Kembali Pecundangi Angga/Ricky, Marcus/Kevin Pertahankan Gelar India Open
Finalis ganda putra IndiaSS 2017 dengan Marcus/Kevin sebagai juara/@antoagustian |
Entah kata apa yang tepat disematkan pada Marcus Fernaldi
Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan yang dijuluki “The Minions” ini
kembali naik podium tertinggi dalam dua turnamen secara beruntun. Setelah dua
pekan lalu menjuarai All England di Birmingham, Inggris, hari ini giliran Siri
Fort Indoor Stadium, New Delhi, India menjadi panggung pembuktian keperkasaan
mereka.
Kembali bertemu Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi untuk
ketiga kalinya di partai final,selain Australia Open dan India Open tahun lalu,
Marcus/Kevin sukses mempertahankan catatan sempurna. Pertemuan pertama di
India, pertarungan berlangsung dua set 17-21 13-21 untuk
kemenangan Marcus/Kevin. Kemenangan straight set kembali berulang di Australia,
14-21 15-21, yang membuat Angga/Ricky kembali gigit jari.
Dan hari ini sejarah kembali berpihak pada
Marcus/Kevin. Pasangan yang tengah berbulan madu sebagai penguasa puncak
rangking dunia hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk membuktikan status
mereka. Laga itu berakhir 21-11 21-15.
Angga/Ricky belum bisa “move on” saat
bertemu Marcus/Kevin. Sebelum turnamen ini unggulan tujuh itu juga menelan
kekalahan dari Marcus/Kevin di fase penyisihan grup World Superseries Finals
pada akhir tahun lalu. Bedanya saat itu Angga/Ricky sempat memaksa juniornya
itu bermain tiga game sebelum berakhir dengan skor 18-21 21-17 14-21.
Meski kembali mengakui keunggulan
Marcus/Kevin setidaknya hasil ini menunjukkan bahwa Angga/Ricky perlahan
kembali mendapatkan performa terbaik mereka. Pasangan yang lebih dulu digadang-gadang
sebagai penerus Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan itu mengalami masa paceklik
dalam setahun terakhir. Kegagalan demi kegagalan mengiringi performa mereka
yang inkonsisten.
Di pertandingan hari ini publik berharap
laga tidak berakhir sedemikian cepat. Setidaknya penampilan ciamik saat
menumbangkan unggulan lima, Li Junhui/Liu Yuchen diduplikasi lagi di laga ini.
Boleh dikata pertandingan semi final itu menjadi salah satu pertandingan
terbaik yang pernah dilakoni Angga/Ricku. Pertarungan selama 46 menit itu
mempertontonkan semua kemampuan terbaik Angga/Ricky yang hilang selama
berbulan-bulan. Pertandingan yang berakhir dengan skor 21-16 13-21 21-16 itu adalah
titik balik keduanya.
Apa daya kenyataan tidak selalu sejalan dengan harapan. Di pihak
lain Marcus/Kevin benar-benar trengginas baik dalam bertahan maupun menyerang. Patut
diakui game pertama adalah sepenuhnya milik Marcus/Kevin. Tak ubahnya seperti
keduanya memperlakukan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Koldingdi game ketiga,
pertandingan semi final yang berakhir 21-14, 18-21, 21-9 itu.
Seusai pertandingan kepada badmintonindonesia.org Kevin
membeberkan rahasia kemenangan. “Kami selalu menimati setiap pertandingan, itu
kunci kemenangan kami.”
Selain itu,lanjut Kevin, tekad kuat yang selalu dipegang
membuatnya mampu melewati setiap tantangan termasuk stamina yang terkuras dan tubuh
yang sedang tidak fit.
“Soal stamina pasti terkuras karna jujur saja persiapan ke
India Open bisa dibilang hampir tanpa persiapan. Saya juga kurang fit, masih
batuk. Namun saya punya motivasi besar, saya ingin selalu bisa memenangkan
semua pertandingan yang saya jalani. Walaupun begitu, saya tidak mau expect
terlalu jauh, nikmati step by step saja.”
Meski meraih trofi super series kelima, masing-masing
tiga gelar super seris di India dan Australia serta dua gelar super series
premier yakni China dan All England, keduanya belum bisa mempertahankan puncak
dunia lebih lama lagi. Lolosnya Li/Liu, pesaing terdekat mereka, ke semi final
membuat Marcus/Kevin harus rela turun ke peringkat dunia.
Di sini terletak salah satu keanehan, bisa juga sebentuk ironi
dalam dunia bulu tangkis. Trofi tidak otomatis membuat posisi pebulutangkis
aman karena keberadaannya juga ditentukan oleh hasil dari pebulutangkis lain.
Tetapi di situlah terletak pula keadilan dan sportivitas bahwa setiap
perjuangan selalu mendapat ganjaran.
Suka tidak suka Marcus/Kevin harus
menerima sistem yang telah menjadi kenyataan. Turnamen dengan level lebih
tinggi akan segera dihelat di Malaysia. Itulah momentum Marcus/Kevin untuk
menunjukkan diri layak menjadi penguasa. Begitu juga Angga/Ricky, menjadi
kesempatan utuk balas dendam, seandainya takdir kembali mempertemukan mereka.
Distribusi merata
Tak seperti tahun lalu, di tahun ini gelar tersebar merata
ke lima negara berbeda. Jepang kembali mempertahankan trofi yang tahun lalu diraih
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.Saat itu pasangan nomor satu dunia
menumbangkan rekan senegara Naoko Fukuman/Kuruni Yonao, 21-18 dan 21-18.
Sayang kesempatan kedua bagi Fukuman/Yonao tak berbuah
gelar. Di partai final hari ini, unggulan tiga itu menyerah dari juniornya Shiho
Tanaka/Koharu Yonemoto. Kemenangan 16-21, 21-19, 21-10 dalam waktu lebih dari 1
jam itu berbuah trofi super series pertama bagi pasangan yang dijagokan di
tempat ketujuh.
Laga sengit berdurasi lebih dari 60 menit terjadi dalam
pertarungan antara sesama wakil China di nomor ganda campuran. Meski diunggulkan di tempat kedua, Lu
Kai/Huang Yaqiong sukses mempecundangi unggulan tertas, Zhen Siwei/Chen
Qingchen, 22-24 21-14 dan 21-17. Kemenangan ini memberi arti tersendiri bagi
Lu/Huang karena, seperti Marcus/Kevin, sukses mempertahankan gelar. Di partai
final tahun lalu, Lu/Huang menumbangkan wakil Indonesia Riky Widianto/Puspita
Richi Dili, 21-13 dan 21-16.
Persis berbanding terbalik dengan Fuuman/Yunao, itulah yang
terjadi dengan Viktor Axelsen. Pemain muda Denmark ini berhasil menebus
kegagalan tahun lalu dengan merebut gelar tunggal putra. Di partai final
unggulan tiga ini menggasak Chou Tien Chen asal Taiwan dua game langsung
21-3-21-10. Chou tak ubahnya tempat pelampiasan atas kegagalan tahun lalu dari
Kento Momota asal Jepang.
Carolina Marin gagal merebut gelar terakhir bagi Spanyol. Kekalahan
Caro, yang menjadi unggulan pertama, adalah kegembiraan bagi tuan rumah Jagoan
India, Pusarla V.Sindhu membekuk Caro straight set 21-19 dan 21-16.
Kemenangan ini sekaligus balasan atas hasil menyesakkan di Olimpiade
Rio 2016. Harapan masyarakat India untuk mendapatkan medali emas kandas di
tangan Caro yang memenangkan pertandingan tiga game dengan skor 19-21 21-12 21-15.
Sindhu membanggakan sekaligus menghibur tuan rumah dengn raihan gelar tunggal putri/@antoagustian |
Kali ini Sindhu memang pantas mendapatkan
gelar itu, permainannya semakin ciamik. Kecepatan dan stamina Sindhu adalah
beberapa modal penting yang membuatnya mampu mencapai klimaks.
Tahun lalu gelar tunggal putri direngkuh
Thailand melalui Ratchanok Intanon yang menumbangkan Li Xuerui dari
China. Thailand dan India bertukar tempat, sementara China, Jepang dan
Indonesia tetap mempertahankan posisinya.
Selamat kepada Marcus/Kevin dan para juara. Sampai jumpa di Kuching,
Sarawak, Malaysia pekan depan.
N.B
Hasil pertandingan final #IndiaSS 2017:
Ganda Putri
Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (7/JPN) vs Naoko Fukuman/Kurumi
Yanao (3/JPN) 16-21, 21-19, 21-10
Ganda Campuran
Lu Kai/Huang Yaqiong (2/CHN) vs Zheng Siwei/Chen Qingchen
(1/CHN) 22-24, 21-14, 21-17
Tunggal Putra
Viktor Axelsen (3/DEN) vs Chou Tien Chen (7/TPE) 21-13,
21-10
Ganda Putra
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (4/INA) vs
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi (6/INA) 21-11, 21-15
Tunggal Putri
Pusarla V. Sindhu (3/IND) vs Carolina Marin (1/ESP) 21-19,
21-16
Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana 2 April 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/kembali-pecundangi-angga-ricky-marcus-kevin-pertahankan-podium-india-open_58e117999fafbdd13805a544
Comments
Post a Comment