Terang Gelap Merah Putih di Babak Pertama Malaysia Open SSP 2016
Jonatan
Christie usai menundukkan Chou Tien Chen (badmintonindonesia.org)
Terang-gelap, kalah-menang mewarnai sepak terjang wakil
Indonesia di babak pertama Malaysia Open Super Series Premier 2016. Walau babak
pertama belum benar-benar berakhir, nasib sebagian besar duta Merah Putih sudah
terlihat. Beda nasib antara dua tunggal putra Indonesia terjadi di babak
pertama. Tunggal putra terbaik Tanah Air, Tommy Sugiarto terhenti lebih dini
setelah gagal melewati hadangan non unggulan asal Hong Hong Wong Wing Ki
Vincent. Tommy menyerah setelah berjuang tiga set dengan skor akhir 21-8, 16-21
dan 11-21.
Hasil berbeda ditorehkan tunggal muda kita, Jonatan Christie. Melangkah dari babak kualifikasi, Jo, demikian sapaan akrabnya, berhasil melanjutkan kiprahnya di turnamen berhadian total USD 550.000 ini.
Hasil berbeda ditorehkan tunggal muda kita, Jonatan Christie. Melangkah dari babak kualifikasi, Jo, demikian sapaan akrabnya, berhasil melanjutkan kiprahnya di turnamen berhadian total USD 550.000 ini.
Jo sukses
melewati hadangan unggulan tujuh, Chou Tien Chen dengan skor 21-13,
12-21 dan 21-8.
Menyadari
kualitas dan peluang lawan yang lebih besar, Jo pun menyaipakn strategi khusus.
Sejak awal Jo teus menekan lawan. Hasilnya ia
berhasil memimpin 13-7, 19-11 hingga menang 21-13.
Set kedua,
strategi tersebut mengalami goncangan. Lawan justru berbalik menekan. Pukulan Chou membuat Jo kewalahan
ditambah lagi posisi lapangan dengan terpaan angin yang menyulitkan.
“Dari awal saya sudah pasang strategi untuk menekan lebih
dulu. Dan strateginya berjalan di game pertama. Mungkin karena kebantu menang
angin juga. Pas masuk game kedua, lawan sudah lebih siap dan saya juga kalah
angin. Saya mau ngejar juga poinnya kejauhan, jadi saya lebih mempersiapkan buat
main di game ketiga aja,” ungkap Jonatan seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Kalah di
set kedua, Jo benar-benar klimaks di set penentu. Strategi yang dikantongi
kembali diterapkan secara sempurna di set ketiga. Hasilnya sungguh luar biasa.
Lawan tak bisa berbuat banyak dan perolehan poinnya terkunci di angka delapan.
Kemenangan
ini memastikan langkah Jo ke babak kedua. Di babak selanjutnya, ia akan bertemu
pemenang antara wakil Hong Kong, Hu Yundan pebulutangkis India, Ajay
Jayaram. Jo sendiri belum
pernah berhadapan dengan kedua
calon lawan tersebut.
“Untuk main di lapangan ini saya rasa siapa saja bisa
menang, asal berani dan percaya diri. Karena di sini menang angin dan kalah
anginnya kerasa banget. Jadi buat besok saya mau main percaya diri aja dulu dan
berusaha mengeluarkan permainan yang maksimal. Anggap aja ini lagi latihan,
jadi semuanya bisa dikeluarin,” lanjut
pebulutangkis 18 tahun itu.
Selain
Tommy, tunggal putra lainnya Ihsan Maulana Mustofa pun harus angkat kaki. Unggulan lima, Jan O Jorgensen asal
Denmark masih terlalu tangguh
buat Ihsan yang akhirnya kalah dengan skor 12-21 dan 17-21.
Tak hanya
Jonatan, sector ini berpeluang menambah wakil di babak kedua. Pemain muda
lainnya Anthony Sinisuka Ginting akan menghadapi wakil tuan rumah, Iskandar Zulkarnain Zainuddin untuk merebut satu tiket di babak
kedua.
Anthony dan
Iskandar sudah pernah bertemu sebelumnya yakni di Malaysia Masters 2016.
Saat itu, Anthony kalah, 18-21 dan 13-21.
Greysia/Nitya Langsung ke perempatfinal
Satu tiket
perempatfinal sudah langsung digenggam ganda putri terbaik Indonesia Greysia
Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
Unggulan dua ini dipatikan langsung lolos ke delapan besar.
Sebelumnya di babak pertama, Greysia/Nitya sukses menjungkalkan pasangan
Jepang Naoko Fukuman/Kurumi Yonaodengan skor 21-18 dan 21-6.
Kemenangan ini sekaligus balas
dendam atas kekalahan di All England 2016 lalu. Kala itu Greysia/Nitya menyerah 21-18 dan 23-21.
“Puji Tuhan kami bisa
langsung ke perempat final. Kami kini lebih ke persiapan mental dan pikiran.
Kami benar-benar harus fokus dan yakin kalau kami bisa. Positive thinking aja
intinya,” tutur
Greysia.
Indonesia
masih berpeluang menambah wakil di nomor ini melalui Anggia Shitta
Awanda/Ni Ketut Mahadewi yang
akan menghadapi wakil Thailand Jongkolphan Kititharakul/Rawinda
Prajongjai.
Di sektor
ganda campuran Indonesia memastikan tiga wakil di babak kedua. Juara All
England 2016 Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil membuka jalan usai membungkam pasangan
Jepang Kenta Kazuno/Ayane Kurihara, 21-14 dan 21-15.
Di babak
berikutnya, Praveen/Debby akan menghadapi Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan
Vanessa Neo asal
Siangapura yang sukses mengalahkan wakil Korea Kim Gi Jung/Shin
Seung Chan.
Seperti
penerusnya, pasangan senior Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pun mulai bergeliat kembali setelah
terpuruk belakangan ini. Owi/Butet, sapaan akrab Tontowi/Liliyana menang mudah atas pasangan muda
Tiongkok Wang Yilyu/Chen
Qingchen, 21-18 dan 21-14.
Di babak
selanjutnya, Owi/Butet dipastikan harus bekerja keras. Wakil Jerman,
Michael Fucsh/Birgit Michels
siap kembali membuat kejutan sebagaimana terjadi di pertemuan terakhir. Saat itu Owi/Butet bertekuk lutut
dua game langsung,
21-19 dan 22-20.
“Di pertemuan terakhir kami melakukan kesalahan yang fatal.
Ketika sudah leading sangat jauh, kemudian kami lengah. Kami harus waspada.
Kalau dari awal kami main fokus dan sesuai dengan pola kami, kami yakin bisa
mengatasi mereka. Tapi kami akan terus mempelajari permainan mereka. Barangkali
ada yang berubah, kami akan bicarakan dengan pelatih,” tutur Butet.
Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti pun melengkapi tiga pasangan ganda campuran di
babak kedua. Sayang langkah
tiga pasangan ini tak diikuti pasangan kakak-beradik, Markis Kido/Pia
Zebadiah Bernadet dan Riky
Widianto/Richi Puspita Dili.
Kido/Pia menyerah
di tangan wakil Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai,
16-21 dan 17-21. Sementara
Riky/Ricky gagal melewati hadangan pasangan tuan rumah Peng Soon Chan/Liu Ying
Goh.
Tunggal putri tanpa
wakil
Berbeda dengan
sektor lainnya, tunggal putri tanpa wakil di babak dua. Dua utusan Linda
Wenifanetri dan Maria Febe Kusumastuti gagal melewati hadangan di babak pertama
Febe tak
kuasa meladeni permainan wakil Hong Kong Cheung Ngan Yi. Ia kalah setelah bertempur tiga
game selama satu jam penuh, 18-21, 21-19 dan 9-21.
Sementara Linda tersungkur di hadapan Porntip Buranaprasertsuk asal Thailand dengan skor 16-21 dan 10-21. Kekalahan ini tentu mendatangkan sesal di hati keduanya yang tengah berburu poin menuju Olimpiade Rio de Janeiro.
“Pengennya saya bisa membalikkan performa terbaik saya. Saya
nggak pengen seperti kembang api saja, yang cuma keluar sekali. Saya sangat
ingin mengeluarkan kemampuan terbaik saya,” sesal Linda yang
belum juga ‘move on’ setelah gagal di German Open GPG 2016 dan India Open Super Series
2016 lalu.
Linda kini harus kembali bersiap untuk menghadapi turnamen
berikutnya di Singapore Open Super Series 2016, pekan depan. Tantangannya pun benar-benar hebat.
Diperkirakan ia akan langsung berhadapan dengan unggulan satu, Carolina
Marin, Spanyol.
“Saya harus mempersiapkan diri lagi menuju Singapore.
Meskipun langsung lawan Marin, saya akan tetap berusaha. Setelah ini saya akan
diskusi lagi dengan pelatih, harus seperti apa,” tutur Linda.
Juara bertahan melaju
Ganda putra
andalan Indonesia sekaligus juara bertahan Hendra Setiawan/Mohammad
Ahsan sukses mengantongi tiket
babak kedua usai menundukkan pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-17 dan 21-17.
Meski
menang, Hendra/Ahsan harus berjuang keras sejak awal set pertama. Pasangan
nomor dua dunia ini sempat tertinggal di awal game pertama dengan skor 4-7 dan 11-14. Setelah menyamakan kedudukan 15-15, keduanya
pun beranjak naik hingga menutup set pertama 21-17.
Di
babak kedua langkah Hendra/Ahsan tak terbendung. Keduanya menunjukkan kelasnya.
Memimpin dengan keunggulan sangat jauh 7-1 dan 10-5 hingga menutup pertandingan dengan skor
21-17.
Di babak kedua, Hendra/Ahsan berpeluang terlibat perang
saudara dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon andai saja mereka mampu membekuk wakil Inggris
Marcus Ellis/Chris Langridge.
Selain
Hendra/Ahsan, Indonesia pun memiliki wakil lainnya di babak kedua yakni Berry
Angriawan/Rian Agung Saputro usai
menundukkan wakil tuan rumah, Mohd Razif Abdul Latif/Muhammad Hafiz
Hashim, 21-13 dan 21-10.
Peluang
tambahan wakil di sektor ini masih terbuka. Angga Pratama/Ricky Karanda
Suwardi sedang bertanding melawan Michael Fuchs/Johannes Schoettler asal Jerman.
Sejauh ini
Indonesia baru kehilangan Markis Kido/Hendra Aprida Gunawan. Kido/Hendra
kalah dari ungulan tiga asal Tiongkok, Zhang Nan/Fu Haifeng, 17-21 dan 17-21.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, Rabu 6 April 2016.
Comments
Post a Comment