Timnas Indonesia Setelah Dua Laga Uji Coba
Irfan
Bachdim merayakan gol ke gawang Vietnam/goal.com
Timnas senior Indonesia kembali mencatatkan hasil positif. Tak
terkalahkan dalam dua laga setelah bangun dari mati suri selama setahun lebih menjadi
modal berharga untuk melangkah maju. Pada uji coba pertama, Boaz Solossa dan
kolega sukses menggulung Malaysia tiga gol tanpa balas pada 6 September lalu di
Stadion Manahan, Solo.
Terkini, Minggu (9/10) kemarin, tim yang sama mampu menahan
imbang tim kuat Vietnam.Sempat tertinggal dua gol dalam 12 menit pertama
setelah gol Le Van Thang di menit
keempat dan Vu Minh Tuan, anak asuh Alfred Riedl berhasil mengejar
ketertinggalan. Gol cantik hasil eksekusi tendangan bebas Zulham Zamrun (menit
27) dan penyelesaian sempurna Irfan Bachdim semenit kemudian memaksa hasil
imbang.
Sebagai tambahan, gol Zulham itu istimewa. Tak hanya ciamik,
juga duplikasi gol ke gawang negara yang sama di ajang Piala AFF 2014. Saat itu
laga pun berakhir sama kuat, 2-2.
Zulham
Zamrun mencetak gol cantik ke gawang Vietnam pada Piala AFF
2014/www.wowkeren.com
Dibandingkan laga pertama, pertandingan kedua ini menjadi
kaca pengilon bagi timnas. Vietnam jelas lebih kuat dan padu tidak seperti Malaysia yang sedang
dalam masa transisi usai ditinggal sejumlah pemain senior. Selain itu sebelum
bertandang ke Stadion Manguwoharjo, Sleman bertemu Indonesia, skuad Nguyen Huu
Thang melumat Korea Utara dalam laga uji coba dengan skor 5-2.
Bedanya saat membungkam tim Asia Timur itu Vietnam turun
dengan komposisi penuh. Sementara kontra Indonesia, The Golden
Stars tanpa tiga pemain utama. Walau demikian Indonesia tetap
mendapatkan banyak pelajaran penting dari laga itu.
Rupa positif yang terlihat jelas adalah semangat juang para
pemain yang luar biasa. Tertinggal dini tak membuat kepakan sayap Garuda patah
terkulai. Pra pemain senior seperti Boaz dan Irfan Bachdim mampu memompa
semangat para pemain untuk bangkit. Penempatan diri Boaz yang bagus, serta daya
eksplosif Irfan yang tinggi, berpadu padan dengan akselerasi Andik Vermansyah
dari sisi sayap. Irfan dan Andik mampu mentransformasi pengalaman mereka di
kancah internasional ke dalam tubuh Merah Putih. Pada titik ini seleksi dan
kombinasi yang dibuat Riedl sangat membantu.
Pelatih Vietnam angkat topi kepada tiga pemain yang
masing-masing mengenakan nomor punggung 7, 17 dan 21 itu.
”Pemain nomor punggung 21, dia pandai membangun serangan
dari sisi kiri atau kanan pertahanan kami. Namun, pemain nomor 7 dan 17 juga
bermain bagus,” puji Nguyen Huu Thang dikutip dari juara.net.
Dua PR
Di sisi berbeda ada dua kelemahan yang mengemuka selama pertandingan
itu. Pertama, sisi pertahanan. Hal
ini jelas terlihat sejak awal pertandingan. Dua gol yang tercipta dalam tempo
singkat itu menunjukkan bahwa barisan pertahanan Merah Putih belum padu.
Gol pertama tercipta karena kelengahan para pemain belakang
mengawal pergerakan Le Van Thang. Pemain 26 tahun itu tanpa kesulitan
melepaskan tembakan keras dari jarak jauh. Andritany Ardhiyasa tak kuasa
menahan laju bola yang sangat kencang dan terukur itu.
Belum lepas dari gol cepat itu, barisan depan Vietnam
kembali memberikan mimpi buruk. Koordinasi antara Benny Wahyudi, Fachruddin
Wahyudi, Yanto Basna, dan Abdul Rachman belum berjalan baik. Penempatan diri dalam mengawal lawan yang
acak-acakan membuat Nguyen Trong Hoang dengan mudah melepas umpan ke tiang jauh
dan disambar dengan jitu oleh Vu Minh Tuan.
Kedua, stamina.
Kevakuman selama lebih dari 12 bulan plus persiapan yang singkat membuat
stamina sebagian besar pemain kurang terjaga baik. Hanya beberapa pemain,
terutama yang berkiprah di luar negeri, yang masih mampu menjaga ritme latihan.
Sementara sebagian besar pemain lainnya hanya bergantung pada kompetisi
domestik Torabika Soccer Championship yang muncul sebagai pengisi kekosongan.
Selama pertandingan para pemain cukup keteteran mengimbangi
kecepatan para pemain Vietnam. Kondisi mencolok terjadi di awal pertandingan
yang berbuntut pada kebobolan dua gol. Bisa jadi lemahnya stamina berpengaruh
pada koordinasi antarpemain dan antarlini.
Riedl sendiri menyadiri kelemahan ini. Ia mengaku fisik anak
didiknya belum optimal untuk laga internasional. “Fisik kami juga kurang mendukung
untuk laga internasional,”tutur pria Austria itu dikutip dari Kompas, (10/10, hal.31).
Dua laga uji coba ini
sudah cukup memperlihatkan hal-hal penting mana yang harus segera dibenahi.
Riedl sudah tahu seperti apa kondisi tim terkini setelah dibangung dengan
tergesa-gesa. Namun demikian, selain latihan mandiri, tim masih butuh tambahan
uji coba, terutama di luar kandang. Selain sebagai bentuk evaluasi, juga ajang
mematangkan komposisi teknis dan mental sebelum terjun di kompetisi akbar Piala
AFF di Filipina pada November nanti.
Pengakuan Riedl usai laga sudah cukup mengkonklusi Pekerjaan
Rumah (PR) apa yang harus segera dibenahi. “Kelemahan dalam pertahanan dan
fisik pemain akan terus kami perbaiki,”tandasnya. Semoga.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 10/10/2016.
Comments
Post a Comment