Bergegas bersama Jokowi, Berjaga dengan JAGADIRI
Presiden
Joko Wido bersama Ibu Iriana berjalan bersama dengan pendiri dan CEO Facebook
Mark Zuckerberg di Silicon Valley, California, AS pada pertengahan Februari
2016/Kompas.com/KOMPAS/SONYA HELEN SINOMBOR
Pada awal tahun, tepatnya Februari 2016, Presiden Joko Widodo menyambangi pusat ekonomi kreatif dunia, Silicon Valley, Amerika Serikat. Tak ada yang menyangsikan Lembah Silikon yang terletak di negara bagian California itu sebagai pusat industri kreatif dunia. Di sana start up teknologi bermula, berkembang, dan sekarang menjadi sentrum sekaligus kiblat dunia.
Bila membuka lembaran sejarah daerah selatan dari San
Francisco Bay Area itu akan kita temukan kisah Larry Page dan Sergey Brin yang
menciptakan Google dalam garasi mobil pada September 1998. Pada 1976, di tempat
yang sama Steve Jobs dan Steve Wozniak mengawali kerja kreatif untuk teknologi
yang sekarang meraksasa dalam diri Apple Computer.
Jauh sebelum itu, Bill Hewlett dan Dave Packard lebih dulu
mendirikan Hewlett Packard (HP) pada 1939. Rumah tempat keduanya mulai merintis
perusahaan raksasa itu masih tetap lestari karena diyakini sebagai cikal bakal
lahirnya Silicon Valley.
Bill dan Dave, demikian pun Larry dan Sergey, dan satu
lagi, Mark Zukerberg, sang programer
komputer yang kemudian menciptakan situs jejaring sosial Facebook, adalah bagian kecil dari sejarah industri kreatif di
Lembah Silikon itu.
Tak terhitung berapa banyak industri kreatif yang
menancapkan kukunya di sana dan memberikan pengaruh dan kontribusi penting
kepada dunia melalui teknologi dan perusahaan rintisan.
Tak pelak ketika orang nomor satu di negeri ini menginjakkan
kaki di sana, selain rasa takjub yang sangat, juga rasa sesal bercampur
cemburu.
“Saya langsung merasa kalau Indonesia telah begitu jauh
tertinggal. Dan kita harus bergerak cepat untuk mengejar ketertinggalan
tersebut,” tandas Jokowi.
Indonesia bergerak
Di satu sisi pernyataan Jokowi di atas benar adanya. Namun
perkembangan teknologi rintisan (start
up) yang menggila akhir-akhir ini menjadi sinyal positif. Seperti pada dekade
1990-an hingga 2000-an saat trend Start Up mulai mengglobal dilecut oleh
fenomena buble dot-com, kini tak terhitung berapa banyak perusahaan serupa
mulai menghirup kehidupan di tanah air.
Mengutip Rama Mamuaya, CEO dailysocial.net (http://www.mamorae.com/ berita/tentang-start-up-dan- perkembangannya-di-indonesia)
start up yang tengah tumbuh di tanah air mencakup start Up pencipta game, Start
Up aplikasi edukasi dan Start Up perdagangan seperti e-commerce (e-dagang) dan
informasi.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa start up tersebut cepat
berbiak dan akan mendapatkan jaminan hidup yang panjang. Pertama, penetrasi internet yang semakin luas yang kini sudah
terjangkau oleh 88,1 juta orang dan nyaris separuh dari antaranya merupakan
pengguna harian.
Dari waktu ke waktu masyarakat Indonesia semakin melek teknologi
karena sapuan internet yang didukung oleh perangkat elektronik atau gadget seperti telepon pintar, dan
sejenisnya. Hampir jarang kita temui masyarakat Indonesia saat ini yang tidak
melekatkan diri dengan gadget. Dan
hal-hal seperti itu sudah dianggap sebagai bagian dari kebutuhan yang semakin
primer.
Kedua, dilecut
oleh bisnis statr up yang makin merebak maka semakin bermunculan pula ide-ide
kreatif dan orisinal untuk melahirkan temuan-temuan baru. Meski terkesan
menjamur tetap terikat pada basis yang sama yang ditandai dengan terbentuknya
komunitas-komunitas founder start up yang sudah tersebar di banyak kota besar
di Indonesia. Ada Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com), Jogja
Digital Valley (jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com) Inkubator
Bisnis di Semarang, Stasion (stasion.org) yang merupakan wadah bagi start
uplokal di Kota Malang serta masih banyak lagi.
Melalui komunitas itu terjadi saling tukar pikiran, berbagi
ide serta saling mendukung mencari pemodal atau investor.
Ketiga, mata
pemerintah yang mulai terbuka lebar untuk industri kreatif dan bisnis start up
di tanah air. Bisa jadi setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat,
hembusan angin segar bagi datangnya investor semakin kencang.
Tak hanya itu pemerintah pun semakin gencar untuk menelurkan
kebijakan baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk mendukung bisnis
tersebut di antaranya melalui kemudahan memperoleh kredit usaha rakyat,
likuiditas pasar untuk start up, serta program 1.000 technopreneur hingga 2020.
Pemerintah sendiri memiliki sejumlah kebijakan dan rencana,
baik jangka panjang maupun jangka pendek. Antara lain berupa kemudahan
memperoleh kredit usaha rakyat, likuiditas pasar untuk startup, hingga
program 1.000 technopreneur dengan tenggat waktu 2020 (http://tekno.kompas.com/read/ 2016/02/18/20160047/Jokowi.ke. Silicon.Valley.Jangan.Lagi. Omong.Potensi).
Saat berada di Lembah Silikon, Jokowi sempat mampir di Plug
and Play, perusahaan ventura yang memfasilitasi statr up dan usaha pemula di
bidang teknologi. Ia meminta pihak komunitas startup sekaligus
inkubator terbesar di AS itu untuk menjadi mentor dalam membangun ekosistem
digital, di antaranya dengan cara berbagi pengalaman tentang cara mendanai
bisnis rintisan.
Berjaga Bersama
JAGADIRI
Apa yang dilakukan PT Central Asia Financial (CAF) sejak
Januari 2015 merupakan bagian dari terobosan di jagad start up tanah air
melalui asuransi JAGADIRI yang bisa dibeli secara online. Hal ini menjawab
perkembangan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat akan perlindungan diri yang komprehensif dengan
cara dan proses yang mudah.
Jaga Diri menawarkan empat jenis produk yakni kesehatan,
asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan unit link. Jaga Diri tampil beda dengan
berbagai kemudahan antara lain: pertama proses
pembelian produk dilakukan secara mudah dan langsung mendapatkan manfaat.
Melalui genggaman segala proses berlangsung cepat.
Dengan memecet tombol gadget
atau klik, melakukan pembayaran, maka perlindungan langsung diperoleh.
Bila kita membuka aplikasi, yang juga tercermin di laman
JAGADIRI (https://www.jagadiri.co.id/)
di sana tertera beragam informasi, pilihan produk, solusi hingga asuransi mulai
A hingga Z. Selain tampilan yang menarik, tersedia pula beragam fitur yang memadai untuk menjawab
setiap kebutuhan.
Dengan adanya aplikasi dalam genggaman, sebelum bepergian
atau keluar rumah dengan jasa apa saja, kita bisa langsung memilih coverage besaran asuransi yang
diinginkan dengan beragam periode perlindungan mulai dari periode jam, harian
hingga bulanan. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau sama seperti saat
kita memilih beragam layanan ojek online dengan
tawaran harga berbeda-beda.
Kedua, menjawabi
berbagai proses klaim yang terkadang berbelit-belit dan memakan banyak waktu,
melalui aplikasi JAGADIRI klaim berlangsung cepat, jelas dan transparan. Tidak ribet.
Patut dicatatan JAGADIRI menjamin pengembalian premi 50%
yang akan dibayar setiap tiga tahun, dengan atau tanpa klaim sekalipun.
Ketiga, dengan
hanya mengunduh aplikasi JAGADIRI di PlayStore kita sudah bisa langsung
terhubung dengan JAGADIRI. Kita diberi banyak pilihan jaminan dengan jaminan
harga terjangkau.
Ada sejumlah produk menarik yang ditawarkan. Jaga Sehat Plus menawarkan premi mulai dari
90 ribu per bulan, dengan jaminan uang kembali, layanan darurat 24 jam serta
bonus gratis nonton di CGV Blitz
Ada Jaga Aman sebagai asuransi accidental denga harga sangat
ekonomis mulai dari Rp 25 ribu per bulan. Ditambah lagi santunan meninggal
dunia hingga Rp 100 juta, santunan perawatan rumah sakit hingga Rp 10 juta per
tahun, serta layanan darurat 24 jam.
Selain itu ada Jaga Jiwa dengan premi mulai Rp 23 ribuan per bulan, ditambah
santunan meninggal dunia hinggan Rp 200 juta, serta perlindungan langsung aktif
setelah pembayaran berhasil.
Bagi yang suka bepergian dan gemar olahraga ekstrem Jaga
Aman Instan menjadi pilihan menarik. Produk ini memerian perlindungan jiwa
termasuk atas pekerjaan yang berisiko tinggi dengan santunan meninggaldunia dan
perawatan rumah wakit dengan raham pilihan jangka waktu perlindungan disesuai
dengan kebutuhan nasabah mulai dari tiga jam hingga 1 tahun. Preminya sangat
terjangkau, mulai Rp5000,00.
Tak kalah menarik adalah CAF Flexy Link yang merupakan
asuransi unit link yang menawarkan akuisisi ringan yakni satu kali saja di awal
kepersertaan dengan tanpa medical
check-up. Produk ini memberikan jaminan santunan meninggal dunia hingga Rp
100 juta.
Keempat, sekalipun
merupakan start up digital yang belum lama beroperasi, JAGADIRI telah terdatar
dan beroperasi di bawah Otoritas Jasa Keuangan sehingga transparansi dan
akuntabilitasnya terjaga. Akhir September lalu JAGADIRI menyabet penghargaan Indonesia Insurance Consumer Choice Award
2016 dari Warta Ekonomi untuk
kategori “BEST FINANCIAL PERFORMANCE” untuk kelompok asuransi dengan aset di
bawah Rp250 miliar.
Terobosan dan kemudahan yang ditawarkan Jaga Diri adalah
inovasi digital yang menjanjikan bagi pasar Indonesia yang sangat potensial.
Jaga Diri adalah start up digital yang mengajak masyarakat Indonesia untuk
sama-sama berjaga-jaga dengan cara dan proses yang mudah, sebagaimana ciri khas
teknologi masa kini.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 12 desember 2016
Comments
Post a Comment