Menakar Peluang Indonesia di India Open Super Series 2017
Marcus/Kevin dan Angga/Ricky di podium juara India Open Super Series 2016/badmintonindonesia.org |
Sejak Selasa, 28 Maret besok hingga 2 April mendatang, Siri
Fort Indoor Stadium, New Delhi, India akan menjadi panggung persaingan para
pebulutangkis dunia. Sebagai turnamen level tiga di belakang Olimpiade dan
Kejuaraan Dunia serta Super Series Premier/Finals, pesona India Open Super
Series tak kalah memikat. Sebagian besar pebulutangkis elite dipastikan hadir
untuk berburu total hadiah 325.000 USD atau setara Rp 4,3 miliar plus 9.200
poin bagi masing-masing juara.
Hadirnya para pebulutangkis top jelas menjadi tantangan
tersendiri bagi wakil Indonesia. Setidaknya ada sembilan wakil dari Pelatnas
PBSI dengan pengecualian pada tunggal putra, tunggal putri dan ganda putri yang
diwakili para pemain non-pelatnas. Dari daftar tersebut hanya sektor ganda
putra yang menempatkan dua wakil dalam daftar unggulan. Keduanya adalah
MarcusFernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di urutan keempat dan Angga
Pratama/Ricky Karanda Suwardi dua strip di belakang juara All England 2017 itu.
Marcus/Kevin dan Angga/Ricky membuncahkan harapan Indonesia
bisa membawa pulang gelar seperti tahun lalu. Marcus/Kevin adalah juara
bertahan setelah terjadi “all Indonesian final” dengan menumbangkan Angga/Ricky
di final.
Namun situasi edisi kali ini tentu berbeda. Goh V Shem/Tan
We Kiong asal Malaysia tentu ingin merebut kembali takhta peringat dunia yang
digusur Marcus/Kevin belum lama ini. Selain Goh/Tan yang ditempatkan sebagai
unggulan teratas, pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (2), duo Denmark,
Mathias Boe Carsten Mogensen (3) dan Mads Conrad –Petersen/Mads Pieler Kolding
(7), wakil China Li Junhui/LiuYuchen (3) serta juara All England 2016 dari
Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (8) adalah juga lawan-lawan potensial yang
bisa menjegal wakil Merah Putih.
Persaingan yang bakal sengit menuntut kerja keras
Marcus/Kevin dan Angga/Ricky. “The Minions” harus bisa mempertahankan performa
seperti saat menjadi juara All England. Tantangan menghadapi lawan berat di
antaranya dengan keunggulan postur tubuh pasti terjadi. Bila tidak terbendung, Marcus/Kevin berpeluang
bertemu pasangan raksasa dari Rusia di delapan besar.
Marcus/Kevin berpeluang bertemu "raksasa" dari Rusia di perempat final/tournamentsoftware.com |
Angga/Ricky harus bekerja ekstra. Pertama-tama dan paling
utama adalah memperbaiki penampilan yang terus menunjukkan grafik menurun.
Sebelum Marcus/Kevin dikenal luas, keduanya lebih dulu digadang-gadang sebagai
penerus Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun harapan itu bertepuk sebelah
tangan seiring menurunnya penampilan Angga/Ricky yang kini telah ditelikung Marcus/Kevin
di peringkat dunia. Memang tidak mudah merengkuh puncak performa sebagaimana
telah ditunjukkan selama berbulan-bulan. Semoga India Open bisa menjadi titik
balik sekaligus jalan pulang ke jalur positif.
Selain berharap pada kedua pasangan ini, Indonesia juga
diwakili oleh empat pasang lainnya yakni Berry Angriawan/Hardianto, Androw
Yunanto/Hendra Tandjaya, Altof Barriq/Reinard Dhanriano serta pemain senior, Hendra Setiawan yang sedang menempuh
karir profesional dengan Tan Boon Heong dari Malaysia.
Wakil di sektor lain tak sebanyak ganda putra. Di ganda
putri Indonesia malah hanya menaruh harapan pada pasangan muda Cynthia Shara
Ayunidha/Debora Rumante Verehnica. Tentu bukan harapan muluk kepada Cynthia dan
Debora mengingat di sektor ini mereka harus berhadapan dengan para raksasa.
Di daftar unggulan berturut-turut dari posisi teratas hingga
ke delapan ada Jung Kyun Eun/Shin Seung Chan dan Chang Ye Na/Lee So Hee dari
Korea Selatan, Naoko Fukuman/urumi Yonao asal Jepang, duo Thailand Puttita
Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda
Prajongjai, dan Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva dari Bulgaria. Selanjutnya ada
Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto asal Jepang serta Maiken Fruergaard/Sara Thygesen
dari Denmark.
Absennya juara bertahan sekaligus pasangan nomor satu dunia
asal Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi serta “perceraian” sementara
Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari yang merupakan finalis tahun lalu
membuka pintu lebar-lebar bagi munculnya juara baru. Persaingan antara para
pemain Korea Selatan dan Thailand sepertinya akan mengemuka di sektor ini.
Di nomor ganda campuran tidak ada Tontowi Ahmad dan Liliyana
Natsir, pemilik tiga gelar yang diraih secara beruntun sejak 2011 hingga 2013.
Begitu juga Praveen Jordan/Debby Susanto. Setelah All England kemarin dua
pasangan andalan ini rupanya sedang bersiap diri secara serius untuk menghadapi
turnamen super series premier kedua yang akan berlangsung pekan berikutnya di
Malaysia.
Sebagai gantinya harapan disematkan kepada tiga utusan yakni
Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia dan Hendra
Tandjaya/Cynthia Shara Ayunidha. Edi/Gloria diharapkan mampu tampil maksimal
meski dalam beberapa bulan terakhir kerap berganti pasangan. Terakhir Gloria menjadi
tandem Tontowi.
China tampaknya tak ingin melepas gelar di nomor ini. Dua
pasang dikirim ke India yakni juara bertahan Lu Kai/Hung Yaqion yang menempati
unggulan kedua di belakang Zheng Siwei dan Chen Qingchen. Meski begitu pasangan
kawakan Inggris yang dijagokan di tempat ketiga patut diwaspadai, Chris Adcock
dan Gabrielle Adcock.
Selai itu ada wakil Malaysia yang sedang menanjak Chan
Peng Soon /Goh Liu Ying (4), serta dua wakil Thailand, Dechapol
Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (5) serta semifinalis tahun lalu yang
dijagokan di tempat kedelapan,Bodin Issara/Savitree Amitrapai.
Minus Lin Dan dan Lee
Chong Wei
Persaingan di nomor tunggal putra sedikit berkurang dengan
absennya pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei serta musuh bebuyutannya Lin Dan. Pemain senior dari Malaysia dan China itu
kompak mundur dengan alasan yang sama. Mereka ingin bersiap diri secara baik
untuk Malaysia Open Super Series Premier.
Seperti dilansir harian Malaysia, The Star, menurut perwakilan pihak Malaysia, Tey Seu Bock,
persaingan antara dua pemain senior yang masih haus gelar itu akan memberi
warna tersendiri di Kuching, tempat berlangsungnya event super series premier
itu.
“Kehadiran Lin Dan
dan Chong Wei akan membuat kompetisi tunggal putra lebih menarik di Kuching.”
Absennya Chong Wei membuat dua unggulan teratas dikuasai
para pemain Denmark. Jan O Jorgensen (ternyata dikabarkan absen) dan juniornya, Viktor Axelsen. Pemain yang
disebutkan terakhir itu datang dengan motivasi berlipat. Axelsen ingin menebus
kegagalan di final tahun lalu dari sang juara asal Jepang, Kento Momota.
Begitu juga wakil Korea Selatan, Son Wan Ho. Son ingin
memperbaiki pencapaian tahun lalu, termasuk balas dendam atas kekalahan dari
Axelsen di semi final. Bila keduanya bertemu lagi akan menjadi duel menarik
antara unggulan tiga dan empat. Tak ada Lin Dan dan Chen Long, China menaruh harapan pada Tian Houwei yang
diunggulkan di tempat kelima di depan Ng Ka Long Angus dari Hong Kong, Chou
Tien Chen asal Taiwan dan Marc Zwiebler dari Jerman.
Bagaimana wakil Indonesia? Indonesia tidak mengirim satu pun
pemain muda. Harapan Indonesia bertumpu pada wakil semata wayang yakni pemain
senior Tommy Sugiarto setelah pemain non pelatnas lainnya, Sony Dwi Kuncoro
menarik diri. Tommy akan menghadapi para pemain muda yang sedang on fire. Namun tantangan pertama yang
harus dilewati adalah dirinya sendiri. Kembali mendapatkan performa terbaik
yang mulai hilang seiring memudarnya konsistensi permainannya.
Berbeda dengan
tunggal putra, di tunggal putri Indonesia justru memberi tempat kepada para
pemain masa depan. Debora Rumante Verehnica dan Lyanny Alessandra Mainaky. Bisa
lolos dari babak-babak awal sudah menjadi prestasi tersendiri bagi kedua pemain
muda ini.
Harapan terbaik adalah tampil maksimal sambil menimba
pelajaran dari para pemain unggulan. Ratchanok Intanon tentu datang dengan
hasrat mempertahankan gelar yang direbut tahun lalu dari pemain China yang sedang dalam masa pemulihan, Li Xuerui. Sebagai gantinya ratu bulu tangkis Thailand itu
akan mendapatkan perlawanan dari unggulan pertama asal Spanyol, Carolina Marin.
Meski tanpa pemain terbaik dunia asal Taiwan, Tai Tzu-ying,
pertempuran tetap berjalan sengit. Ratchanok, Marin, ditambah wakil tuan rumah
Pusarla V.Sindhu, duo pemain muda Jepang Akane Yamaguchi dan Nozomi Okuhara,
serta rekan senegara Intanon, Busanan Ongbamrungphan, sudah lebih dari cukup
menghadirkan tontonan memikat.
Siapa saja jagoan Anda yang akan membawa pulang gelar tahun
ini? Siapa pun itu, harapan kita bersama adalah Merah Putih tetap berkibar di
Asia Selatan nanti.
Selamat berjuang!
N.B
Daftar pemain
Indonesia di India Open 2017:
Tunggal putri
Debora Rumante Verehnica
Lyanny Alessandra Mainaky
Debora Rumante Verehnica
Lyanny Alessandra Mainaky
Tunggal Putra
Tommy Sugiarto
Tommy Sugiarto
Ganda Putri
Cynthia Shara Ayunidha/Debora Rumante Verehnica
Cynthia Shara Ayunidha/Debora Rumante Verehnica
Ganda Putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
Berry Angriawan/Hardianto
Hendra Setiawan/Tan Boon Heong
Androw Yunanto/Hendra Tandjaya
Altof Barriq/Reinard Dhanriano
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
Berry Angriawan/Hardianto
Hendra Setiawan/Tan Boon Heong
Androw Yunanto/Hendra Tandjaya
Altof Barriq/Reinard Dhanriano
Ganda Campuran
Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja
Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia
Hendra Tandjaya/Cynthia Shara Ayunidha
Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja
Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia
Hendra Tandjaya/Cynthia Shara Ayunidha
Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana, 27 Maret 2017. http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/menakar-peluang-indonesia-di-india-open-super-series-2017_58d9007bc923bd662aee9e29
Comments
Post a Comment