Ada yang Tak Beres? Let’s Talk!
Infografis dari @kpsi_pusat |
Jembatan dengan rangka baja sepanjang kurang lebih 135 meter
itu mempunyai kisah tersendiri. Ia tidak hanya menjadi penghubung dua daratan
yang membentang di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Liliba, Kota Kupang, NTT. Beberapa
gembok terpasang di pagar pembatas. Kabarnya, itu sengaja dilakukan muda-mudi
kasmaran untuk mengabadikan jalinan kasih.
Jumlahya memang tidak seberapa, praktis hanya dilakukan
beberapa pasangan saja. Tentu masih jauh dari kesan menawan seperti Jembatan Pont des Invalides. Ribuan gembok
beraneka rupa dan warna telah menjadikan jembatan yang membentang di atas
Sungai Seine di Paris, Prancis itu ikonik.
Bila keberadaan beberapa gembok itu tidak terlalu mencuri
perhatian dan mudah dilupakan, tidak dengan ini. Jembatan tersebut selalu
memperdengarkan kisah miris dari orang-orang yang putus asa. Dari ketinggian 200 meter itu beberapa orang
mengakhiri hidupnya. Mulai dari remaja yang masih sekolah hingga lanjut usia mengakhiri
kehidupannya secara tragis. Sampai-sampai jembatan itu mendapat nama baru, “jembatan
bunuh diri.”
Entah apa alasan
orang-orang bernasib naas itu. Dari “jembatan bunuh diri” itu terbersit simpati
sekaligus awasan. Bunuh diri bukan lagi cara menjemput kematian yang asing. Bunuh
diri adalah cara terakhir yang diambil orang-orang yang kehilangan harapan.
Hari Kesehatan Sedunia tahun ini mengambil tema “Depression:
Let’s Talk.” Tajuk peringatan saban 7 April itu diduplikasi secara nasional
menjadi “Depresi: Yuk Curhat!”
Tema ini penting. Karena itu Kementerian Kesehatan RI
menyelenggarakan talkshow dua hari sebelum peringatan Hari Kesehatan Sedunia. Acara
separuh hari itu bertempat di ruang rapat Kementrian Kesehatan RI, Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, beralamat Jln. Percetakan Negara
No. 29 Jakarta Pusat.
Hadir saat itu sejumlah tokoh berkompeten. Dr. dr Firdiansjah,
SpKJ, MPH yang merupakan Direktur P2MUN dari Kementerian Kkesehatan, berikut dr.Eka
Viora SpKJ, Nursiladewi dari World Health Organization (WHO) Indonesia serta Nur
Yanayirah, pendiri Mother Hope Indonesia.
Suasana temu blogger untuk memaknai Hari Kesehatan Internasional/@KemenkesRI |
Selain memaknai peringatan tersebut, tema ini terlalu
penting untuk disepelehkan apalagi diabaikan. Ada beberapa alasan utama.
Depresi adalah salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan manusia saat ini.
Tahun 2030 nanti ia akan bersanding dengan HIV dan jantung dalam jajaran
penyakit terbesar, yang tentu saja linear dengan jumlah korban.
Menurut data Kementerian Kesehatan hampir 800.000 ribu
kematian akibat bunuh diri terjadi di dunia saban tahun. Dengan kata lain
setiap 40 detik, seorang meninggal karena bunuh diri.
Depresi ini bisa terjadi pada semua kelompok demografi.
Namun kelompok remaja dan usia dewasa muda mendapat penekanan tersendiri. Ini adalah
kelompok rentan, di samping wanita usia produktif terutama setelah melahirkan
dan yang berusia 60 tahun.
Bunuh diri disebabkan banyak hal. Salah satunya adalah
depresi. Pada tingkat tertinggi orang yang mengalami depresi akan mudah
mengambil langkah bunuh diri itu.
Secara sederhana depresi diartikan sebagai keadaan yang
memiliki gejala seperti rasa sedih berkepanjangan dan hilangnya minat melakukan
kegiatan yang disukai. Selanjutnya disertai penurunan kemampuan menjalankan
aktivitas yang biasa dilakukan selama dua minggu.
Menurut dr.Eka ada beberapa penyebab depresi:
*konflik keluarga, yakni permasalahan keluarga yang tidak
terselasaikan.
*Konflik antarpersonal. Hubungan antarpribadi juga bisa
memicu depresi. Relasi dalam pergaulan yang tidak harmonis dan timbulnya
masalah misalnya. Agar tidak sampai membawa masalah, dianjurkan setiap masalah
segera diselesaikan. Mula-mula mencari akar masalah, dan bila sebabnya ada pada
diri kita maka berbesarhatilan untuk klarifikasi dan meminta maaf.
*Peristiwa kehilangan dan kekecewaan juga bisa memicu
depresi, seperti peristiwa ditinggal orang terdekat karena kematian, atau
kehilangan pekerjaan. Kekecewaan karena sesuatu alasan bisa mengantar pada
depresi.
*Selain itu penggunaan obat terlarang dan alkohol. Sifat
adiktif atau ketagihan dan sakau yang ditimbulkan bisa mempengaruhi mental dan
perasaan pengguna.
Kenali depresi
Berbagai hal di atas ditengarai sebagai penyebab depresi. Namun
tidak semua orang bisa menilai diri atau mengidentifikasi seseorang mulai
mengalami depresi. Apa saja gejala depresi?
- Terjadinya perubahan nafsu makan. Mereka yang mengalami depresi biasanya kehilangan nafsu makan secara drastis.
- Mengalami gangguan tidur. Gangguan ini bisa menyita lebih banyak waktu atau kurang waktu tidur (insomnia).
- Merasa cemas secara berlebihan.
- Tidak mampu berkonsentrasi.
- Tidak mampu membuat keputusan
- Merasa tidak berharga dan bersalah
- Rasa putus asa yang diikuti pemikiran untuk melukai diri sendiri, atau bahkan bunuh diri.
Bicaralah
Seorang peserta bertanya apakah depresi itu bisa menular? Si
penanya khawatir dirinya akan terbawa perasaan setelah memberi waktu untuk
mendengar keluh kesah atau “curhatan” orang yang sedang bermasalah.
dr Firdiansjah, seperti tema yang diangkat, menyarankan
orang-orang yang bermasalah untuk berani berbicara. Mencari tempat labuhan pada
orang-orang terdekat untuk mengungkapkan segala beban. Berbicara ini menjadi
cara terbaik ketimbang memilih mengambil langkah berbahaya seperti melukai diri
atau mengakhiri nyawa sekalipun.
Nur Yanayirah pernah mengalami saat terburuk dalam hidupnya.
Ia pernah mengalami depresi pascamelahirkan atau dikenal dengan istilah
Postpartum Depression. Peristiwa itu bermula setelah melahirkan anak pertama
yang meninggal di usia 26 minggu dalam kandungan. Musibah yag terjadi pada 2011
itu berlanjut setelah ia mengandung lima bulan kemudian.
Nur Yanayirah, survivor depresi pasca melahirkan sedang berbagi pengalamannya/@kurniaameliaa |
Selama kehamilan itu ia kerap mengalami pendarahan selama
tiga bulan. Mual dan muntah menyertai. Bayangan masa lalu tentang sang bayi
selalu datang dalam mimpi buruk.
Ia pun melahirkan secara caesar. Tidak ada pilihan untuk
melakukan persalinan normal karena air ketuban menipis, janin stres dan
plasenta tidak mampu mengalirkan nutrisi. Setelah sang putri yang diberi nama
Hana Nabila lahir, masalah Yana tidak lantas berakhir.
Ia tidak bisa menyusui sang bayi dengan air susu sendiri. Bayi
pun terpaksa mendapat asupan dari susu formula. Ia pun terbawa dalam perasaan
bersalah dan rasa tidak berguna. Dalam situasi sulit itu dukungan yang minim
dari keluarga yang terlanjut mencapnya dengan berbagai stigma semakin
menguatkan langkahnya untuk mengakhiri hidupnya. Pernah sekali ia dan sang bayi
ke sungai untuk bunuh diri. Untung sang suami yang begitu tabah menggagalkan
rencana tersebut.
Yana bangkit setelah disarakan temannya untuk bergabung
dengan Komunitas Peduli Trauma. Ia bertemu dengan orang-orang yang pernah
berada dalam situasi seperti dirinya. Keterbukaan dan saling pengertian membuat
Yana perlahan-lahan lepas dari segala perasaan negatif. Selain dari anggota
komunitas ia juga dibantu oleh psikolog.
“Saya merasa bahwa
saya tidak sendirian,”ungkapnya setelah membuka video singkat tentang
perjalanan hidupnya lepas dari depresi.
Pengalaman Yana sangat menyentuh. Beberapa peserta sampai
meneteskan air mata. Perjuangannya untuk lepas dari depresi luar biasa. Yana
kemudian membentuk komunitas Mother Hope Indonesi. Masa lalu menjadi
inspirasinya untuk mendampingi para ibu yang mengalami masalah serupa, terutama memberikan dukungan sosial bagi para ibu dan keluarga yang
mengalami masalah setelah melahirkan seperti
sindrom baby blues
dan postpartum depression.
Bagi khalayak luas, ada banyak cara untuk menghentikan
rantai depresi. Pencegahan hingga penanganan dini bisa ditempuh.
- Pada tahap awal bisa diajak bicara secara santai. “Orang yang mengalami depresi hanya ingin didengarkan. Anda hanya perlu mendengar. Tidak perlu berkata-kata apalagi sampai menghakimi, “ tandas dr Firdiansjah.
- Bila sudah sampai ke tingkat kronis segera bertemu dokter seperti psikiater, konselor dan psikolog.
- Mengamankan barang-barang yang mengkhawatirkan keselamatan seperti barang-barang tajam (pisau), senjata, pestisida, obat-obatan atau Napza.
- Tetap menjaga hubungan baik dengan pengidap agar ia merasa masih diperhatikan. Selain itu pantau selalu kondisinya.
- Sebenarnya ada banyak cara untuk menghindarkan diri dari depresi. Beberapa tips berikut bisa diambil:
- Bicarakan perasaan Anda dengan orang yang Anda percaya
- Bila mengalami depresi carilah bantuan prodesional
- Terus lakukan kegiatan yang selama ini Anda nikmati, atau cari alternatif kegiatan lain bila kegiatan-kegiatan sebelumnya tak mungkin lagi dilakukan
- Tetaplah menjaga hubungan baik dengan orang-orang
- Tetap berhubungan dengan keluarga atau teman
- Makanlah secara teratur dan tidur yang cukup
- Berolahraga secara teratur bila Anda bisa. Bila tidak sempat berjalan dalam jarak pendek bisa diambil.
- Batasi, bahkan hindari alkohol.
@KemenkesRI |
Kita sebenarnya bisa mengurangi 4 persen dari total populasi
yang saat ini mengalami depresi. Begitu juga tidak memperparah keadaan yang
bisa berujung kematian secara tragis atau melalui penyakit-penyakit lain
seperti diabetes, penyakit jantung, hingga stroke. Dengan mengetahui, menyadari
dan mengelolanya secara baik, segalanya bisa ditanggulangi.
Bila Anda mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres, lets’talk! Kepada orang-orang yang Anda
rasa sedang bermasalah, katakan: curhat
yuk!
#DepresiYukCurhat
Comments
Post a Comment