Alam Sutera, Hunian Berwawasan Lingkungan dengan Serba Keunggulan
Lilia Sukotjo (tengah) saat acara bersama para Kompasianaer/dokpri |
Celana jeans biru berpadu baju putih berlengan panjang
digulung sebatas siku yang dikancing hingga ujung leher sama sekali tak
menghalangi keluwesannya bergerak. Senyum senantiasa mengembang, tak segan
memperlihatkan deretan gigi putih. Kesan ramah dan pembawaan yang bersahaja
langsung terasa.
Setiap kalimat yang keluar sangat tertata seperti telah
dipersiapkan dengan baik. Apalagi ketika mulai menyinggung Alam Sutera, satu
per satu digerai secara jelas dengan kalimat terpilih. Lilia Sukotjo fasih
berbicara tentang dunia hidup dan medan pengabdian sehari-hari yang dibangun dengan
penuh perencanaan, sematang penampilannya pagi itu.
Wanita berambut pendek yang sehari-hari menjabat Marketing
Director Alam Sutra itu fasih berbagi cerita tentang apa, mengapa dan bagaimana
PT Alam Sutera Realty TBK itu menghadirkan kawasan seluas 800 hektar yang menghampar di antara dua
wilayah administratif setingkat kabupaten, Kabupaten Tangerang di sisi utara
dan Kota Tangerang Selatan di bagian selatan.
Dengan bentangan
utara-selatan sepanjang 5 km dan timur-barat sepanjang 2,2 km, Alam Sutera menjadi
wilayah strategis dengan serba keunggulan, tempat diam yang berdekatan dengan
area komersial yang diimpikan banyak orang, kawasan yang dicari siapa saja
terlebih yang sudah merasakan Jakarta yang semakin tak nyaman dan tidak
“sehat.”
Minggu pagi, 12 Februari 2017. Udara pagi yang belum lama
berpisah dengan butir hujan, giliran mencumbu kami peserta “Kompasiana Visit
Alam Sutera”. Setelah diterima dengan ramah oleh Ibu Lilia, ditemani tim dari
berbagai divisi kami berkesempatan menyusuri sejumlah sisi kawasan, melihat
dari dekat kemewahan Alam Sutera dan turut merasakan sensasi menjadi penghuni
sementara kawasan idaman itu.
Berwawasan lingkungan
Memasuki kawasan ini kita tidak hanya mendapati perbedaan
terotori antara wilayah selatan yang lebih dulu berdiri dan area utara yang
sedang dalam proses pembangunan. Hamparan luas itu terlihat sangat tertata rapi
dengan zonasi pemanfaatan yang jelas.
Bermula dari tahun 1993, pembangunan Alam Sutera melewati
proses panjang. Mengambil analagoi Platonik tentang jiwa-badan, Lilia
mengatakan Alam Sutera tidak dibangun tanpa perhitungan. Tidak hanya sekadar
menciptakan produk (tubuh) tanpa program (jiwa).
Semua itu diawali dengan petualang keliling dunia, bertemu
sekitar 17 konsultan terbaik,untuk mendapatkan rencana induk atau master plan pembangunan sebuah kota atau
bagian kota. Menurut Lilia, “Konsep tersebut tidak hanya memperhatikan harga
tanah, tetapi juga value. Bagaimana
tempat tersebut mempunyai makna atau nilai di mata pemakai.”
Berkesempatan berguru pada ahli master plan sekaligus salah satu dosennya di program strata dua,
Lilia kemudian mendapatkan rancanan master
plan dengan pendekatan ecology
planning method. Bekerja sama dengan konsultan master plan ternama asal Amerika Serikat, The SWA (Sasaki Waler
& Associate), Alam Sutera kemudian dibangun dengan pendekatan berwawasan
lingkungan.
Pendekatan ini menyata dalam pembagian zona antara area
residensial atau tempat tinggal dengan sistem klaster, komersial, dan fasilitas
umum yang ditata dengan penuh perhitungan baik dari sisi ekologi, topografi,
hidrologi, geologi, vegetasi dan sebagainya. Semua aspek tersebut benar-benar
diperhitungkan baik dalam proses pembangunan oleh pihak pertama dalam hal ini
Alam Sutera maupun oleh pihak kedua dan ketiga yang memanfaatkan kawasan
tersebut.
Suteraloop, bus mini dengan desain unik yang menjadi moda
transportasi umum di Alam Sutera mengantar kami menjelajahi Alam
Sutera.Petualangan bertitik start dari depan Mall Alam Sutera yang berdiri
sejak 12 Desember 2012. Di pusat perbelanjaan raksasa itu hadir ratusan penyewa
besar atau tenant seperti jaringan
toko serba ada, Sogo, jaringan toko buku Gramedia dan masih banyak lagi.
Terhitung ada sekitar 200 tenant saat
ini hadir di Alam Sutera.
Tak jauh dari situ di
sisi kiri berdiri bangungan berbentuk persegi panjang dengan tulisan besar
IKEA. Berlokasi di Jl. Jalur Sutera Boulevard jaringan toko
furnitur Skandinavia itu menancapkan diri pertama kali di Indonesia sejak
Oktober empat tahun lalu. Di wilayah sekitar itu berdiri berbagai bangunan
komersial, baik yang sudah jadi maupun yang sedang dalam proses. Beberapa yang
sedang dalam proses seperti Universitas Bunda Mulia dan kantor pusat Alfa Mart.
Melewati jalanan lebar tak terasa kami sampai di kawasan
perumahan. Residensial yang merupakan bisnis utama benar-benar diperhatikan.
Perubahan tren hunian terus diikuti sehingga terlihat perbedaan antara hunian
di kawasan selatan dan utara.
Alam Sutera memiliki Downtown Lake sebagai salah satu area
terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk berolahraga dan bersantai bersama
keluarga/facebook Alam Sutera
|
Beberapa klaster yang hadir kemudian di utara dibangun dekat
dengan area komersial. Selain itu mengambil konsep super klaster yang terdiri
dari banyak klaster yang lebih kecil seperti Sutera Sitara yang memiliki lima
klaster kecil bernama Sutera Sitara Leora, Orlanda, Jingga, Pelangi dan
Mentari. Rata-rata satu klaster diisi
150 sampai 250 rumah.
Beberapa tahun mendatang akan hadir klaster dengan konsep
“pedestrian walk” mengadopsi hunian yang sangat populer di Singapura. Bangunan
akan menempel langsung dengan area pejalan kaki.
Baik di utara maupun di selatan dilengkapi fasilitas bersama
baik untuk sarana olahraga seperti kolam renang atau lapangan basket, maupun
ruang serba guna yang bisa dipakai untuk acara musyawarah warga atau acara
ulang tahun. Bedanya di selatan fasilitas umum tersebut terletak di luar
klaster sementara di utara langsung berada di dalam klaster.
Clean dan green
Melintasi jalan selebar delapan meter sama sekali tidak
terlihat kotoran maupun sampah berserakan. Beberapa tenaga kebersihan rutin
bekerja untuk memastikan kebersihan lingkungan tetap terjaga, seperti yang ditemui
pagi itu.
Berbeda dengan hunian kebanyakan, di Alam Sutera sama sekali
tidak ditemukan bak sampah di depan rumah. Hal tersebut sengaja dibuat selain
untuk menciptakan lingkungan yang bersih juga untuk menumbuhkan kesadaran
penghuni untuk bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan. Setiap pagi
akan ada petugas kebersihan yang mengitari rumah-rumah untuk mengambil sampah.
Di Alam Sutera kebersihan benar-benar diperhatikan. Selain
terkait sampah, lingkungannya juga benar-benar hijau. Pohon-pohon rindang
terhampar di sepanjang kiri-kanan jalan. Berbaris rapi, pohon-pohon raksasa
yang telah berusia belasan tahun itu tetap terjaga dan didata dengan sistem
penomoran. Satu kesatuan membentuk penutup yang menyerupai terowongan hijau.
Tak heran di salah satu sisi jalan dikenal sebagai “terowongan hijau” atau green tunnel.
Jalan selebar delapan meter dengan pepohonan sebagai
"layer" di kiri dan kanan jalan/foto Thurneysen Simanjuntak |
Deretan pohon-pohon seperti ekaliptus, aneka pinus, dan
trembesi berperan besar untuk menciptakan keteduhan. Tidak hanya sekadar
memayungi dari panas matahari, kehadiran pohon trembesi berperan penting untuk
menjaga iklim mikro. Ia berperan sebagai “layer” kedua di atas bumi untuk
menyerap panas matahari sebelum sampai ke bumi, begitu juga sebaliknya sebelum
ke atmosfer lebih dulu diserap kanopi.
Secara umum pohon-pohon yang ditanam sejak 1994 itu membuat
udara lebih sehat dengan kadar timbal yang rendah. Saat ini kadar timbal udara
di perumahan Alam Sutera berkisar 0,18-0,24 mg/m3, berada di bawah batas aman
yang ditentukan WHO yakni 0,5 mg/m3.
Berbeda dengan di sekitar kawasan, menurut pengakuan Lilia,
“Kadar timbal di area yang bersinggungan dengan jalan tol lebih dari 1 mg/m3.”
Meski demikian kadar timbal tersebut jauh lebih baik dari wilayah Jakarta yang
sudah mencapai 29 mg/m3.
Kondisi alam yang bersih dan hijau ini benar-benar mendukung
kehidupan warga baik penghuni maupun pendatang. Jalanan yang luas, dilengkapi jogging
track sepanjang 3 km, menjadikan Alam Sutera sebagai lokasi strategis untuk
berolahraga. Tidak hanya memanfaatkan area khusus untuk berlari, tersedia pula
lintasan lari yang mengelilingi tiga buah danau buatan seluas 15 hektar.
Saban hari Minggu pagi ruas-ruas jalan tersebut ramai
pengunjung yang mengikuti car free day. Tidak
hanya di akhir pekan, setiap hari siapa saja diperbolehkan menikmati kemewahan
alam Alam Sutera.
Salah satu yang mengakui kemehawan tersebut adalah Yovita
Ayu Liwanuru. “Saya sudah sering bolak-balik ke sini, karena kebetulan adik
saya bersekolah di Sekolah Santa Laurensia. Alam Sutera sudah memberikan yang
terbaik, mulai dari lingkungannya yang hijau rimbun dengan pepohonan sehingga kualitas
udara jelas sangat bagus,”beber Miss Scuba International 2012 yang menemani
Lilia pagi itu.
“Kawasan hunian di
sini sangat cocok untuk mendapatkan gaya hidup sehat dengan berolahraga,” simpul
wanita single itu.
Facebook
Alam Sutera |
Hunian canggih dan
keamanan terjamin
Selain mencari hunian yang aman, juga dibutuhkan kenyamanan
dan privasi. Alam Sutera telah
mewujud Smart Township yang
memberikan layanan canggih kepada para penghuninya. Alam Sutera telah
dilengkapi teknologi Fiber to the Home(FTTH) dengan layanan quad pay yakni Home Inernet Broadband, Home TV, Phone dan CCTV yang dinikmati
setiap penghuni.
Hebatnya semua jaringan tersebut terhubung melalui kabel
optik yang berada di bawah permukaan tanah.Menurut Lilia, tidak ditemukan di
Alam Sutera rangkaian kabel-kabel yang membentang di angkasa atau bersilangan
di antara bangunan.
Kecanggihan tersebut didukung pula dengan sistem keamanan
tingkat tinggi. Dengan konsep one-gated system, setiap orang masuk keluar melalui satu
pintu sehingga mudah terpantau. Seluruh kawasan dimonitor dengan kamera CCTV yang
terpasang di 126 titik serta patroli rutin petugas keamanan.
Salah satu fasilitas canggih yang tersedia adalah panic
button yang tersebar di sejumlah titik dengan jarak kurang lebih 500 meter.
Berbentuk tiang dengan tombol merah dan hijau, panic button dilengkapi voice
and video security system. Kehadirannya untuk membantu warga saat menghadapi
situasi genting. Dengan menekan tombol merah makan lampu akan menyala dan bunyi
sirene akan meraung. Secepat kilat akan terhubung dengan pusat perintah atau Command
Center untuk mendapatkan pertolongan.
Panic Button/dokpri |
Hari itu kami berkesempatan melihat dari dekat cara kerja
tombol ajaib ini. Selain itu melihat dari dekat pusat pengendali sistem
keamanan 24 jam bernama Alam Sutera Command Center.
Menurut Pak Yusuf, salah satu petugas di Command Center,
pusat layanan tersebut memainkan banyak fungsi. Mereka memantau setiap sudut
hingga pintu keluar tol dengan total 101 kamera CCTV untuk memantau keadaan
lalu lintas. “Bila ada kemacetan dan parkir liar kami akan memerintahkan petugas
untuk segera mengurai.”
Selai itu berfungsi untuk merekam setiap kejadian baik itu
lalu lintas maupun bila terjadi tindak pidana kepada pihak berwajib. “Fungsi
lainnya adalah emergency dengan kehadiran panic button. Selain itu melakukan
pengawasan terhadap aset manajemen seperti kasir, brangkas hingga pengolahan
air.
Di samping itu bertujuan untuk mengawasi setiap kejadian
darurat seperti bila sesewaktu air danau meninggi.
“Terbaru adalah untuk memantau shuttle bus. Para penumpang
yang mencari shuttle bus bisa menghubungi kami melalui telepon atau menggunakan
panic butto,”ungkap Pak Yusuf terkait Suteraloop yang juga bisa dipantau
melalui www.shuttle.alam-sutera.com atau via aplikasi android.
Pak Yusuf juga memastikan bahwa sesuai standar prosedur
setiap pertolongan akan langsung diberikan kurang dari 10 menit.
Foto Thurneysen Simanjuntak |
Modern tetapi tak mengisolasi
Alam Sutera hadir dengan konsep modern. Namun warganya tida
dikondisikan untuk menjadi individualis dan mengisolasi diri. Setiap rumah yang
ada tidak dikelilingi pagar pembatas sehingga memudahkan proses interaksi.
Interaksi sosial itu bisa tercipta tidak hanya dengan
mendesain bangunan yang terbuka. Lingkungan alam sutera yang terbuka untuk
masyarakat sekitar dinilai sebagai modal penting untuk membangun keamanan
sosial.
Selain menjadi tempat berkumpulnya masyarakat pada hari
tertentu, di kalangan internal juga berdiri sejumlah komunitas seperti Alam
Sutera Resident Community dan Alam Sutera Cycling Club. Event-event bersama
rutin digelar seperti Jakarta Meet Up 2016 dan Tangerang Crazy Runner.
Selain itu ada lomba marawis yang mulai digalakan beberapa tahun
terakhir. Bahkan anak-anak yang bersekolah di sana pun diarahkan untuk
membangun toleransi dan jiwa sosial dengan berkunjung ke tempat ibadat berbeda.
Meski lingkungan terkesan sangat terbuka, sistem keamanan
yang mendukung memastikan bahwa privasi setiap penghuni tetap terjaga. Setiap
pendatang tidak bisa bebas di dalam hunian seperti para pekerja yang melakukan
renovasi rumah misalnya tidak diperkenankan menginap. Bila menginap harus
dipastikan data diri yang lenkap.
“Kami juga memastikan tidak ada orang yang datang lalu
tok-tok tanpa tujuan jelas,”ungkap Lilia sambil memperagakan orang sedang
mengetuk pintu rumah.
Pengalaman naik Sutera Loop/Dokpri |
Investasi menjanjikan
Alam Sutera sudah memiliki nama di industri properti tanah
air. Sebagai salah satu pengembang besar di Indonesia yang telah berkarya tak
kurang dari 22 tahun, Alam Sutera Realty Tbk telah menggarap berbagai proyek
baik di Pulau Jawa maupun Bali. Di Jawa selain Alam Sutera juga sedang
dikembangkan hunian di beberapa titik seperti Kota Ayodhya, 15 km dari Alam Sutera.
Buah perjuangan itu mewujud sejumlah penghargaan baik dari
dalam maupun luar negeri seperti Forbes Indonesia Best of The Best Award 2015,
Top 10 Developers 2016 dan Properti Indonesia Award 2016.
Penghargaan itu menunjukkan kualitas dan keandalannya tidak
hanya dalam mengembangkan hunian yang aman, nyaman dan menyehatkan. Dampak
penting lainnya adalah menciptakan kota atau bagian dari kota dengan prospek
menjanjikan.
Sebagai sebuah kawasan terpadu, Alam Sutera memiliki pusat
bisnis dengan akses tol langsung yang menjanjikan investasi baik dari segi
ekonomi maupun sosial bagi para penghuni dan warga sekitarnya.
Alam Sutera yang saat ini dihuni 8.000 kepala keluarga
dengan total penduduk mencapai 20 ribu orang tengah menikmati prospek investasi
yang akan terus berkembang seiring waktu. Tidak hanya nilai investasi pada
sentra bisnis, hunian pun bisa diwariskan turun temurun dengan nilai yang terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Siapa saja yang mendiami Alam Sutera akan menikmati banyak
manfaat tidak hanya untuk kepentingan tubuh dan jiwa, tetapi juga masa depan.
Seperti namanya, hunian ini benar-benar menghadirkan yang terbaik, seperti
sutera yang menjadi salah satu tekstil terbaik dengan aneka warna menarik yang
mendatangkan keamanan, kenyamanan, kesehatan dan kepuasan paripurna.
“Next time kalau cari rumah ke sini ya..”pesan Ibu Lilia
diiringi sahutan Amin yang panjang. Amin artinya setuju, sekaligus
mengandung harapan. Sekali lagi aminnn...
Foto dokpri |
Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana, 19 Februari 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/alam-sutera-mengedepankan-wawasan-lingkungan-dengan-serba-keunggulan_58a9ced28323bd903edc3c0d
Comments
Post a Comment