Jokowi Instruksikan Menpora Kaji Pencabutan Pembekuaan PSSI
Menpora
Imam Nahrawi dan Ketua Tim Ad-hoc PSSI Agum Gumelar (CNN Indonesia/Muhammad
Arby Rahmat Putratama)
Presiden Joko Widodo akhirnya turun tangan. Sosok nomor satu
di negeri ini, tampaknya ingin segera mengakhiri nasib persepakbolaaan dalam
negeri yang terkatung-katung sejak April 2015, saat Menpora Imam Nahrawi
mengeluarkan SK Pembekuan PSSI bernomor 01307.
Dalam sebuah pertemuan yang
berjalan dalam suasana kekeluargaan di Istana Negara bersama Wakil Presien
Jusuf Kalla dan Ketua Tim AD Hoc PSSI, Agum Gumelar, Rabu (24/02/2016) petang,
Jokowi meminta Menpora segera melakukan kajian untuk mencabut SK Pembekuan itu.
“Pertama, pertemuan tersebut berjalan dengan suasana kekeluargaan yang dipimpin
langsung oleh Presiden Joko Widodo. Kedua, Wapres Jusuf Kalla dan Agum Gumelar
menjelaskan standing point masing-masing tentang tujuan reformasi dan
kelanjutan survival PSSI bagi kepentingan berbagai event internasional,” ungkap
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto seperti dilansir laman
resmi Kemenpora (www.kemenpora.go.id).
Permintaan Jokowi itu tampak lebih
sebagai instruksi. Menpora tak punya pilihan lain. Segera melakukan kajian,
dalam rentang waktu satu dua hari ini.
“Ketiga, setelah tidak terlalu lama
saling berdiskusi kurang lebih dari pukul 17.00-17.40 WIB, Presiden memberikan
arahan kepada Menpora untuk dalam satu dua hari ini mengkaji semua kemungkinan
rencana terhadap pencabutan surat pembekuan terhadap PSSI. Keempat, atas
instruksi tersebut Menpora langsung menyanggupi untuk langsung mengkaji rencana
pencabutan pembekuan dan segera melaporkan kepada Presiden,”lanjutnya.
Namun demikian angin segar yang tengah berhembus ini bukan tanpa syarat. Dengan
mengedepaknan esensi reformasi atau pembenahan tata kelola sepakbola nasional
sebagaimana bunyi poin kelima, pemerintah tetap menyertakan sejumlah syarat
bila pencabutan tersebut benar diambil. Seperti apa?
“Keenam, seandainya
pilihan pencabutan surat pembekuan tersebut diambil, maka pemerintah tetap akan
menyertakan sejumlah persyaratan. Persyaratan tersebut ada pada point ketujuh
yakni, kesepakatan Kongres Luar Biasa yang sebelumnya ketua Tim Ad Hoc sepakat
satu tahun, namun Menpora dalam rencana kajiannya akan meminta enam
bulan,”sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan, proses pengkajian itu tidak
memiliki sangkut paut dengan menang atau kalah, atau siapa pihak yang paling
lama mempertahankan sikap dan diuntungkan dengan instruksi Jokowi. Hal itu
semata-mata dilakukan demi kepentingan sepakbola dalam negeri, terlebih untuk
menyambut dua multievent akbar Sea Games 2017 dan Asian Games 2018.
“Kedelapan,
dalam proses pengkajian apapun hasilnya nanti tidak terkait dengan masalah
menang atau kalah, namun bagi kepentingan sepakbola yang lebih baik. Khususnya
menghadapi Sea Games 2017 dan Asian Games 2018 selaku Indonesia sebagai tuan
rumah,”tutup Gatot.
Ikhtiar ini pun secara tegas dan jelas disampaikan
oleh Menpora setelah pertemuan itu.
"Intinya kita tidak ingin sanksi ini
berlanjut, dan kita ingin memiliki waktu yang panjang untuk menyiapkan Sea
Games 2017 di Malaysia dan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Reformasi, akuntabilitas, transparan soal keuangan dan pemerintah harus ada
dalam bagian baik secara struktural dalam organisasi PSSI. KLB akan jadi solusi
sebelum kompetisi dimulai. Intinya apapun keputusannya nanti adalah yang
terbaik untuk kemajuan sepakbola Indonesia," tandas Menpora.
Dengan
bersikap dan berpikir positif, kita patut menyambut baik kabar gembira ini.
Sambil berharap agar sanksi FIFA segera dicabut, persepakbolaan dalam negeri
kembali bergeliat, dan tata kelola cabang terpopuler itu semakin baik.
Bravo
sepakbola Indonesia!!!!
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 24 Februari 2016
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/jokowi-instruksikan-menpora-kaji-pencabutan-pembekuaan-pssi_56cdb1be3dafbd471a2804f1
Comments
Post a Comment