Hendra/Ahsan Mengejar Kado Perpisahan
Hendra/Ahsan/Badmintonindonesia.org
Turnamen Jepang Terbuka yang tengah berlangsung di Tokyo
Metropolitan Gymnasium adalah satu dari dua turnamen terakhir bagi Hendra Setiawan
dan Mohammad Ahsan sebelum keduanya berpisah. Setelah Korea Terbuka yang
berlangsung pada 27 September nanti atau dua hari setelah Jepang Terbuka usai,
pasangan senior ini akan bercerai, selanjutnya bertandem dengan para pemain
junior untuk berbagi pengalaman. Hendra akan mendampingi Rian Agung Saputro, sementara
Ahsan bersama Berry Angriawan. Kiprah dua pasangan baru itu akan mulai diuji di
Denmark Open, 18-23 Oktober nanti.
Hendra/Ahsan tentu ingin memanfaatkan momen-momen terakhir
kebersamaan itu sebaik mungkin. Setidaknya mengunci gelar sebagai kado
perpisahan mereka, walau tak sedikit gelar yang sudah mengisi lemari prestasi
mereka sejak mulai berpasangan pada akhir 2012 silam.
Di Jepang Open kali ini Hendra/Ahsan menjadi tumpuan harapan
Indonesia untuk menuai gelar. Selain
Hendra/Ahsan, Merah Putih hanya diwakili dua tunggal putra, yaitu Tommy
Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro.
Sebelumnya tiga ganda terbaik Indonesia lainnya, Tontowi
Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Greysia Polii/Nitya
Krishinda Maheswari serta tunggal putri Linda Wenifanetri dijadwalkan tampil. Namun
keberangkatan mereka dibatalkan lantaran kurangnya persiapan. Selain itu para
pemain muda lainnya sedang menjadi tumpuan sejumlah provinsi di arena PON Jawa
Barat yang tengah berlangsung.
Harapan pada Hendra/Ahsan semakin besar setelah dua wakil
tersebut gugur di babak pertama. Tommy yang diunggulkan di tempat ketujuk
dibekuk Shi Yuqi dua game langsung, 21-15 dan 21-7. Sedangkan Sony harus
mengakui pemain India, Ajay Jayaram juga straight set 21-19 23-21.
Di babak pertama Hendra/Ahsan yang merupakan Juara Dunia
2013 dan 2015 harus melewatkan perjuangan sengit kala menghadapi Peter
Briggs/Tom Wolfenden dari Inggris. Hendra/Ahsan yang menjadi unggulan kedua
harus bermain tiga game setelah tertinggal lebih dulu di set pertama.
Pasangan non unggulan itu memberi perlawanan sengit sejak
awal pertandingan. Game pertama berakhir setelah tiga kali deuce.
Di set kedua Hendra/Ahsan mulai menunjukkan kualitasnya
namun di set ketiga laga sengit kembali terjadi. Peter/Tom sempat memaksa
terjadinya deuce sebelum Hendra/Ahsan
mengakhiri pertandingan selama 51 menit itu dengan skor 25-27, 21-13 dan 24-22.
“Hari ini kendalanya karena belum pas aja feeling di
lapangan. Sama pasangan Inggris ini juga lumayan bagus permainannya,” ungkap
Hendra dikutip dari badmintonindonesia.org.
Peluang juara
Di Jepang Open kali ini Hendra/Ahsan berpeluang besar
merebut juara. Ditempatkan sebagai unggulan kedua menunjukkan bahwa hanya ada
satu lawan yang menempati peringkat dunia lebih baik.
Kali ini pasangan Tiongkok Chai Biao/Chong Wei diplot
sebagai unggulan pertama mengingat secara peringkat keduanya berada satu strip
di depan Hendra/Ahsan yang kini turun ke rangking lima dunia. Tiga ganda elit
lainnya yang menempati tiga besar dunia mulai dari Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong
(Korea) yang berada di tangga teratas, menyusul pasangan senior Tiongkok Fu
Haifeng dan Zhang Nan dan wakil Kore lainnya Kim Gi Jung/Kim Sa Rang batal
hadir.
Peluang Hendra/Ahsan merebut gelar semakin terbuka
lebar setelah di luar dugaan unggulan
pertama itu ditekuk pasangan Jerman yang kurang diperhitungkan yakni Mark
Lamsfuss/Marvin Emil Seidel. Chai/Hong menyerah dua game langsung 21-17 dan
21-17.
Selanjutnya di babak kedua Hendra/Ahsan akan menghadapi
wakil Taiwan Cheng Hung Ling/Wang Chi Lin. Kedua pasangan sudah pernah berjumpa
sekali di Prancis Terbuka 2015. Saat itu, Hendra/Ahsan menang mudah 21-12 dan 21-19.
“Kami pernah bertemu sekali, sebelumnya. Buat besok (hari
ini) kami akan diskusi dulu dengan pelatih, mengenai strategi,” ungkap Hendra.
Bila memenangkan pertandingan ini jalan Hendra/Ahsan semakin
terbuka. Tinggal satu lawan tangguh yang berpeluang menjadi batu sandungan
yakni pasangan senior Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen yang baru saja
mengantongi tiket perempatfinal usai menumbangkan ganda Jepang Takuro Hoki/Yugo
Kobayashi dalam pertarungan tiga set selama lebih dari satu jam. Ganda nomor
tujuh tunia itu menang dengan skor 18-21 21-16 21-12.
Seperti dikatakan sebelum terbang ke Jepang, keduanya
berharap mampu meraih hasil maksimal. Pintu menuju tangga juara di turnamen berhadiah
total USD 300 ribu itu sudah mulai terbuka. Selain menjaga fokus dan konsentrasi,
kecakapan mengatur tempo permainan perlu diperhatikan. Selain mengakhiri puasa
gelar sejak menjuarai Thailand Masters pada Februari tahun ini, kemenangan di
Jepang bakal mempertebal semangat untuk mengakhiri kebersamaan mereka dengan indah.
Happy ending di dua turnamen terakhir
adalah kado perpisahan yang manis.
Comments
Post a Comment