Menanti Kado Emas Kemerdekaan dari Owi/Butet
Ekspresi kegembiraan Owi/Butet seusai mengalahkan Zhang/Zhao/@INABadminton.
Paceklik medali emas Olimpiade Rio kontingen Indonesia
selangkah lagi bakal berakhir. Harapan tersebut mengemuka setelah pasangan
pebulutangkis ganda campuran terbaik Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses
mencapai partai final. Selain itu, duet yang karib disapa Owi/Butet menjadi
harapan terakhir Indonesia untuk membawa pulang medali emas setelah dua wakil
lainnya di cabang bulu tangkis tersisih.
Bertanding sebelum Owi/Butet, ganda putri Greysia
Polii/Nitya K.Maheswari harus mengakui keunggulan wakil Tiongkok Yu Yang/Tang
Yuanting di babak perempatfinal. Unggulan ketiga ini menyerah straight set dengan
skor 11-21, 14-21.
Greysia/Nitya tampil antiklimaks, tak seperti dua pertemuan
terakhir kedua pasangan yang berakhir dengan kemenangan. Di dua laga sebelumnya
masing-masing di Australia dan India Open Super Series 2016, Greysia/Nitya
berhasil menyingkirkan unggulan kedua.
Nasib serupa dialami pula oleh tunggal putra Tommy Sugiarto.
Tampil di babak 16 besar, unggulan tujuh itu gagal melewati hadangan wakil
Inggris Raya, Rajiv Ouseph. Seperti Greysia/Nitya, Tommy tampil kurang maksimal
sehingga tak mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan dalam lima pertemuan
terakhir. Atas kemenangan rubber set 21-13 14-21 21-16 itu mengantar
Rajiv yang diunggulkan di tempat ke-13 ke babak selanjutnya.
Kini Indonesia menaruh harapan pada wakil semataa
wayang, Owi/Butet. Di semi final yang dihelat di Riocentro Pavilion 4, Rio de
Janeiro, Senin (15/8/2016) pagi, Owi/BUtet menyingkirkan unggulan teratas
sekaligus favorit juara, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Berdasarkan statistik pertemuan Owi/Butet kurang
diunggulkan. Betapa tidak, wakil Tiongkok itu menyapu bersih delapan pertemuan
terakhir dari total 18 pertemuan terakhir. Namun, head to head tersebut bukan
jaminan kemenangan, apalagi di ajang sekelas Olimpiade.
Selain itu, kedua pasangan memiliki kualitas yang setara.
Secara peringkat Zhang/Zhao berada di puncak, sementara Owi/Butet menempati
unggulan ketiga. Performa yang kurang meyakinkan selama setahun terakhir sempat
membuat posisi Owi/Butet melorot dari rangking dua dunia.
Rupanya Owi/Butet berhasil bangkit dari segala tekanan dan
kembali ke jalur positif. Sejak awal keduanya tampil menyerang dan sama sekali
tak memberi kesempatan kepada Zhang/Zhao untuk berkembang. Laga berdurasi 51
menit itu berakhir dengan kemenangan Owi/Butet 21-16, 21-15.
Seusai laga dalam raut penuh kebahagiaan, Owi/Butet membeberkan kunci kemenangan mereka. "Kami
bermain tenang, fokus, dan kompak hari ini. Itu yang jadi kunci kemenangan
kami," tanda Butet dikutip dari badmintonindonesia.org.
Kini Owi/Butet selangkah lagi mengakhiri kerinduan kontingen
Indonesia untuk sekeping emas sekaligus menebus kegagalan di ajang empat
tahunan edisi sebelumnya di London. Di partai pamungkas, Owi/Butet ditantang
pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Chan/Goh lolos setelah membekuk jagoan Tiongkok lainnya, Xu
Chen/Ma Jin. Walau lebih diunggulkan, Owi/Butet patut waspada dengan sepak
terjang wakil negeri jiran itu yang terus membaik.
"Kami harus menganggap bahwa kondisinya normal saja.
Jangan sampai kami lengah karena hal itu," sambung Butet mengomentari
performa Goh yang sempat dibekap cedera.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 16 Agustus 2016.
Comments
Post a Comment