Rio Haryanto Berburu Fulus agar Mulus ke F1 2017
Rio Haryanto/Kompas.com
Sudah sejak 10 Agustus lalu Rio Haryanto terdepak dari
posisi pebalap utama tim F1 Manor Racing. Pebalap Prancis Esteban Ocon
mengambil tempat Rio untuk melewatkan sisa musim ini. Dan sudah lima seri pula,
sejak pebalap 23 tahun mencapai kata sepakat, turun kelas menjadi “reserve
driver” atau pebalap cadangan bersama Alex Rossi dari Amerika Serikat. Seperti
kita ketahui tunggakan 7 juta euro dari total 15 juta euro yang tak terpenuhi
membuat Rio hanya bisa melaju di ajang jet darat itu selama 12 seri saja.
Kini musim 2016 tersisa lima seri lagi. Setelah pekan ini,7-
9 Oktober, di Sirkuit Suzuka, Jepang, selanjutnya berturut-turut di Circuit of
the Americas (AS/23 Oktober), Sirkuit Mexico City (Meksiko/30 Oktober), Sirkuit
Interlagos (Brasil/13 November) dan terakhir di Sirkuit Yas Marina (Abu Dhabi)
pada 27 November nanti.
Setiap tim sudah mulai bersiap untuk menyambut musim baru.
Salah satunya adalah menyiapkan amunisi pebalap mereka. Sejauh ini, dari 11 tim
yang dipastikan akan tetap berpartisipasi musim depan setelah Sauber ditolong
pemilik baru, sudah lima (enam?) tim yang memastikan komposisi pebalap.
Tiga tim papan atas, Mercedes, Ferrari dan Red Bull masih
mempertahankan komposisi yang ada. Mercedes tetap mengandalkan dua jagoannya
yang tengah berburu mahkota gelar musim ini, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg.
Tim “Kuda Jingkrak” Ferrari belum berpaling dari Sebastian Vettel dan Kimi
Raikonen. Sementara Daniel Ricciardo dan Max Verstapen yang tengah naik daun
semakin mendapat tempat di tim Red Bull.
McLaren baru saja melakukan bongkar pasang dan telah mendapat
formasi pas. Jeson Button yang akan mundur dari F1 musim depan akan digantikan
oleh Stoffel Vandoorne. Pebalap muda Belgia berusia 24 tahun itu akan bertandem
dengan Fernando Alonso.
Nico Hulkenberg dipastikan tetap bersama Force India dan akan tetap berpasangan dengan Sergio
Perez. Pebalap kelahiran Meksiko itu sempat diisukan akan hijrah ke Renault.
Namun kedua pihak telah bersepakat untuk menjalin kerja sama yang membuat
pebalap 26 tahun itu akan menjalani musim keempat secara beruntun bersama tim
yang berbasis di Inggris itu.
Beberapa tim baru memastikan satu pebalap dan tengah mencari
tandemnya. Ada pula yang masih memasukan nama-nama pebalap dalam daftar calon.
Tim Toro Rosso-Renault baru mengunci satu pebalap yakni Carlos Sainz, sedangkan
Daniil Kvyat yang sebelumnya bertukar tempat dengan Verstappen masih menanti
informasi dari para sponsor.
Tim Williams masih mencari pengganti Filipe Massa yang musim
depan mundur dari F1. Ada beberapa nama yang masuk dalam bursa calon seperti
Valtteri Bottas, Felipe Nasr, Alex Lynn, Lance Stroll dan mantan tandem Rio
Haryanto, Pascal Wehrlein.
Tim Haas baru akan mencapai kesepakatan dengan Romain
Grosjean, pebalap yang selama setahun terakhir bersama tim asal Amerika Serikat
itu. Sementara pendamping pebalap Amerika Serikat itu mencuat nama Esteban
Gutierrez dan Felipe Nasr.
Posisi Kevin Magnussen dan Jolyon Palmer di kursi utama tim
Renault pun belum nyaman dan beberapa nama lain pun siap bersaing seperti
Felipe Nasr, Valtteri Bottas, Esteban Ocon, Sergey Sirotkin dan Jolyon Palmer.
Posisi yang sama berlaku pula pada tim Manor Racing. Pascal
belum dipastikan tempatnya di tim asal Inggris itu, demikian juga Ocon.
Pertanyaan pun mencuat, bagaimana posisi Rio? Kepada tim
mana pebalap kelahiran Solo, Jawa Tengah itu akan mengikat diri? Pertanyaan ini belum
bisa dijawab secara pasti dan tuntas. Satu hal yang pasti Rio belum kehilangan semangat
untuk membalap, terutama sebagai pebalap utama.
Seperti diberitakan oleh sejumlah media di tanah air, pihak
Rio belum buka mulut terkait tim mana yang akan dibela. Hal penting dan
mendesak yang tengah dilakukan adalah mencari sponsor. Beberapa pihak, termasuk
dari beberapa negara seperti Thailand dan Jepang sudah mengutarakan
ketertarikan untuk menyokong Rio.
Pengalaman musim lalu adalah contoh kasat mata dan tak
terbantahkan betapa pentingnya fulus agar mulus melaju di ajang berbiaya mahal
itu. Bila kebutuhan finansial tercukupi maka jalan Rio kembali ke panggung
utama terbuka lebar. Komposisi tim-tim untuk musim depan yang belum utuh di
atas adalah peluang besar bagi Rio.
Masih banyak kursi tersedia yang bisa diambil Rio. Ditambah
lagi persaingan di tubuh Manor sendiri semakin berkurang setelah Alexander
Rossi mengisyaratkan pulang kampung dan kembali ke dunia yang lebih membuatnya
berkibar yakni balapan Indy Car.
Selain itu, 12 kali melaju sebagai pebalap utama dengan
posisi terbaik di urutan ke-15 sudah menggoreskan banyak pengalaman teknis dan
mental. Begitupun berstatus sebagai pebalap cadangan. Tidak sedikit manfaat yang
bisa dipetik sebagai “reserve driver”. Selain siap tampil sebagai pengganti
bila salah satu pebalap utama tidak dapat bertanding atau melanjutkan balapan, seorang
pebalap cadangan tetap berkesempatan untuk tes kemudi dan latihan pada sesi
latihan.
“Reserve driver” pun mendapat akses untuk mengikuti rapat
teknis dan mempelajari sirkuit. Meski kerap dianggap remeh, posisi ini
sebetulnya penting. Seorang pebalap cadangan bisa memanfaatkan kesempatan untuk
menganalisis setiap sirkuit dan mempelajarai kelemahan para pebalap utama
sehingga termotivasi untuk menjadi lebih baik. Meski tak bisa dipungkiri
pengalaman terjun langsung beradu di lintasan penting untuk mengasah skill dan
mental bertanding, menjadi pebalap cadangan pun tetap berfaedah untuk menimba
hal-hal lain yang kadang luput dari perhatian.
Sejarah pernah mencatat, banyak pebalap cadangan yang melesat
menjadi pebalap utama. Ocon sebelumnya adalah pebalap cadangan Renault. Pascal
pun demikian, sebagai pebalap cadangan Mercedes. Selain itu, Fernando Alonso,
David Coulthard, dan Bruno Senna yang pernah merasakan pengalaman sebagai
pebalap cadangan.
Akhirnya pengalaman dan skill saja tidak cukup. Fulus adalah
elemen primer tak terbantahkan. Tak ada uang maka tak ada kursi. Tidak ada
makan siang gratis bagi pay driver atau
pebalap bayaran seperti Rio bila masih ingin mendapat kursi pebalap utama. Sekali
lagi, ada fulus maka semuanya akan mulus. Apakah jalan Rio menuju 2017 akan
berjalan mulus? Semoga.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 6/10/2016.
Comments
Post a Comment