Menuju San Siro, Derby Madrid atau Duel Para Pendatang Baru?
Gambar Dailymail.co.uk
Satu tiket
final Liga Champions musim ini sudah diketahui pemiliknya. Atletico Madrid. Tim
ibu kota Spanyol itu sukses menyingkirkan raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. Kekalahan
1-2 di leg kedua, Rabu (04/05/16) dini hari WIB, sudah lebih dari cukup bagi
Los Colchoneros. Armada Diego Simeone berhak ke partai puncak berkat keunggulan
gol tandang, dengan agregat 2-2.
Kesuksesan
Los Rojiblancos ini patut diapresiasi. Sebelumya tim ini kurang diperhitungkan dibanding
para raksasa lainnya. Namun, perlahan tapi pasti mereka membuktikan diri layak.
Tiga jawara domestik dilibas. Mula-mula PSV Eindhoven. Bertemu di babak 16
besar, kedua tim sempat bermain tanpa gol. Tetapi di leg kedua, juara
Eredivisie itu harus melepaskan tiket perempat final setelah kalah adu penalti
7-8.
Berikutnya giliran
jawara La Liga, Barcelona. Sempat kalah di leg pertama dengan skor 1-2.
Atletico bangkit di leg kedua saat balik menjamu El Barca. Vicente Calderon pun
menjadi kuburan sang juara bertahan Liga Champions itu setelah kemasukan dua
gol tanpa balas.
Di semi
final giliran Muenchen jadi korban. Tanda-tanda tren positif itu sudah terlihat
sejak leg pertama saat menjamu Die Roten. El Atleti menang 1-0. Di leg kedua,
banyak yang memprediksi Muenchen bakal meledak. Ya, benar. Bermain di hadapan
pendukung sendiri, FC Hollywood tampil perkasa. Mereka mendominasi, bahkan
mengurung penuh di menit-menit akhir. Namun kemenangan 2-1 itu tak cukup
meloloskan armada Pep Guardiola ke partai pamungkas.
Muenchen memang
menang di laga itu. Mereka sukses mempertahankan rekor positif di kandang. Namun,
di sisi lain kemenangan tersebut tak banyak berarti, karena menambah prahara
mereka di pentas Liga Champions.
Dalam tiga
musim terakhir, Muenchen selalu kandas di tangan para wakil La Liga Spanyol. Sebelum
dibekuk Atletico, Muenchen disingkirkan Barcelona di musim lalu dengan agregat
3-5. Semusim sebelumnya, 2013/2014, rival sekota Atletico, Real Madrid yang
menghempaskan mereka dengan agregat menyakitkan 0-5.
Bagi pelatih
Muenchen, Pep Guardiola, kekalahan ini sekaligus memupuskan harapannya untuk mempersembahkan
trofi Liga Champions. Musim panas nanti ia harus angkat kaki ke Manchester
City. Eks pelatih Barcelona yang dinilai sebagai salah satu yang terbaik di
dunia, gagal memberi tanda mata bagi rakyat Bavaria yang dilayaninya selama
tiga musim.
Di tangan
pria berkepala plontos itu, asa FC Hollywood untuk merengkuh lambang supremasi
Eropa untuk keenam kalinya kandas. Kepada Carlo Ancelotti, sang suksesor Guardiola,
harapan Muenchen itu ditambatkan.
Derby Madrid atau dua pendatang baru?
Setelah
Atletico, kini tersisa satu tiket lagi, antara Real Madrid atau Manchester
City. Laga ini akan dihelat di Santiago Bernabeu, Kamis (04/05) dini hari WIB. Bertindak
sebagai tuan rumah El Real tentu akan bermain all out setelah hanya menuai
hasil imbang di laga tandang.
Dalam laga
ini pelatih Madrid, Zinedine Zidane memastikan sang mesin gol, Cristiano
Ronaldo siap tampil setelah sebelumnya mengalami masalah. Ronaldo menjadi
tumpuan di tengah kondisi Karim Benzema yang meragukan.
'He has recovered and
he is 100 per cent. He has worked hard and looked after himself and he will be
there,”ungkap Zidane
dikutip dari Dailymail.co.uk.
Kehadiran Ronaldo amat vital bagi Madrid. Kapten timnas Portugal itu telah menjadi momok di pentas elit Eropa itu. Tampil sepuluh laga atau selama 899 menit, eks Manchester United itu telah mencetak 16 gol dan empat assist. Rekor fantastis yang menggetarkan lawan manapun. Pelatih mana yang tak mau memainkan pemain sesubur itu?
Namun demikian,
Man City tak bisa dianggap remeh. Walau Manchester Biru sedang meratapi
kegagalan di pentas domestik, panggung akbar Liga Champions bisa menjadi ajang
pelampiasan.
Manuel
Pellegrini menatap laga ini dengan kepercayaan diri berganda. Di satu sisi,
mereka bakal tampil dengan kekuatan penuh. Absennya David Silva sudah bisa
ditambal dengan Yaya Toure yang sudah kembali berlatih setelah absen di leg
pertama.
Trio Toure,
berikut Jesus Navas atau Raheem Sterling, dan Kevin De Bruyne yang sedang on
fire, akan mendukung bomber berbahaya Sergio Aguero di lini depan.
Di sisi
lain, Pellegrini akan menjadikan laga ini sebagai momen pembuktian bagi publik
Santiago Bernabeu yang pernah menendangnya. Kemenangan di semi final hingga
partai pamungkas akan menjadi kado perpisahan yang indah bagi pelatih asal
Chile itu jelang keberangkatannya musim depan.
Derby Madrid di final Liga Champions 2014 (gambar Dailymail.co.uk)
Lantas, akankah
Stadion San Siro,
Milan, pada 28 Mei nanti akan
mempertemukan dua tim asal Madrid, alias menjadi panggung derby Madrid? Atau
arena pertarungan antara dua tim pendatang baru yang belum pernah merasakan indahnya juara, Manchester City dan Atletico
Madrid?
Terlepas siapa
peraih tiket kedua, saat ini Atletico sedang menanti dengan semangat kemenangan
yang membara. Ditambah lagi mereka sedikit diuntungkan dengan catatan sejarah
di mana tim yang pernah menyingkirkan Muenchen di semifinal, tampil sebagai
jawara.
Musim lalu,
Barcelona keluar sebagai juara, menggasak Juventus 3-1, setelah sebelumnya menyudahi
langkah Muenchen di semi final. Setahun sebelumnya, Madrid merengkuh Si Kuping
Besar, mendepak Muenchen di empat besar, dan menumbangkan Atletico di final
dengan skor 4-1.
Bisa jadi,
selain modal sejarah itu, laga final ini akan menjadi ajang balas dendam Atletico
pada rival sekota itu. El Atleti tentu tak mau kalah untuk kedua kalinya…
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 4 Mei 2016.
Comments
Post a Comment