Irama "Heavy-Metal" Klopp Makin Terasa di Tubuh Liverpool?
Luis Suarez dan Daniel Sturridge total mengemas 52 gol di
Liga Primer Inggris musim 2013/2014, Roberto Firmino dan Philippe Coutinho (kanan)
telah mencetak 10 gol musim ini/BBC.com
Perlahan tetapi pasti Liverpool semakin menunjukkan taringnya di Liga
Primer Inggris. Kemenangan telak 6-1 atas Watford di Anfield, Minggu (6/11/16)
mengantar anak asuh Jurgen Klopp ke singgahsana liga. Pencapaian tersebut
merupakan yang tertinggi setelah musim 2013/2014 nyaris merebut gelar liga
andaisaja tidak tergelincir di ujung kompetisi.
Tripoin ini menambah koleksi angka The Reds menjadi 26, unggul satu poin
dari Chelsea (setelah menang 5-0 atas Everton) yang sama-sama mengkudeta posisi
Manchester City dan Arsenal yang kini berada di urutan ketiga dan keempat
dengan selisih tiga poin.
Melihat penampilan Si Merah di hadapan pendukung sendiri muncul decak kagum
terhadap permainan atraktif Jordan Henderson dan kolega. Menguasai bola
sejak menit pertama, semua lini turut bekerja baik dalam menyerang maupun
bertahan. Terlepas dari kualitas lawan, performa Liverpool benar-benar
meyakinkan. Filosofi gegenpressing benar-benar menyata. Irama
“heavy-metal football” mulai terasa kental.
Watford bukan tim pertama yang merasakan kebangkitan Si Merah. Ini
merupakan kemenangan kelima dengan empat gol atau lebih. Isyarat ini
menunjukkan tingginya produktivitas gol. Andai saja tren positif itu berhasil
dipertahankan maka catatan lainnya yakni empat gol dalam 17 pertandingan bukan
mustahil tercapai.
Menariknya torehan gol-gol tersebut tidak semata-mata bersumber dari satu
dua orang semata. Bila musim 2013/2014, Liverpool masih memiliki Luis Suarez
dan Daniel Sturridge sebagai mesin gol atau setidaknya rekor 11 kemenangan
beruntun di sepanjang musim itu disumbang pula oleh Victor Moses, Steven
Gerrard dan Martin Skrtel, musim ini tingkat kolektivitas mencetak gol jauh
lebih tinggi.
Sumbangan satu gol Georginio Wijnaldum ke gawang Watford di penghujung
laga, di samping brace Saido Mane dan satu gol masing-masing
dari Philippe Coutinho, Emre Can dan Roberto Firminho, menggenapkan namanya
dalam daftar 10 pencetak gol Liverpool di pentas domestik.
Kenyataan tersebut mengisyaratkan bahwa Liverpool semakin padu. Kualitas
invidu telah melebur dalam kolaborasi untuk memainkan orkestra sepak bola yang
menghentak-hentak namun menghanyutkan seperti irama metal kesukaan Klop.
Ketika disinggung terkait kemiripan tim saat ini dan dua setengah tahun
silam, Klopp membantah. Menurutnya tim yang dibangunnya saat ini tak identik
dengan tim yang diarsiteki Brendan Rodgers kala itu.
"Ini bukan tim dua tahun lalu.Ini merupakan grup yang baru,"tegas
Klopp seperti dikutip dari BBC.com.
Yang dikatakan Klopp benar adanya. Liverpool saat ini terdiri dari
mayoritas pemain baru, entah dalam arti sesungguhnya atau kiasan. Kebaruan itu
bisa saja para pemain yang baru didatangkan semasa Klopp berkuasa. Bisa juga
pemain lama namun mendapat suntikan semangat dan motivasi serta kepercayaan
baru. Beberapa pemain yang sebelumnya meredup, bahkan nyaris angkat kaki dari
Anfield kembali mendapatkan keyakinan dan kepercayaan diri. Dan kini bersama
membentuk sebuah tim yang kian padu.
Namun di balik soliditas yang ada, Liverpool era Klopp memainkan gaya
menyerang yang mengingatkan kita dengan Liverpool pada dua tahun silam. Mulai dari
cara membangun serangan hingga geliat menggedor dan mengobrak-abrik pertahanan
lawan sedikit banyak masih bertahan hingga kini, atau bahkan semakin dipertajam
lagi.
Sebagai sebuah tim yang sedang berada di jalur positif, mempertahankan tren
tersebut bukan perkara mudah. Malah langsung menjadi tantangan tersendiri.
Klopp tentu masih ingat dengan pengalaman dua musim sebelumnya. Gagal di
pekan-pekan terakhir setelah tampil sempurna sebelumnya menunjukkan bahwa
konsistensi adalah faktor penting yang perlu dijaga. Kandas di tangan Chelsea,
dan hasil imbang di tiga pertandingan terakhir musim 2013/2014 bak mimpi buruk
yang membuyarkan semua harapan indah, sehingga gelar Liga yang sudah di depan
mata akhirnya jatuh ke tangan Manchester City.
Hasil baik sejauh ini belum apa-apa mengingat Liga Primer Inggris masih
cukup panjang. Klopp dan anak asuhnya masih perlu nafas panjang untuk menjaga
irama, ritme dan semangat hingga akhir.
Karena itu eks pelatih Borussia Dortmund itu tak mau sesumbar. Menduduki
puncak klasemen lantas tak membuat timnya jemawa, apalagi berbesar hati. Menyebut
diri favorit, apalagi langsung mengklaim pantas sebagai jawara tampaknya masih
jauh dari pikiran Klopp.
"Kami sudah mulai mengumpulkan poin tapi kami harus melanjutkan ini.
Kemudian kita akan lihat di mana kami dapat mengakhirinya," kata Klopp.
Meski demikian hasil baik ini cukup pantas dirayakan dan dimaknai sebagai
lecutan untuk terus menjaga asa. Sudah lebih dari dua dekade, tepatnya sejak
1990 silam trofi Liga Primer Inggris tak mampir di kota pelabuhan itu.
"Ini bukan tim 25 tahun yang lalu. Kami benar-benar baru. Kami tetap
dingin. Ini posisi terbaik yang bisa saya bayangkan tapi tidak ada yang lain
yang telah terjadi,"aku pelatih asal Jerman itu.
Ya, dengan tim baru, yang tidak hanya berbeda dengan dua tahun lalu, bahkan
25 tahun silam, Klopp sedang mendekatkan asa Liverpool dengan gelar juara. Bila
para pemain Liverpool mampu mempertahankannya hingga garis akhir, mengapa
tidak.
Klasemen sementara Liga Primer Inggris/BBC.com
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana 8/11/2016.
Comments
Post a Comment