup di
turnamen-turnamen internasional dan kompetisi tingkat klub di beberapa negara
mengimbangi Sozonov yang mampu bertahan dengan baik. Ivanov, 29 tahun dan
Sozonov, adalah pasangan yang patut disegani. Bodin Isara/Nipitphon
Phuangphuapet dari Thailand dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi sudah merasakan ketangguhan
Ivanov/Sozonov di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi.
Namun bedanya pasangan Rusia itu melewati dua pertarungan
sebelumnya dengan tiga game. Sementara Marcus/Kevin hanya butuh dua set untuk
menyisihkan Cheng Hung Ling/Chi-Lin Wang (Taiwan) di babak pertama dan wakil
Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko di babak kedua.
Dari dua pertandingan itu Marcus/Kevin paling lama bermain
dengan Takuto/Yuki yakni 31 menit, lebih lama empat menit dari pertandingan
pertama. Skor akhir pun tidak berbeda jauh. Marcus/Kevin menang 21-17 dan 21-17
di pertandingan pembuka dan melibas wakil Negeri Matahari Terbit dengan 21-16
dan 21-18.
Angga/Ricky Membaik
Pasangan ganda putra lainnya Angga Pratama/Ricky Karanda
Suwardi juga mengikuti Marcus/Kevin ke delapan besar. Performa pasangan yang
lebih dulu diorbitkan ketimbang Marcus/Kevin itu terlihat semakin baik.
Di babak kedua unggulan enam itu memupuskan harapan wakil
Denmark Mathias Christiansen/David
Daugaard. Meski begitu Angga/Ricky harus bermain rubber game dengan skor akhir
21-14, 17-21, 21-18. Memang tidak mudah menghadapi wakil Denmark ketimbang di
laga pertama saat menang straight set 21-14 dan 21-17 atas pasangan Rusia,
Evgenij Dremin dan Denis Graechev.
Di babak delapan besar hari ini mereka bertemu untuk ketiga
kalinya dengan pasangan Taiwan Lee Jhe Huei/Lee Yang. Angga/Ricky boleh saja
diunggulkan di laga ini karena masuk daftar unggulan dan berperingkat dunia
lebih baik-meski hanya berbeda dua strip-dan selalu menang di dua pertemuan
sebelumnya. Namun wakil Taiwan itu patut diwaspadai karena baru saja
membuktikan ketangguhannya di babak sebelumnya dengan menumbangkan unggulan
tiga dari Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-18, 21-18.
Hasil tersebut membuat Angga/Ricky tidak bisa lengah apalagi
menganggap enteng lawan. Lee/Lee pasti akan melanjutkan kejutannya yang bisa
berakibat gagalnya Angga/Ricky mengulangi pencapaian tahun lalu: menginjak partai
final, apalagi menjadi juara.
Selain dua pasangan ganda putra, Indonesia masih
memiliki satu harapan lagi dari nomor tunggal putra. Pemain senior Tommy Sugiarto menumbangkan
wakil China Huang Yuxiang melalui pertarungan ketat tiga set, 21-11, 11-21,
21-15.
Pasangan ganda campuran Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle
Widjaja ditundukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dengan skor 11-21,
19-21. Unggulan enam asal Hong Kong NG Ka Long Angus menjadi lawan Tommy hari
ini. Dari daftar unggulan dan peringkat dunia Tommy inferior. Namun Tommy yang
berperingkat 16 dunia memiliki rekor sempurna dalam empat pertemuan sebelumnya
menghadapi pemain berperingkat 10 dunia itu. Tommy selalu menang dan kemenangan
terakhir diukir di Piala Thomas 2016 dengan skor 21-11 19-21
15-21.
Kita menaruh harapan pada tiga wakil ini
dari enam wakil yang lolos ke babak kedua. Langkah tunggal putri, Lyanny
Alessandra Mainaky terheti di tangan
unggulan empat dari Jepang, Akane Yamaguchi. Pemain masa depan Indonesia itu kalah dua game
langsung 16-21 13-21.
Nasib serupa dialami pula pasangan ganda putri, Cynthia
Shara Ayunidha/Debora Rumate dan ganda campuran
Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja. Cynthia/Debora tak berkutik di hawapan
unggulan pertama asal Korea Selatan, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan, 21-13 21-5.
Sementara Edi/Gloria harus mengakui
keunggulan pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 asal Malaysia, Chan
Peng Shoon/Goh Liu Ying dengan skor 21-11 dn 21-19.
N.B
Babak perempat final #IndiaSS
akan dimulai pukul 15.30 WIB live di Fox Sports dengan jadwal lengkap sebagai
berikut:
tournamentsoftware.com |
Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana, 31 Maret 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/the-minions-vs-raksasa-rusia-duel-juara-all-england_58ddc1992e7a6192645289af
ReplyDeleteindex:obathammer.id
index:obatkuatcialis.id
index:jualmaxman.com
index:obathammerofthor.id