Hendra/Ahsan Harapan Terakhir di Korea Terbuka
Hendra/Ahsan di babak pertama Korea Terbuka 2016/@Badmintonupdate
Turnamen Korea Terbuka baru saja dimulai pada 27 September
kemarin dan akan berakhir pada 2 Oktober nanti di Seong-nam Indoor Stadium. Dua
dari tiga wakil Indonesia langsung gugur di babak pertama. Tersisa ganda putra
senior PBSI, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Tiga wakil lainnya yang pulang lebih dini semuanya berada di
luar pelatnas. Mereka adalah Sony Dwi Kuncoro serta dua pemain muda
kakak-beradik yang masing-masing tampil di dua nomor yakni Lyanny Alessandra
Mainaky dan Yehezkiel Fritz Mainaky.
Yehezkiel yang tampil di hari pertama pada babak kualifikasi
langsung gugur di tangan wakil tuan rumah Kwang Hee Heo. Jarak peringkat yang
cukup jauh, antara kedua pemain menyata di lapangan pertandingan. Yehezkiel,
pemain berperingkat 320 dunia menjadi bulan-bulanan Heo yang kini berada di
rangking 72 dunia. Tak butuh waktu lama bagi Heo untuk memenangkan pertandingan
selama 22 menit dengan skor identik 21-5 dan 21-5.
Situasi serupa terjadi saat Yehezkiel dan Lyanny bertandem
di babak pertama. Meski menempati peringkat dunia yang lebih baik,116 dunia,
keduanya belum mampu merebut kemenangan dari ganda campuran tuan rumah Go Ah Ra/
Kim Dae Eun (rangking 233 dunia). Putra dan putri dari pelatih pelatnas Jepang
Riony mainaky ini menyerah straight set 21-7 21-9.
Di hari kedua, hari ini, giliran Lyanny yang merasakan
kekalahan saat tampil solo. Pemain berperingkat 120 dunia belum mampu
mengimbangi tunggal putri Jepang yang berada di rangking 13 dunia, Sayaka Sato.
Di awal pertandingan semangat muda pemain 19 tahun itu sempat
merepotkan Sato. Ia mampu menempel perolehan poin Sato bahkan membuat skor
keduanya sama, 12-12. Namun jam terbang dan pengalaman akhirnya berbicara
banyak. Setelah itu perolehan poin Sato melaju, meninggalkan Lyanny di angka
12.
Di set kedua perbedaan kelas itu semakin kentara. Tampil taktis,
dan ulet membuat Sato benar-benar di atas angin. Sebaliknya keponakan dari Rexy
Mainaky itu berada di bawah tekanan. Tak hanya kewalahan, Lyanny juga kerap
melakukan kesalahan sendiri. Set kedua berakhir muda, 21-6.
Tunggal putra senior Sony Dwi Kuncoro pun menyusul kedua
pemain muda itu. Sempat memberikan perlawanan di set pertama, tunggal rangking
30 dunia itu tak bisa berbuat banyak, meladeni kegigihan dan performa
meyakinkan andalan Denmark, Jan O Jorgensen.
Berbeda dengan set pertama yang berakhir tipis 23-21, di set
kedua Sony gagal mempertahankan performa. Alih-alih mengulangi penampilan baik
di game pertama, juara Singapura Terbuka 2016 itu takluk 21-13. Hasil ini
membuat tunggal 32 tahun itu gagal memperbaiki catatan pertemuan setelah mengundurkan
diri saat mereka bertemu pertama kali di All England 2013 silam.
Berbeda dengan wakil-wakil lainnya, Hendra/Ahsan tanpa
kesulitan mengawali kiprahnya di turnamen level super series itu. Bertemu
pasangan gado-gado Skotlandia dan Inggris, Adam Hall dan Peter Mills, unggulan
kedua itu mampu merebut kemenangan dua game langsung 21-16 dan 21-14.
Pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 itu mengawali
pertandingan kurang meyakinkan. Meski berstatus non unggulan Peter/Adam mampu
memanfaatkan kesalahan sendiri yang kerap mereka lakukan. Alhasil di interval
pertama, Hendra/Ahsan tertinggal 10-11.
Hendra/Ahsan baru bisa lepas dari tekanan setelah menyamakan
kedudukan. Selanjutnya perolehan poin wakil Merah Putih itu terus bertambah
hingga mengakhiri game pertama. Di awal set kedua situasi berulang. Namun Hendra/Ahsan
berhasil menunjukkan kualitas untuk menyudahi pertandingan selama 28 menit itu.
Di babak kedua, Hendra/Ahsan ditantang pasangan China Taipe,
Jhe-Huei Lee/Yang Lee yang menyingkirkan wakil Jerman Mark Lamsfuss/Marvin Emil
Seidel. Di atas kertas Hendra/Ahsan masih diunggulkan mengingat secara
peringkat terpaut cukup jauh. Hendra/Ahsan berada di rangking 6 dunia sementara
Lee/Lee itu bertengger di peringkat 28.
Namun demikian juara All England 2014 itu tak boleh jemawa. Lawan
berpotensi membuat kejutan sekaligus mengukir rekor tersendiri memenangkan
pertemuan pertama sekaligus satu-satunya dengan mantan pasangan nomor satu
dunia itu.
Sementara itu
Hendra/Ahsan sedikit berada di bawah tekanan mengingat ini merupakan turnamen
terakhir keduanya sebelum berpisah. Bila “daddies” mampu memenangkan
pertandingan ini maka peluang bertemu pasangan muda Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen terbuka lebar. Pertemuan
tersebut merupakan partai ulangan semi final Jepang Terbuka yang berlangsung
beberapa hari lalu yang berakhir dengan kemenangan Li/Liu yang akhirnya keluar
sebagai juara.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 28 September 2016.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 28 September 2016.
Comments
Post a Comment