Seberapa “Greget” Film Preman Pensiun?
“Setiap pertanyaan harus terjawab di kamu, setiap persoalan harus selesai di kamu”
Demikian pertanyaan yang mengemuka ketika serial sinetron
dengan judul serupa diangkat ke layar lebar. Orang tentu akan bertanya
macam-macam. Beberapa di antaranya: apakah latar, setting, tokoh dan penokohan,
tetap sama? Bila demikian apa perbedaan mendasar dengan tayangan yang sudah
menemani ruang tontonan selama ratusan episode sebelumnya?
Tentu tidak mungkin bila tidak ada yang baru ketika kisah
serial televisi tersebut diangkat ke layar lebar. Orang pasti ingin melihat
sesuatu yang berbeda dari yang ditonton hingga episode terakhir tiga tahun
silam. Namun kebaruan dimaksud harus dimaknai secara hati-hati. Kisah ini sudah
sedemikian dikenal dengan kekhasan tersendiri. Jangan sampai anasir baru itu
membuat cerita ini jadi berbeda, tidak seperti Preman Pensiun yang telah
dikenal.
Apresiasi patut diberikan kepada Aris Nugraha. Sutradara dan
penulis naskah ini cukup piawai mengolah tegangan-tegangan itu. Dengan kecakapan
sinematografi yang tak diragukan lagi, Aris mampu menjawab rasa penasaran
penonton sekaligus membuat kekhasan Preman Pensiun tak memudar.
Setidaknya secara subjektif bisa saya katakan demikian. Hal ini
berangkat dari pengalaman saat menyaksikan gala premier film tersebut di salah
satu bioskop di bilangan Jakarta Selatan, Kamis, 10 Januari 2019 kemarin. Saya beruntung
menjadi satu dari segelintir orang yang bisa menyaksikan lebih awal film
tersebut sebelum diputar secara luas di bioskop-bioskop pada 17 Januari
mendatang.
Sosok Muslihat yang diperankan Epy Kusnandar |
Kembali ke pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. Ada
sejumlah hal yang bisa dikatakan. Pertama, film ini menjawab rasa rindu
penonton terhadap Preman Pensiun. Para penyuka sinetron tanah air tentu sudah
sedemikian akrab dengan Muslihat (diperankan Epy Kusnandar), Gobang (diperankan
Dedi Moch Jamasari), Ujang (diperankan M Fajar Hidayatullah), Bohim (diperankan
Kris Tatoo), Dikdik (diperankan Andra Manihot), Esih (diperankan Vina Ferina),
Kinanti (diperankan Tya Arifin), Imas (diperankan Soraya Rasyid), Pipit
(diperankan Ica Naga), Murad (diperankan Deny Firdaus) hingga Kang Bahar
(diperankan almarhum Didi Petet).
Tokoh-tokoh tersebut kembali hadir secara utuh, kecuali Kang
Bahar yang diperankan almarhum Didi Petet. Karakter masing-masing tetap khas,
kekocakan-kekocakan yang ditampilkan tak juga berubah dalam balutan kultur
Sunda yang kental.
Kedua, setelah sempat
hilang dari layar kaca untuk waktu yang tidak singkat, kemunculan kembali
Preman Pensiun tidak merepetisi kisah-kisah yang sudah tersaji. Kali ini Aris,
sang pencipta ide, ingin menjawab rasa penasaran penonton tentang kelanjutan
cerita selepas kematian Kang Bahar.
Bagaimana nasib Muslihat dan para preman yang menjadi anak
buahnya? Bagaimana kelanjutan romantika hubungan Imas dan Dikdik? Bagaimana
kehidupan Muslihat dengan anak perempuan semata wayangnya? Apakah Pipit dan
Murad masih menjadi “sejoli” yang kocak? Bagaimana relasi Muslihat dan
anak-anak Kang Bahar?
Dedi Moch Jamasari yang berperan sebagai Gobang. |
Pertanyaan-pertanyaan itu coba dijawab secara runtut. Tidak lupa,
Aris menyajikan ketegangan baru dalam sebuah kisah pembunuhan. Adik ipar Gobang
tewas dikeroyok sekelompok preman. Siapa pelakunya? Apakah Muslihat harus turun
tangan untuk menyelesaikannya seturut wejangan Kang Bahar yang menjadi kutipan
pembuka di atas?
Ketiga, saya tidak
akan membicarakan lebih lanjut tentang jalannya cerita. Biarkan masing-masing
orang memenuhi sendiri rasa penasarannya saat film tersebut hadir di bioskop. Yang
mau saya tekankan, film ini memang patut ditonton. Tidak hanya oleh anda yang
sudah jatuh cinta dengan kisah tersebut.
Film yang diproduksi MNC Pictures ini sarat makna. Sebelum muncul
di layar lebar, film ini mendobrak dominasi film-film remaja dengan kisah-kisah
percintaan yang berseliweran di stasiun-stasiun televisi swasta nasional. Bisa dicek
sendiri tema sinetron yang menjamur saat ini.
Para pemain film Preman Pensiun saat gala premier/foto Echi Mustika |
Begitu juga tokoh dan penokohan yang dibangun. Selain kebanyakan diisi kisah yang terlalu “tua” untuk diperankan oleh anak-anak remaja, dan terlalu dewasa untuk dipertontonkan secara luas dan terbuka, para pemeran pun adalah sosok terpilih. Terpilih tentu bukan karena kualitas akting, tetapi karena memiliki bonus wajah yang elok dan rupawan. Hampir sebagian besar para pemeran adalah mereka yang diberkahi wajah yang oleh kacamata subjektif disebut ganteng dan cantik.
Sementara Preman Pensiun tidak menjual kegantengan dan
kecantikan, meski kecantikan sejumlah pemeran tidak diragukan lagi. Preman
Pensiun tetap menghadirkan kisah dari sekelompok preman di kota Bandung. Atribut
preman benar-benar ditampilkan tanpa kepalsuan sedikitpun.
Menariknya, dan ini yang menjadi nilai lebih film ini, dalam
kesangaran wajah, tubuh dan penampilan, mereka tetaplah orang-orang Sunda
dengan budi dan tutur bahasa khas ketika bertemu orang-orang yang disegani
karena kewibawaannya. Tak heran, aksi kocak yang mengundang gelak tawa akan
mengisi setiap adegan yang ditampilkan.
Pada titik ini, maksud Aris tercapai. Sebagaimana dikatakan
usai gala premier tersebut, ia sebenarnya ingin menghadirkan kontras tersebut. “Film
tentang preman tetapi di Bandung,” demikian kata kreator serial legendaris
Bajaj Bajuri itu.
Selain mengirim maksud tersebut, film ini juga mengemukakan
pesan kesetiaan. Kesetiaan akan panggilan dan pilihan. Dalam kehidupan yang
kasar dan keras, Muslihat tetap mengemban amanat yang ditemurunkan Kang Bahar,
sosok yang sangat dihormati dan disegani. Amanat untuk memperhatikan nasib dan
masa depan anak buahnya. Amanat untuk menjaga tali silaturahmi dan
kekeluargaan.
Akhirnya, film ini tidak menjawab tuntas semua pertanyaan. Tentu
ada strategi tersendiri untuk tidak menjawab semua dalam satu film, selain keterbatasan
ruang dan waktu yang tak dapat ditampik. Sekalipun berjudul Preman Pensiun
tetapi film ini tetap berlanjut. Para preman belum benar-benar pensiun. Entah
sampai berapa layar lagi untuk membuat judul tersebut benar-benar tergenapi,
film ini lebih dari cukup mengobati rasa rindu kita untuk bernostalgia dengan
kisah kontras yang kocak namun sarat makna.
Selamat menyaksikan!
Penasaran sama film lepasnya. Dulu di serial televisi juga hanya nonton beberapa episode saja.
ReplyDeleteDuh tapi di Cianjur tempat saya tinggal ga ada bioskop. Hem... Nonton harus di luar kota kali ya...
wah sayang banget ya semoga bisa berkesempatan mampir di bioskop2 terdekat ya mba
DeleteSeeial tivinya saya tak pernah ketinggalan nonton. Dan versi layar lebarnya musti nonton juga nih. ..
ReplyDeletewajib itu mas dijamin seru deh
DeleteHarus nonton nih. Semoga layar lebarnya seseru layar kacanya ya.
ReplyDeleteBener mba direkomendasikan deh untuk ditonton bakal ada kejutan demi kejutan
Deletekata teman-teman filnya bagus ini, tapi akunya ntah bakan nonton di boskop atau ga, soalnya sedang sibuk-sibuknya di rumah
ReplyDeleteSemoga bisa disegerakan ya mba untuk menyaksikannya di bioskop, tentu sensasinya berbeda dibanding nonton selain di bioskop
DeleteSatu lagi bacaan yang bikin pengin nonton juga. Tapi keluarga cemara aja belum ketonton, kata temen2 aku bagus juga, ah :)
ReplyDeleteYa, dalam jenis berbeda, Keluarga Cemara juga direkomendasikan untuk ditonton. Aku sudah menontonnya dan menurut saya menarik dan sarat makna
DeleteTerus terang aku ga ngikutin preman pensiun di televisi .Tapi kalau dari makna cerita sih aku dukung banget film kayak gini .menggambarkan bahwa preman juga bisa jadi orang baik lho
ReplyDeleteSemoga bisa dibalas dengan menonton filmnya ya mba..bagus banget pokoknya...wkwk
DeleteOh gituu...?
ReplyDeleteJadi si akang-akang preman ini tidak benar-benar pensiun?
Aah...aku ga nonton sinetronnya dan belum ke layar lebarnya.
Bakalan bingung gak siih?
Ada yang benar-benar pensiun dari profesi preman tetapi ada yang sepertinya masih tetap atau pengen kembali lagi..tonton deh filmnya
DeletePenasaran sama filmnya. Bakalan jadi sequel gak, nih? Keliatannya filmnya bagus, ya, soalnya pemerannya juga totalitas itu, cuma pake kaos dalem pada saat premiere.
ReplyDeleteNgomong-ngomong, bedanya apa preman di Bandung sama di kota-kota lain? :D
Kalau menafsir kata-kata sang sutradara saat gala premier kayakya ini bukan film terakhir bakal ada lagi soalnya masih ada teka-teki yang belum terjawab
DeleteAku ga begitu ngikutin Preman Pensiun sih di TV. Ya, cuma, tau sekilas doang lah. Apalagi, setelah Didi Petet meninggal, aku udah ga begitu ngikutin lagi sih. Tapi, salut juga sih, Kang Muslihat muncul dengan karakternya di promosi film tersebut. Totalitas yang tinggi!
ReplyDeletePara pemain tampil dengan penuh totalitas..terlebih si Muslihat benar2 keren
DeleteGitu ya tokoh utamanya pas launchinh film, datang pake kaos oblong. Preman banget dah. Eh maksudnya preman pensiun banget, hehe
ReplyDeleteMoral atau nasehat-nasehatnya ini yg jadi keunggulan juga yak
Ya aku juga kaget Muslihat nekat pakai pakaian kayak gitu gak disangka-sangka sih tetapi waktu lihat langsung tampang premannya kurang tampak tidak seperti di film hehe
DeleteAku suka banget dulu nonton ini sama mamah di tv wkwkwk. Makanya pas ini mau di diemin aku agak seneng dan antisipasi takut takut aku punya ekspektasi yang ketinggian. Tapi kayaknya kalo diliat dari review ya filmnya oke banget yaaas wkekeke penasaran pengen nonton cepet cepet
ReplyDeleteSilahkan ditonton mba biar terjawab rasa penasarannya..
DeletePenasaran euy. Banyak yang bilang filmnya bagus. Tapi kalau dari sinetron diangkat ke layar lebar pasti punya lelebihan dong. Mantap ini
ReplyDeleteTentu ada nilai dan sisi lain yang menarik ditonton dari film ini..
DeleteHehe bener juga ya, film ini enggak menjual kegantengan dan kecantikan. Jd makin penasaran sama jalan cerita filmnya. pengennonton sendiri. Moga2 ada kesempatan ke bioskop minggu ini :D
ReplyDeleteFilm yang membongkar stereotip para pemeran film-film di sinetron tanah air hehe
Deletedulu waktu sinetronnya masih tayang aku ngikutin ceritanya, dan emang gereget sih.. kebayang nih filmnya juga pasti lebih gereget deh gak sabar mau nonton juga
ReplyDeletePasti mba greget dan penuh kejutan hehe
Deleteaku kadang bingung harus menilai film itu bagus atau tidaknya. yang pasti kalau nonton aku merasa terhibur berarti film itu bagus.. dan film ini aku terhibur sih. jd menurutku bagus
ReplyDeleteMeski bercerita tentang preman tetapi tetap menampilkan sisi humanis melalui aksi dan dialog-dialog yang menggelitik
DeleteWaktu masih sinetron aja Eny suka banget nonton sama mamah juga, lucu sih hhe. Kalo filmnya blm yaa... Jadi makin penasaran habis baca tulisan ini. Epy Kusnandar yang pake kaos tanpa lengan keliatan kayak pasrah bgt ahahahha
ReplyDeleteSilahkan ditonton mba filmnya kelucuan dan kekocakan masih terpelihara di antara kejutan-kejutan jalan ceritanya
DeleteMasih Binggung Mencari Situs Togel Online, Live Casino & Taruhan Bola Yang Terpercaya ?
ReplyDeleteyuk join dengan kami
Minimal Depo 20rb & WD 50rb
cs online 1x24 jam
BBM : areatoto
LINE : areatoto
WA : [+855]964630067
hanya di WWWoAREATOTOoPRO
Selamat siang untuk seluruh WNI dan juga seluruh ASIA, nama saya Bu Nurliana Novi, saya ingin membagikan testimoni hidup saya di sini pada platform ini untuk semua WNI dan seluruh asia agar berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet, Allah benar-benar mendukung saya melalui ibu. Ibu Elina yang baik
ReplyDeleteSetelah beberapa periode mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak terus-menerus, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya ditipu dan saya kehilangan Rp 15.000.000 dengan pemberi pinjaman yang berbeda.
Saya putus asa untuk mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya yang kemudian mengenalkan saya kepada Bu Elina, yang merupakan pemilik perusahaan peminjaman global, jadi teman saya meminta saya untuk melamar ke Bu Elina, jadi saya menyimpulkan keberanian dan menghubungi Nyonya Elina.
Saya mengajukan pinjaman sejumlah Rp500.000.000 dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua pengaturan dilakukan pada transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk pinjaman transfer Saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi aplikasi Mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disimpan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu adalah lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa rekening saya dikreditkan dengan jumlah Rp500.000.000. Saya sangat senang bahwa ALLAH akhirnya menjawab doa saya dengan memesan pinjaman saya dengan pinjaman asli saya, yang telah memberikan saya keinginan hati saya.
Mereka juga memiliki tim ahli yang akan memberi tahu Anda tentang jenis bisnis yang ingin Anda investasikan dan bagaimana menginvestasikan uang Anda, sehingga Anda tidak akan pernah bangkrut lagi dalam hidup Anda.
Semoga ALLAH memberkati Bunda Elina yang telah membuat hidup saya mudah, jadi saya menyarankan siapapun yang berminat untuk mendapatkan pinjaman silahkan hubungi Bu Elina via email: elinajohnson22@gmail.com untuk pinjaman anda
Ada perusahaan palsu online lain yang menggunakan kesaksian saya untuk mencapai keinginan egois mereka, saya satu-satunya dengan kesaksian yang benar ini, ketika Anda menghubungi kemudian meminta mereka untuk bukti pembayaran ke ibu`` tolong hati-hati orang-orang ini oke
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya yang sebenarnya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa Tuhan akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.Satu lagi nama saya mrs nurliana novi, Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: nurliananovi96@gmail.com
Toybox is designed from the ground up for leisure and ease-of-use. We allow children to 3D print their very own toys by providing an intuitive interface CNC machining and a wealthy choice of high quality|of prime of the range|of prime quality} toys and content. By giving kids the power to create their very own toys on the fly, we allow them to create richer adventures and stories with their toys.
ReplyDelete