Marcus/Kevin dan Peta Persaingan Final Malaysia Open 2017
Marcus/Kevin siap menjemput gelar super series ketiga secara beruntun/badmintonindonesia.org |
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal mempertahankan gelar
Super Series Premier Malaysia Open. Peraih emas Olimpiade Rio itu kandas di
tangan pasangan China, Lu Kai/Huang Yaqiong, dengan skor 8-21, 16-21. Pertandingan yang berlangsung di Stadium
Perpaduan, Kuching, itu berlangsung 37 menit.
Penampilan Owi/Butet hari ini berbeda dengan laga perempat final saat mereka mengandaskan Choi Solgyu/Chae Yoo Jung 16-21, 23-21, 22-20
dalam tempo 82 menit. Bisa jadi stamina telah terkuras setelah melakoni
pertandingan hingga larut malam. Sementara pagi harinya harus segera bersiap
untuk beradu di semi final.
Owi/Butet menyayangkan susunan jadwal pertandingan yang
diaggap merugikan. Alih-alih mengeluarkan penampilan terbaik yang terjadi malah
sebaliknya. Alhasil catatan sempurna di enam pertemuan sebelumnya ternoda.
“Penampilan kami hari ini memang bisa dibilang
underperformed. Dari segi tenaga, pertandingan di perempat final sangat
menguras energi, kami berharap dapat recovery dan istirahat lebih lama, tetapi
kami kaget saat melihat jadwal pertandingan. Semalam kami sampai hotel jam 12
malam, dan hari ini dari pagi sudah harus bersiap tanding lagi,” beber Liliyana
kepada badmintonindonesia.org.
Meski begitu keduanya harus mengakui performa pasangan
China yang sedang on fire. Dalam sebulan terakhir unggulan empat itu berhasil
merebut dua gelar yakni di All England dan India Open.
Dengan kemenangan ini China pun mengambil alih posisi
Indonesia sebagai juara nomor ganda campuran. Di partai final, Minggu (9/4)
besok akan terjadi final sesama pemain China. Lu/Huang akan berebut gelar
dengan unggulan pertama Zheng Siwei/Chen Qingchen, yang menghempaskan rekan
senegaranya Zhang Nan/Li Yinhui, 21-19 dan 21-14.
Skor pertemuan menempatkan Chen/Zheng sebagai unggulan. Keduanya
meraih lima kemenangan dalam tujuh pertemuan. Namun kekalahan di India Open
pekan lalu membuat Cheng/Zhen harus mewaspadai kompatriotnya yang sedang dalam
tren positif.
Huang Yaqiong (23) akan tampil pada dua nomor di final Malaysia SSP 2017/@antoagustian |
China kembali lagi
China akhirnya kembali mengirim wakilnya di final setelah
menjadi penonton di dua turnamen super series sebelumnya. Yaqiong/Tang Jinhua sukses
membekuk unggulan lima dari Korea Selatan Chang Ye Na/Lee So Hee dalam
pertarungan melelahkan selama satu jam dan 23 menit.
Kemenangan 22-20 18-21 dan 21-16 ini memberi arti tersendiri
bagi pasangan China itu. Di satu sisi keduanya mampu menumbangkan wakil Korea
Selatan yang lebih diunggulkan dan merupakan juara All England. Di sisi lain, menambah
rekam jejak positif bagi Huang Yaqiong. Ini adalah final ketiga di turnamen super
series bagi pemain 23 tahun itu dengan dua dari antaranya sukses menjadi juara.
Selain itu Huang mengikuti jejak rekannya Chen Qingchen dan
senior mereka Zhao Yunlei yang cemerlang bermain rangkap. Ini menjadi final
pertama di dua nomor berbeda bagi Huang, di samping nomor ganda campuran
bersama Lu Kai.
Di partai final keduanya akan bertemu sesama pasangan kejutan,
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Yuki/Sayaka menumbangkan seniornya sekaligus
unggulan pertama Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, 21-18 21-19.
Performa Yuki/Sayaka sedang membaik. Pasangan penerus
Misaki/Ayaka ini baru saja menjuarai German Open dan lolos ke semi final India
Super Series.
Laga pamungkas ini akan menjadi pertaruhan siapa yang
terbaik di antara mereka. Tidak hanya merebut mahkota, juga mengunggli
sementara rekor pertemuan setelah imbang di dua pertemuan sebelumnya. Sebagai informasi
keduanya baru bertemu pekan lalu di India. Laga itu dimenangkan Yuki/Sayaka, 29-30 21-18 21-15.
Final Ideal
Selain kejutan demi kejutan, turnamen ini pun menjadi
panggung ideal yang mempertemukan para pebulutangkis terbaik. Di final nomor
tunggal putra terjadi perjumpaan dua sahabat yang menjadi musih di dalam lapangan.
Siapa lagi kalau bukan Lin Dan dan Lee Chong Wei.
Lin Dan lebih dulu menanti harapan semata wayang tuan rumah
itu setelah menumbangkan pemain Korea Selatan, Son Wan Ho. Pertandingan itu
berlangsung sengit selama 1 jam dan 24 menit dengan skor akhir 27-25 19-21 21-16.
Berbeda dengan Super Dan yang menumbangkan unggulan lima, Dato Lee
malah nyaris tanpa perlawanan berarti dari pemainan Hong Kong Wong Wing Ki
Vincent. Lee yang ditempatkan sebagai unggulan pertama menang dua game langsung
atas pemain yang tidak diunggulkan itu dengan skor 21-12 dan 21-9. Kemenangan
Lee dalam waktu 39 menit ini memberi kekalahan ketujuh bagi Wong Wing.
Final antara sesama pemain veteran ini menarik. Ini adalah
final klasik, pertarungan ke-36 antara dua musuh bebuyutan dengan target
masing-masing. Lee ingin berjaya di negeri sendiri, hal mana yang masih menjadi
impian bagi Lin Dan. Dalam segala kebesaran dan koleksi gelarnya yang berjibun,
Lin Dan belum sekalipun juara di Negeri Jiran.
Final Malaysia SSP 2017 mempertemukan dua pemain senior untuk yang ke-36 kalinya sepanjang sejarah/Kompas.com |
Tiga pertemuan terakhir selalu dimenangkan Chong Wei. Namun catatan
pertemuan secara keseluruhan Chong Wei yang kini berada di posisi nomor satu
dunia masih tertinggal jauh. Lin Dan, berperingkat 6 dunia, unggul 24 kali atas
Chong Wei dalam 35 pertemuan.
Meski sudah saling berhadap-hadapan di berbagai kompetisi sejak
2004, di Malaysia Open keduanya baru bertemu sekali. Itu pun terjadi lebih dari
satu dekade lalu. Di Malaysia Open 2006 itu, Chong Wei menang 21-18 18-21
23-21.
Seperti di bagian putra, demikian juga di tunggal putri. Dua
unggulan teratas akan saling berhadap-hadapan. Tai Tzu Ying dan Carolina Marin.
Tai yang berada di puncak dunia lolos ke final setelah membekuk unggulan tiga
Sung Ji Hyun dari Korea Selatan. Laga ini berjalan sengit selama lebih dari
satu jam dengan skor 20-22 21-13 21-12.
Meski sempat tertinggal di game pertama, tai berhasil
bangkit di dua game berikutnya. Kebangkitan Tai diiringi performa menawan
pemain Taiwan itu. Salah satu yang menonjol dan ini membuat siapa saja patut
angkat topi adalah racket skill yang
mumpuni. Raket itu sudah lebih dari sekadar alat di tangannya. Benda berjaring
itu tak ubahnya tangan Tai sendiri. Anda bisa lihat bagaimana ia menempatkan
bola ke sudut mana saja yang dikehendaki secara telak. Fantastis!
Sementara Marin sempat dipaksa berjuang cukup oleh Nozomi
Okuhara. Pemain Jepang itu membaut Caro jatuh bangun di dua game pertandingan
sebelum menyerah 21-23 19-21. Pemain Spanyol itu pun mengakhiri catatan buruk
menghadapi Okuhara dalam tiga pertemuan terakhir, sekaligus memangkas jarak
ketertinggalan menjadi 3-4.
Marin dan Tai akan bertemu untuk kedelapan kalinya. Untuk sementara
Marin unggul empat kali. Namun di Marin perlu mewaspadai Tai yang sedang di
puncak penampilan, termasuk kemenangan di dua pertemuan terakhir.
Semata wayang
Indonesia
Setelah kegagalan Owi/Butet, wajah Indonesia diselamatkan
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Unggulan empat ini berhasil
menumbangkan unggulan dua dari Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Seperti diprediksi ini adalah duel antara dua pasangan yang
bermain cepat, agresif namun memiliki pertahanan yang kokoh. Keduanya mengawali
game pertama dengan ketat. Setelah imbang 2-2, Kamura/Sonoda mulai menjauh
perlahan hingga memimpin saat interval, 11-8.
Selepas istirahat, Marcus/Kevin yang mulai berani adu drive sejak menjelang interval, semakin
garang. Pasangan Jepang berhasil disalip dengan keunggulan tiga angka. Drama pengejaran delapan angka dipergakan
Marcus/Kevin sejak tertinggal 8-11 untuk membalikkan keadaan menjadi 16-11. The
Minions terus menjaga jarak hingga keduduan 17-13. Wakil Jepang sempat mencuri
tiga angka sebelum Marcus/Kevin merebut game pertama.
Keigo/Sonoda sempat memimpin tiga poin di awal game kedua
dalam kedudukan 3-1. Kemudian mengunci perolehan poin wakil Merah Putih di
angka tiga saat mereka merebut poin tujuh. Marcus/Kevin berhasil mengejar dan
balik memimpin, 8-7, sebelum mengunci interval pertama dengan skor 11-9.
Fu Haifeng (33) patut diwaspadai Marcus/Kevin/@antoagustian |
Kejar mengejar poin terjadi setelah itu. Jarak antara
keduanya tidak lebih dari dua poin hingga kedudukan 14-12. Setelah itu,
Marcus/Kevin tak terkejar. Meninggalan wakil Jepang di angka 12 saat menginjak game point. Kamura/Sonoda sempat
memperpanjang harapan namun hanya berhasil mendapat satu poin. Laga tersebut
tampaknya tidak sesuai harapan. Mendapatkan perlawanan yang sengit dari
pasangan Jepang. Waktu 35 menit dengan skor akhir 21-16 21-13
tampaknya terlalu singkat buat pertarungan dua unggulan itu.
Kemenangan ini tak lepas dari permainan apik keduanya. Kevin
benar-benar menunjukkan diri sesuai julukannya “the flying Kevin” ditopang oleh
smes keras Sinyo, sapaan Marcus. Di samping itu akurasi pukulan terlihat dan
pertahanan yang mampu dijaga dengan baik.
Pasangan China Fu Haifeng/Zheng Siwei lebih dulu menanti di
final. Keduanya membuat kejutan, menumbangkan rekan senegara yang merupakan
unggulan tiga, Chai Biao/Hong Wei. Laga berdurasi 50 menit itu berkesudahan
17-21 21-14 21-19.
Hasil ini menunjukkan bahwa perpaduan pemain senio dan
junior itu bakal menjadi tantangan berat bagi Marcus/Kevin. Meski sudah berusia
33 tahun Fu masih memiliki power dan
stamina yang bagus. Keduanya pun menjemput gelar prestisius pertama di debut
mereka. Begitu juga Marcus/Kevin yang menggantungkan harapan berjaya di
Malaysia sekaligus mempertahankan prestasi Indonesia tahun lalu. Pulang dengan
satu gelar.
Mampukah Marcus/Kevin mencapai klimaks, merebut hattrick
super series beruntun, di atas kemenangan perdana atas pasangan debutan China
itu?
N.B
Secara keseluruhan China mengirim wakil terbanyak dan telah
mengunci satu gelar. Partai final Minggu (9/4) mulai pukul 12.00 WIB, live di
KompasTV dengan jadwal sebagai berikut:
Jadwal final/tournamnetsoftware.com |
Tulisan ini terbit perdana di Kompasiana, 8 April 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/marcus-kevin-dan-peta-persaingan-final-malaysia-open-2017_58e9090d0223bd543c198dd4
Comments
Post a Comment