Gagal di Jepang, Hendra & Ahsan Buru Kado Terakhir di Korea
Hendra/Ahsan/Badmintonindonesia.org
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan tinggal menyisahkan satu
pertandingan lagi sebelum keduanya “bercerai”. Kegagalan di Jepang Terbuka yang
baru saja usai membuat ganda putra terbaik Merah Putih itu kehilangan satu dari
dua kado perpisahan. Pekan depan, sejak 27 September hingga 2 Oktober, keduanya
akan melakoni pertandingan terakhir sekaligus memburu catatan manis sebelum
berpisah.
Pasangan yang kini melorot ke urutan enam dunia terhenti di
babak semi final Jepang Terbuka, Sabtu (24/09/16). Pasangan Juara Dunia 2013
dan 2015 itu tak kuasa meladeni ganda muda Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen. Hendra/Ahsan sempat memperpanjang nafas
harapan setelah memaksa rubber set, namun
akhirnya menyerah juga dengan skor 13-21 21-18 15-21 dalam tempo 49 menit.
Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Hendra/Ahsan
terhadap Li/Liu yakni dua kekalahan beruntun dalam lima pertemuan terakhir. Hattrick atau tiga kekalahan
berturut-turut membuat pasangan masa depan Tiongkok itu menjauh dalam rekor
pertemuan menjadi 4-2. Hasil dan rekor yang sungguh tak mengenakkan!
Kalah jam terbang tak membuat Li/Liu gentar. Sejak set
pertama unggulan delapan itu langsung bermain menyerang. Ditambah lagi rekor
pertemuan yang lebih menguntungkan mempertebal rasa percaya diri mereka. Selain
itu, keduanya benar-benar memanfaatkan
postur tubuh yang tinggi serta semangat muda yang tengah membara.
Alih-alih bermain taktis, mereka memilih bermain cepat dengan smes-smes keras.
Sebaliknya Hendra/Ahsan langsung terjebak dalam perangkap Li/Liu.
Di set pertama pasangan yang sama-sama baru berusia 21 tahun itu tak memberi
peluang sama sekali kepada Hendra/Ahsan untuk mengembangkan permainan. Sempat tertinggal 4-7, Hendra/Ahsan berusaha
mengejar hingga memperpendek jarak
menjadi dua poin, 10-12. Sayang kesalahan demi kesalahan yang kerap
mereka lakukan menjadi blunder sekaligus membunuh semangat untuk mengejar
pasangan muda yang terus menjauh.
Tak butuh waktu lama bagi wakil Negeri Tirai Bambu itu untuk
menyudahi game pertama. Sungguh tak menghibur dan sangat menyesakkan melihat
performa Hendra/Ahsan yang hanya bisa bertahan tak lebih dari 15 menit.
Di set kedua, Hendra/Ahsan berusaha memperbaiki performa.
Beberapa kali penempatan bola Hendra/Ahsan membuat lawannya kelabakan. Momentum
bermain baik berhasil dipertahankan dalam situasi saling kejar mengejar angka.
Jalan Hendra/Ahsan semakin terbuka lebar setelah memimpin 17-15. Li/Liu masih
memberikan perlawanan namun jarak tiga poin cukup sulit untuk dikejar. Li/Liu
masih sempat mencuri satu poin saat Hendra/Ahsan menginjak game poin, sebelum set kedua berakhir.
Hendra/Ahsan gagal menjaga momentum baik di set penentuan.
Kurangnya gairah bertempur di tubuh Hendra/Ahsan berbanding terbalik dengan
sang lawan yang on fire. Terbukti
Li/Liu hanya memberi empat poin kepada pasangan senior saat interval pertama.
Jarak yang jauh benar-benar melelahkan untuk dikejar. Ahsan
yang kerap melakukan kesalahan di set-set sebelumnya, terutama penempatan bola
yang kurang akurat, berusaha memancing semangat Hendra. Pemain berusia 29 tahun
itu mulai mengeluarkan senjata pamungkas berupa sergapan-sergapan di depan net
serta serangan tanpa ampun.
Cara ini cukup berhasil. Beberapa poin berhasil diraih
sekaligus menghentikan laju Li/Liu di angka 15-10. Namun mimpi buruk kembali
datang. Penyakit kesalahan sendiri kambuh lagi. Pengembalian yang menyangkut di
net, serta bola-bola “tanggung” memberikan santapan empuk kepada
lawan-lawannya. Perjuangan Hendra/Ahsan
akhirnya hanya sampai di angka 15 saat Li/Liu mengakhiri pertandingan.
Performa Hendra/Ahsan yang jauh dari harapan sungguh
disayangkan. Tren penurunan yang mulai terlihat dalam beberapa bulan terakhir
semakin jelas terlihat. Pilihan PBSI memisahkan mereka tampaknya cukup
beralasan.
Alhasil dengan kekalahan ini Indonesia dipastikan hanya
menjadi penonton di partai final. Pemandangan serupa saat gelaran Indonesia
Open Super Series Premier beberapa bulan lalu.
Tiongkok menempatkan empat wakil di partai pamungkas,
terbanyak dibandingkan Korea dan Denmark yang masing-masing menyisahkan dua
wakil serta tuan rumah dan Malaysia yang masing-masing hanya kebagian satu
tempat.
Gelar tunggal putri sudah dipastikan menjadi milik Tiongkok
setelah terjadi all chinese final antara
unggulan tujuh He Biangjiao danSun Yu yang menempati unggulan tujuh.
Unggul teratas dari Malaysia, Lee Chong Wei ditantang pemain
senior Denmark Jan O Jorgensen. Sementara itu ganda campuran Ko Sung Hyun/Kim
Ha Na, unggulan pertama dari Korea akan berhadapan dengan wakil Tiongkok
lainnya yang menempati unggulan tujuh Zheng Siwei/Chen Qingchen.
Unggulan pertama lainnya, ganda putri Misaki Matsutomo/Ayaka
Takahashi asal Jepang akan meladeni unggulan dua asal Denmark, Christinna
Pedersen/Kamilla Rytter Juhl. Menariknya, Christinna menjadi satu-satunya yang
berstatus juara bertahan tampil di partai final. Bedanya, tahun lalu ia
berpasangan dengan Joachim Fischer Nielsen di sektor ganda campuran.
“Pembunuh” Hendra/Ahsan Li/Liu akan berebut gelar dengan
unggulan tujuh dari Korea Kim Gi Jung/Ko Sung Hyun.
Mengingat tulisan ini
dibuat sehari sebelum partai final, Sabtu (24/09), dan baru ditayangkan beberapa
jam setelah final maka hasilnya sebagai berikut:
Ganda putra: Li
Junhui/Liu Yuchen (8/CHN) vs Kim Gi-jung/Ko Sung-hyun (7/KOR) 21-12,
21-12
Ganda putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (2/DEN) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi(1/JPN) 19-21, 21-18, 21-12
Tunggal putra: Lee Chong Wei (1/MAS) vs Jan O Jorgensen (3/DEN) 21-18, 15-21, 21-16
Tunggal putri: He Bingjiao (8/CHN) vs Sun Yu (7/CHN) 21-14, 7-21, 21-18
Ganda campuran: Zheng Siwei/Chen Qingchen (7/CHN) vs Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (1/KOR) 21-10, 21-15
Ganda putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (2/DEN) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi(1/JPN) 19-21, 21-18, 21-12
Tunggal putra: Lee Chong Wei (1/MAS) vs Jan O Jorgensen (3/DEN) 21-18, 15-21, 21-16
Tunggal putri: He Bingjiao (8/CHN) vs Sun Yu (7/CHN) 21-14, 7-21, 21-18
Ganda campuran: Zheng Siwei/Chen Qingchen (7/CHN) vs Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (1/KOR) 21-10, 21-15
Lee Chong Wei jawara tunggal putra Jepang Terbuka2016, sekaligus yang keenam sepanjang karirnya. Koleksi gelarnya ini melebihi para pebulutangkis lainnya/@LeeChongWei
Kado terakhir
Satu kesempatan lagi bagi Hendra/Ahsan untuk meraih kado
perpisahan. Menyebrang ke Seoul, keduanya akan memulai pertandingan Korea
Terbuka menghadapi pasangan gado-gado Skotlandia dan Inggris, Adam Hall dan
Peter Mills.
Di atas kertas jelas Hendra/Ahsan lebih diunggulkan dari
pasangan non unggulan itu. Namun Hendra/Ahsan perlu memanfaatkan pertandingan
tersebut dengan baik. Selain meraih kemenangan, juga mematangkan persiapan
sebelum menghadapi pasangan-pasangan kuat lainnya di babak berikutnya.
Peluang Hendra/Ahsan menuju podium juara akan sangat berat. Turnamen
yang akan digelar di Seong-nam Indoor Stadium itu, Hendra/Ahsan ditempatkan
sebagai ungulan ketiga di bawah Chai
Biao/Hong Wei dari Tiongkok dan pasangan tuan rumah nomor satu dunia Lee Yong
Dae/Yoo Yeon Seong.
Dalam daftar undian, Hendra/Ahsan berada di pool bawah
bersama Chai/Biao. Bila lewat dari hadangan pertama, pasangan juara All England
2014 itu akan menghadapi pemenang antara pasangan Jerman Mark Lamsfuss/Marvin
Emil Seidel dan Jhe-Huei Lee/Yang Lee (China Taipe). Selanjutnya, peluang untuk
bertemu kembali dengan Li/Liu terbuka di babak perempatfinal. Bila skenario ini
berjalan dan hasilnya positif maka Hendra/Ahsan akan beradu dengan unggulan dua
untuk merebut tiket final.
Peta jalan Hendra/Ahsan di Korea Terbuka?Badmintalk
Terlihat, jalan Hendra/Ahsan menuju gelar sungguh
terjal. Dengan sisa waktu kurang dari
sepekan, keduanya perlu menenangkan diri untuk kembali menyerap energi
kemenangan yang telah lama hilang. Fokus dan konsentrasi perlu dipadu kembali.
Sejak menjuarai Thailand Masters di awal tahun, Hendra/Ahsan semakin menjauh
dari gelar. Bila performa tak segera membaik maka bisa saja gelar Korea Terbuka
melayang dan asa menutup kebersamaan dengan satu kado manis tak terwujud.
Sebagai tambahan di
Korea Terbuka kali ini, Indonesia juga diwakili oleh tunggal putra Tommy
Sugiarto. Putra mantan pebulutangkis nasional, Icuk Sugiarto langsung mendapat
lawan berat di babak pertama yakni unggulan tiga dari Denmark sekaligus finalis
Jepang Terbuka, Jan O Jorgensen.
Selain itu, turnamen ini akan menjadi panggung bagi para
pemain muda yakni duo Mainaky. Mereka adala tungal putri Lyanny Alessandra
Mainaky yang akan menghadapi Sayaka Sato dari Jepang serta Yehezkiel Fritz
Mainaky yang akan tampil solo sebagai tunggal putra menghadapi Kwang Hee Heo di
babak kualifikasi serta bertandem dengan Lyanny di ganda campuran. Kakak
beradik itu akan langsung menghadapi wakil tuan rumah Kim Dae Eun/Goh Ah Ra di
babak pertama.
Berikut jadwal
pertandingan babak awal wakil Indonesia di Korea Terbuka (27/9-2/10):
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 25 September 2016.
Comments
Post a Comment