Jelang ThailandGPG 2017, Mampukah Indonesia Berjaya di Kandang Gajah Putih?
Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle Widjaja/@mridwannh |
Menyebut nama Thailand, ingatan publik Indonesia tentu langsung
tertuju pada final Piala AFF 2016. Masih hangat kenangan pada pertengahan
Desember lalu, kekalahan 2-0 di kandang Thailand yang membuat kemenangan 2-1 di
tanah air sia-sia untuk menjadi juara Asia Tenggara.
Di tingkat regional kekuatan sepak bola Thailand memang tak
tertandingi. Namun kekuatannya tidak hanya pada cabang paling populer di dunia
itu. Di cabang-cabang lain pun setali tiga uang. Bahkan kini Thailand mulai
menyaingi bahkan dalam beberapa aspek mengungguli prestasi bulu tangkis Indonesia.
Di sektor putri harus diakui Thailand maju pesat dan
prestasinya sudah melampaui Indonesia. Thailand sudah memiliki ratu bulu
tangkisnya yakni Ratchanok Intanton. Selain pemain muda yang pernah bertengger
di urutan satu dunia, ada Busanan Ongbamrungphan, Porntip Buranaprasertsuk dan
Nitchaon Jindapol di lingkaran 16 besar dunia. Setelah generasi Lindaweni
Fanetri yang baru saja mengundurkan diri dari Pelatnas, di nomor ini Indonesia
baru mengorbitkan para pemain muda seperti Fitriani Fitriani (29), Dinar Dyah
Ayustine (32), dan Hanna Ramadini (38).
Di nomor ganda Indonesia masih beruntung memiliki Greysia
Polii dan Nitya Krishinda Maheswari yang berada di lima besar dunia. Thailand sudah
memiliki dua pasang di lingkaran 11 dunia yakni Puttita Supajirakul/SapsireeTaerattanachai
dan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Rangking kedua pasangan Gajah
Putih itu berada dua strip di atas Della Destiara Haris/ Rosyita Eka Putri Sari
dan Anggia Shitta Awanda Mahadewi/Ni Ketut Istirani di peringkat 15 dunia.
Di sektor lain, pelan-pelan beberapa nama pemain Thailand
mulai diperhitungkan. Bodin Isara/Savitree Amitrapai (10) dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree
Taerattanachai (12) di ganda campuran dan Tanongsak Saensomboonsuk (11). Rangking
tunggal putra senior yang disebutkan terakhir itu lebih tinggi dari para pemain
Indonesia seperti Jonathan Christie (19) dan Tommy Sugiarto (20).
Para pemain Thailand sudah dan akan terus bersaing dengan
para pemain dari negara-negara dengan tradisi bulu tangkis yang kuat. Turnamen Princess Sirivannavari Thailand
Masters 2017 yang akan dihelat pada 7-12 Februari nanti menjadi panggung
pertunjukkan bagi para pemain tuan rumah.
Pasangan ganda campuran Thailand peringkat 10 dunia, Bodin Isara/Savitree Amitrapa/BTNews |
Meski hanya bertaraf grand prix gold Thailand tentu akan
membuka keran lebar-lebar bagi para pemainnya untuk bersaing dengan para pemain
top dunia. Seperti Thailand, Indonesia pun memanfaatkan Nimibutur Stadium
sebagai kesempatan untuk mendulang poin dan merebut total hadiah 120 ribu USD
itu.
Di nomor tunggal putri yang mana Busanan menjadi unggulan
pertama Pelatnas PBSI tidak memiliki utusan. Sebagai gantinya, dari 27 pemain
Pelatnas yang ambil bagian, Indonesia menurunkan sebagian besar pemain terbaik
di nomor-nomor lain, termasuk beberapa pasangan baru.
Di tunggal putra ada Ihsan Maulana Mustofa, Jonathan Christie,
Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Bayu Pangistu dan Firman Abdul Kholik. Para
pemain muda itu didampingi para pemain senior dari jalur profesion yakni Tommy
Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro.
Tommy yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga, menyusul
Jojo, sapaan Jonathan di belakangnya akan bersaing dengan pemain tuan rumah Tanongsak
Saesomboo yang dijagokan pada tempat pertama.
Di pertandingan pertama Tanongsak ditantang pemain muda
Indonesia kelahiran Bandung tahun 1991, Andre Marteen. Jojo menghadapi pemenang
di babak kualifikasi. Sementara Ihsan (9) dan Firman (16) menghadapi para
pemain tuan rumah yakni Noppanai Singrueang dan Suppanyu Avihingsan.
Di nomor ganda putra sejumlah racikan baru kembali berlaga
seperti juara Malaysia Grand Prix Gold dua pekan lalu, Berry Angriawan/Hardianto.
Selain itu ada Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf, serta Muhammad Rian Ardianto/Fajar
Alfian yang menempati unggulan dua. Tak ketinggalan pasangan gado-gado Indonesia-Malaysia
Hendra Setiawan/Tan Boon Heong yang baru saja debut di India GPG pekan lalu.
Juara #MalaysiaGPG 2017, Berry Angriawan/Hardianto kembali tampil di #ThailandGPG 2017 |
Para pemain Indonesia bakal menemui hadangan berat dari dua
pasangan tuan rumah Bodin Isara/Nipitphon Phuangphua dan Dechapol
Puavaranuk/Kittinupon Kedren. Masing-masing menempati unggulan pertama dan
ketiga.
Di laga pertama Rian/Fajar akan menghadapi pemenang dari
babak kualifikasi. Wahyu/Ade bertemu pasangan tuan rumah Songphon
Anugritaya/Peeranat Boontun. Sementara Berry/Rian ditantang sesama pasangan non
unggulan dari India Chirag Shetty/Satwiksair Rankireddy.
Seperti ganda putra, di ganda putri ada dua pasangan baru
yang siap tampil. Pemain senior Greysia Polii bertandem dengan Rosyita Eka
Putri Sari dan Della Destiara Haris dengan Apriani Rahayu. Selain itu Indonesia
diwakili pula oleh Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Rizki
Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah.
Greysia yang sejatinya berpasangan dengan Nitya namun sedang
dalam masa pemulihan operasi, diharapkan mampu mendongkrak semangat para pemain
muda. Seperti yang dikatakan jebolan klub Jaya Raya itu kepada badmintonindonesia.org kehadirannya
sekiranya membuat Rosyita semakin percaya diri.
“Saya berharap duet dengan Rosyita bisa membantu dia
untuk tampil lebih pede, intinya sih saya mau membantu dan membimbing adik-adik
saya di ganda putri,” tandas peraih medali emas Asian Games 2014 itu.
Tantangan pertama Greysia/Rosyita adalah pasangan tuan
rumah, Chayanit Chaladchal/Phataimas Muenwong. Bila ingin menjadi juara,
pasangan-pasangan Indonesia harus melewati hadangan para unggulan seperti Chen Qingchen/Jia Yifan dari Tiongkok sebagai
unggulan teratas dan dua pasangan tuan rumah di daftar unggulan berikutnya
yakni Sapsire Taerattana/Puttita Supajiraku dan Jongkolpha Kititharak/Rawinda
Prajongjai.
Jonatan Christie menjadi salah satu harapan di tunggal putra/Juara.Net |
“Keinginan juara itu pasti ada, tetapi saat ini kami
pasang target minimal bisa tembus semifinal dulu,” ungkap Greysia.
Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle
Widjaja akan melanjukan petualangan baru mereka, bersama Ronald Alexander/Melati
Daeva Octavianti, Alfian Eko Prsetya/Annisa Saufika dan Yantoni Edy
Saputra/Marsheilla Gischa Islami.
Lawan pertama Owi/Gloria adalah wakil tuan rumah Parinyawat
Thongnuam/Natcha Saengchote. Begitu juga Ronald/Melati yang menempati unggulan
tiga, menghadapi Tinn Isriyanet/Pacharapun Chochuwong. Lagi-lagi pasangan tuan rumah menjadi lawan
terberat yang menempati dua unggulan tertas yakni Bodin Isara/Savitree
Amitrapai dan Dechapol Puavaranuk/Sapsiree Taerattana.
Sepertinya Thailand tidak ingin kehilangan muka di kandang
sendiri. Bila edisi sebelumnya tuan rumah hanya kebagian satu gelar melalui
Intanon, sepertinya kali ini peluang untuk merebut banyak gelar terbuka lebar. Daftar
unggulan dan komposisi pemain yang diturunkan jelas memperlihatkan hal itu,
terutama di nomor ganda putri dan ganda campuran yang tahun sebelumnya diborong
Tiongkok.
Bagaimana Indonesia di tengah kepungan para pemain terbaik
tuan rumah? Peluang juara tetap terbuka
di antaranya dari tunggal putra, ganda campuran dan ganda putra. Bila tidak
bisa mendapatkan lebih, setidaknya cukup mengulangi pencapaian tahun lalu
dengan satu gelar dari Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Hasil undian bisa dilihat di sini
Tulisan ini pertama kali terbit di Kompasiana, 4 Februari 2017.
Comments
Post a Comment