Menanti Merah Putih Berkibar Lagi di All England 2017
Praveen Jordan/Debby Susanto juara All England 2016/Kompas.com |
Saat ini sedang berlangsung turnamen German Open. Namun
fokus para pemain dan pencinta bulu tangkis dunia sudah mulai diarahkan pada
turnamen akbar yang akan dihelat pada pekan depan, 7-12 Maret di Barclaycard
Arena, Birmingham, Inggris. German Open yang berlevel grand prix gold itu tak
lebih dari pemanasan jelang perhelatan turnamen bulu tangkis tertua di dunia,
All England 2017.
Turnamen prestisus berlevel Super Series Premier itu menjadi
incaran setiap pebulutangkis. Tak terkecuali para pemain Indonesia. Setidaknya
38 pemain Indonesis telah didaftarkan untuk kejuaraan yang memperebutkan total
hadiah 600 ribu dolar AS atau setara Rp8 miliar. Tahun lalu Indonesia berhasil
membawa pulang satu gelar dari nomor ganda campuran melalui pasangan Praveen
Jordan dan Debby Susanto.
Tantangan besar mengemuka di edisi kali ini. Apakah prestasi
tersebut berhasil dipertahankan, atau bahkan dilampaui? Dari 38 wakil itu,
Indonesia masih menaruh harapan pada dua nomor yakni ganda putra dan ganda
campuran.
Masing-masing dua wakil menempati daftar unggulan di dua
nomor tersebut. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (5) dan Angga
Pratama/Ricky Karanda Suwardi (7) di nomor ganda putra. Sementara itu Tontowi
Ahmad/Liliyana Natsir (2) menemani Praveen/Debby (4) untuk merebut kembali
mahkota yang pernah dikenakan selama tiga tahun secara beruntun, sejak 2012
hingga 2014 itu.
Turnamen dengan level di belakang Olimpiade dan Kejuaraan
Dunia ini akan akan menjadi turnamen pertama bagi Liliyana di tahun ini. Liliyana
sengaja diistirahatkan agar tetap tampil prima di turnamen-turnamen besar.
Sedangkan Owi, sapaan Tontowi sudah tampil sekali sepanjang tahun ini, yakni di
ajang Malaysia Masters Grand Prix Gold pada Januari.
Owi/Butet, sapaan kedua pasangan itu, akan mengawali
kiprahnya dengan menghadapi pemenang
dari babak kualifikasi. Sementara Praveen/Debby ditantang Yuta Watanabe/Arisa
Higashino dari Jepang.
Tidak hanya kedua pasangan itu, di sektor ini, Indonesia
juga menyertakan tiga pasangan lain yakni Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia, Alfian
Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.
Dibanding dua pasangan andalan, tantangan ketiga pasangan ini lebih berat di
pertandingan pertama. Hafiz/Shela akan menghadapi Zhang Nan/Li Yinhui dari
Tiongkok; Alfian/Annisa juga menghadapi wakil dari Negeri Tirai Bambu, Lu
Kai/Huang Yaqiong; dan Ronald/Melati ditunggu pasangan kawakan Denmark yang
diunggulan di tempat ketiga, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Kepala pelatih ganda campuran utama Pelatnas PBSI, Richard
Mainaky mematok target juara kepada anak-anak asuhnya. Meski turnamen tersebut
bukan satu-satunya sasaran di tahun ini. “Tentu saja target kami mempertahankan
gelar juara All England meski saya punya target lain untuk ganda campuran pada
tahun ini, yaitu juara Indonesia Terbuka dan Kejuaraan Dunia,” bebernya seperti
dilansir Kompas, (1/3/2017, hal.29).
Target tinggi pun mengemuka di sektor ganda campuran.
Indonesia punya sejarah bagus di sektor ini, setidaknya menjadi juara pada
2014. Saat itu Mohammad Ahsan yang berpasangan dengan Hendra Setiawan menginjak
podium juara setelah menghempaskan wakil Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi
Hayakawadua game langsung, 21-19 dan 21-19.
Namun pada edisi kali ini kedua pasangan itu berbeda
pasangan. Ahsan bertandem dengan pemain muda Rian Agung Saputro, sementara
Hendra berpasangan dengan pemain senior Malaysia, Tan Boon Heong. Menariknya di
laga pertama, Hendra/Tan akan menantang Kevin/Marcus.
Selain Ahsan/Rian, dan Kevin/Marcus, Indonesia juga menaruh
harapan pada Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Rian Agung
Saputro. Peluang para pemain muda ganda putra tentu berat sejak laga pertama.
Fajar/Rian Ardianto akan menghadapi pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen yang
menempati unggulan enam, dan Ahsan/Rian berjumpa Him Law Cheuk/Reginald Lee
Chung Hei asal Hong Kong di laga pertama.
Di balik tantangan besar itu terbersit harapan agar mereka
bisa tampil maksimal. Mereka diharapkan memberikan perlawanan meski lawan yang
dihadapi lebih diunggulan sebagaimana disampaikan pelatih ganda putra utama,
Herry Imam Pierngadi.
“Sebenarnya memaksa lawan bermain tiga gim sudah bagus untuk
Fajar/Rian. Mudah-mudahan, mereka bisa meraih hasil lebih dari itu,”tandas pria
yang karib disapa Herry IP itu.
Pengalaman pemain
muda
Harapan serupa, yakni optimalisasi kesempatan juga
dilambungkan untuk sektor-sektor lain yang sebagian besar diisi para pemain
muda. Di samping Sony Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto, di nomor tunggal putra
pasukan Garuda bertumpu pada trio masa depan, Jonatan Christie, Ihsan Maulana
Mustofa dan dan Anthony Sinisuka Ginting.
Sony dan Tommy yang langsung tampil di babak utama
menghadapi lawan berat di laga pertama. Tommy harus berjibaku menghadapi
unggulan tujuh dari Tiongkok Tian Houwei, sementara Sony menantang Son Wan Ho,
unggulan empat dari Korea Selatan.
Selain Sony dan Tommy, Jonatan juga langsung tampil di babak
utama. Tantangan pemain kelahiran Jakarta 19 tahun silam tak kalah berat. Tak
tanggung-tanggung Jojo, demikian ia disapa, akan berperang melawan pemain muda
dari Denmark yang menjadi unggulan tiga, Viktor Axelsen.
Anthony dan Ihsan akan memulai kiprahnya di turnamen ini
dari babak kualifikasi. Anthony berjumpa Sourabh Verma asal India dan Kenta Nishimoto
dari Jepang menjadi batu ujian pertama bagi Ihsan.
Di nomor tunggal putri Indonesia harus rela kehilangan satu
pemain muda, Hanna Ramadini. Pemain 22 tahun dari Tasikmalaya ini tampil luar
biasa di turnamen beregu Djarum Superliga 2017. Absennya Hanna di turnamen ini
menyisahkan Dynar Dyah Ayustine, Fitriani dan Lyanny Alessandra Mainaky sebagai
harapan.
Hanna Ramadini absen di All England 2017/Juara.net |
Fitriani akan bertemu unggulan tiga dari Korea Selatan, Sung
Ji Hyun. Dinar menanti pemenang dari babak kualifikasi. Satu dari tiga pemain
ini akan menjadi lawan Dinar di babak pertama yakni Mariya Mitsova (Bulgaria),
Chloe Birch (Inggris), Luise Heim (Jerman), dan Natalia Koch Rohde (Denmark).
Sementara Lyanny akan memulai kiprahnya dari babak
kualifikasi menghadapi Nadia Fankhauser dari Swiss.
Peluang Indonesia mendapatkan gelar dari nomor ganda putri
menjadi berat dengan “perceraian” sementara Greysia Polii dan Nitya Krishinda
Maheswari. Saat ini Nitya sedang dalam masa penyembuhan cedera.
Tanpa sang
tandam, Greysia beberapa kali harus bertukar pasangan untuk mendapatkan formasi
ideal.
Di turnamen Thailand Masters, 7-12 Februari lalu, Greysia
berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari. Di All England, dan juga sementara
berlangsung di Jerman Open, pemain 29 tahun itu bertandem dengan Rizky Amelia Pradipta.
Sementara Rosyita sudah mulai menjajal pasangan barunya, Della Destiara Harris
sejak di Jerman hingga di Inggris nanti.
Dua pasangan lainnya juga menemani Greysia/Rizky dan
Rosyita/Della yakni Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu dan Ni Ketut Mahadewi
Istirani/Tiara Rosalia Nuraidah, semuanya langsung berkiprah di babak utama.
Ni/Tiara ditantang Julie Finne-Ipsen/Rikke Soby (Denmark); Greysia/Rizky
bertemu Maiken Fruergaard/Sara Thygesen (Denmark); Anggia/Apriani ditantang
Anastasia Chervyakova/Olga Morozova (Rusia); dan Della/Rosyita bertemu unggulan
pertama Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) di babak pertama.
Patut diakui tanpa Greysia/Nitya peluang sektor ini untuk
berbicara banyak cukup sulit. Para raksasa dari Korea Selatan, Denmark dan Tiongkok
masih terlalu tangguh untuk ditumbangkan. Selain Misaki/Ayaka ada duo Korea
Selatan Jung Kyun Eun/Shin Seung Chan (3) dan Chang Ye Na/Lee Son Hee (4);
Kamilla Rytter Juhl/ Christinna Pedersen (2) dari Denmark serta pemain muda Tiongkok Chen qingchen/Jia
Yifan yang melengkapi lima besar unggulan.
N.B
Daftar pemain dan lawan wakil Indonesia di laga pertama All England
2017:Tunggal putra
Kualifikasi
Anthony Sinisuka Ginting vs Sourabh Verma (India)
Ihsan Maulana Mustofa vs Kenta Nishimoto
Babak utama
Tian Houwei (China) vs Tommy Sugiarto
Son Wan Ho (Korea) vs Sony Dwi Kuncoro
Jonatan Christie vs Viktor Axelsen (Denmark)
Tunggal putri
Kualifikasi
Lyanny Alessandra Mainaky vs Nadia Fankhauser (swiss)
Babak utama
Dinar Dyah Ayustine vs pemenang babak kualifikasi
Sung Ji Hyun (Korea) vs Fitriani
Ganda putra
Li Junhui/Liu Yuchen (China) vs Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Marcus Ellis/Chris Langridge (Inggris)
Hendra Setiawan/Tan Boon Heong (Indonesia/Malaysia) vs Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo
Him Law Cheuk/Reginald Lee Chun Hei (Hong Kong) vs Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro
Ganda putri
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) vs Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari
Anastasia Chervyakova/Olga Morozova (Rusia) vs Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu
Maiken Fruergaard/Sara Thygesen (Denmark) vs Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta
Julie Finne-Ipsen/Rikke Soby (Denmark) vs Ni Ketut Mahadewi Istirani/Tiara Rosalia Nuraidah
Ganda campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs pemenang babak kualifikasi
Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia vs Zhang Nan/Li Yinhui (China)
Praveen Jordan/Debby Susanto vs Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang)
Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika vs Lu Kai/Huang Yaqiong (China)
Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti vs Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana 2 Maret 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/menanti-merah-putih-berkibar-lagi-di-all-england-2017_58b78461147f615005e7ed73
Comments
Post a Comment