Dendam dan Ambisi Warnai Final Ideal Djarum Kudus vs Musica Champions
Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol akan menjadi andalan PB Djarum
di partai final/Djarumbadminton.com
|
Djarum Kudus kembali menghadapi Musica Champions di final
kejuaraan beregu Superliga Badminton 2017 di DBL Arena, Surabaya, Minggu (26/2) besok. Pertarungan ini adalah partai
ulangan edisi sebelumnya, dua tahun lalu di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali. Saat
itu Musica menang 3-2 setelah melewati pertarungan ketat di lima partai.
Sekadar kilas balik, di Bali saat itu Jonathan Christie
manjadi penentu setelah menumbangkan Ihsan Maulana Mustofa yang juga pernah
dihadapi sebelumnya di fase grup. Musica lebih dulu kehilangan partai pertama,
usai pemain senior Simon Santoso tak kuasa meladeni perlawanan Son Wan Ho dari
Korea Selatan.
Di partai kedua pasangan gado-gado Lee Yong Dae/Fajar Alfian
berhasil menyamakan kedudukan. Lee yang kini telah pensiun dari tim nasional
dan Fajar menang atas Mohammad Ahsan/Berry Angriawan usai melewatkan tiga game
selama lebih dari satu jam.
Pemain Korea Selatan lainnya Lee Hyun-il membawa Musica
unggul berkat kemenangan mudah atas Dionysius Hayom Rumbaka. Kedua tim pun sama kuat
setelah ganda Marcus Fernaldi Gideon/Wahyu Nayaka Arya menyerah di tangan Kevin
Sanjaya Sukamuljo/Fran Kurniawan dari
Djarum Kudus.
Kali ini komposisi pemain di kedua kubu sedikit berubah
karena alasan pensiun atau pindah klub. Di kubu Djarum beberapa pemain utama
masih bertahan seperti Son Wan Ho, Mohammad Ahsan, Kevin Sanjaya Sukamuljo,
Praveen Jordan dan Berry Angriawan. Sementara di Musica masih ada nama Chou Tien Chen (Taiwan)
dan Jonatan Christie di nomor tunggal,
serta Lee Yong Dae (Korea Selatan) dan Vladimir Ivanov di sektor ganda.
Melihat kekuatan kedua kubu bisa dikata laga ulangan ini
menjadi final ideal. Selain nama-nama di atas amunisi kedua tim masih ditambah
lagi beberapa pemain top seperti ganda putra Korea Selatan Shin Baek-cheol dan
Ko Sung-hyun di tim Djarum, dan Kim Sa-rang asal Korea Selatan serta Marc
Zwiebler dari Jerman. Laga final ini
benar-benar klimaks, tak ubahnya pertarungan antarpemain bintang.
Musica Champions ukir "hattrick" juara Superliga pada 2015/Djarumbadminton.com |
Siapa juara?
Sebelum final digelar, belum ada satu prediksipun yang
dipastikan kebenarannya. Kedua tim sama-sama memiliki kans juara. Grafik
penampilan kedua tim pun menanjak, tidak hanya dilihat dari hasil akhir juga
performa para pemain.
Di babak semi final, Djarum berhasil menggulung Mutiara
Cardinal Bandung dengan skor 3-1. Son Wan Ho dan ganda putra Mohammad
Ahsan/Kevin Sanjaya lebih dulu membuka keunggulan, meski gagal disempurnakan
Ihsan Maulana Mustofa di partai ketiga. Son menang mudah atas Chong Wei Feng,
21014 21-14, begitu juga Ahsan/Kevin yang tanpa kesulitan meladeni Hardianto/Ricky
Karanda hanya dalam 35 menit dengan skor 21-14 dan 21-19.
Screenshot tournamentsoftware.com@BulutangkisRI |
Kekalahan Ihsan dari rekan sepelatnas Firman Abdul Kholik,
17-21 dan 11-21 akhirnya berhasil ditebus oleh Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol,
sekaligus memastikan tiket final bagi Djarum Kudus. Juara dunia 2014 itu bukan
lawan sepadan Althof Baariq/Reinard Dhanriano yang harus menyerah straight
set 21-11 dan 21-17.
Namun situasi akan menjadi lain saat menghadapi Musica di
final besok. Musica memiliki amunisi mumpuni. Kemenangan 3-1 atas Berkat Abadi,
tim debutan dengan segudang pemain top, memberikan sinyal bahwa sang juara
bertahan bukan lawan enteng.
Berkat Abadi, tim asal Banjarmasih, Kalimantan Selatan
diperkuat Tommy Sugiarto, Angga Pratama, Rian Agung Saputro yang berpadu dengan
para pemain senior seperti Hendra Setiawan dan Yoo Yeon-seong asal Korea
Selatan.
Namun mereka harus mengakui keunggulan Musica berkat
sumbangan poin Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Jonatan Christie dan Kim Sa
Rang/Lee Yong Dae. Fajar/Rian menang atas Angga/Rian Agung, 21-14 14-2121-19
dalam tempo satu jam; Jonatan membekuk Krisna Adi Nugraha, 21-16 21-12;
sementara Kim/Lee menggulung Hendra Setiawan/Yoo Yeon-seong, 21-15 21-17. Satu-satunya
poin Berkat Abadi disumbangkan Tommy Sugiarto di partai pertama, menang atas Chou
Tien Chen, 21-18 12-21 dan 13-21.
Screenshot tournamentsoftware.com@BulutangkisRI |
Kemenangan atas Berkat Abadi tentu membuat anak asuh Effendy
Widjaja makin percaya diri. Ditambah lagi status sebagai juara bertahan
sekaligus pengoleksi gelar terbanyak yang diukir dalam tiga edisi terakhir
sejak 2013-2015.
Djarum pun memiliki alasan dan motivasi kuat jelang laga
final ini. Salah satunya adalah balas dendam atas kekalahan di final sebelumnya
demi gelar perdana dari turnamen yang dimulai sejak 2007 silam. Hal tersebut
tegas dikatakan Fung Permadi, manajer Djarum Kudus kepada djarumbadminton.com.
"Motivasi di final nanti tentunya kami ingin
menuntaskan misi kami untuk bisa juara Djarum Superliga tahun ini.”
Selain bekal semangat, Fung, dan tentu saja pihak Musica,
mengaku sudah sama-sama tahu peta kekuatan lawan. Pernah bertemu di tahun-tahun
sebelumnya, dan lebih utama lagi, perjalanan sejak fase penyisihan telah
memberikan gambaran yang cukup tentang kelebihan dan kekurangan di setiap tim.
Kedua tim memiliki waktu istirahat sehari. Sambil berbagi
kesempatan dengan pertandingan final putri, sehari ini menjadi kesempatan
berharga mempersiapkan diri baik secara tim maupun perorangan. Menyusun
strategi di satu sisi, serta pemulihan (recovery) stamina bagi para pemain di
sisi lain, sebelum bertempur di laga pamungkas. Seperti kata Fung, apapun bisa
terjadi nanti, karena itu perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sungguh situasi ini
membuat kami, para penikmat semakin tak
sabar menyantap final ideal ini!
Laga final beregu putra berlangsung Minggu (26/2) pukul 13.00
WIB. Sementara perebutan posisi ketiga dan keempat dijadwalkan (Sabtu, 25/2),
pukul 16.00 WIB.
Tulisan ini pertama kali terbit di Kompasiana, 25 Februari 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/dendam-dan-ambisi-menyatu-di-final-ideal-djarum-kudus-vs-musica-champions_58b11f313793733c214e8156
Comments
Post a Comment