(Jalan Terjal) Indonesia Menuju Piala Thomas & Uber 2016
Ket.gambar: Hendra/Ahsan (badmintonindonesia.org)
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) baru saja merilis hasil
undian Kualifikasi Piala Thomas dan Piala Uber 2016 zona Asia yang akan
dilangsungkan sejak 15 hingga 21 Februari ini di Hyderabad, India.
Tim Piala
Thomas tergabung di grup C bersama Taiwan, Thailand dan Maladewa. Sementara Tim
Piala Uber bakal menantang Korea Selatan yang merupakan runner up tahun 2014
serta tim non unggulan Maladewa di grup C.
Di atas kertas Tim Piala Thomas
Indonesia lebih diunggulkan. Namun Taiwan dan Thailand berpeluang menjadi kuda
hitam mengingat mereka memiliki sejumlah pemain yang sedang naik daun. Terutama
Taiwan, sejumlah pemainnya menunjukan grafik peningkatan yang bisa dilihat dari
rangking dunia yang disandang.
Tunggal putra Chou Tien Chen peringkatnya di
atas tunggal putra terbaik Indonesia, Tommy Sugiarto. Chou menempati rangking
tujuh sementara Tommy tiga tingkat di belakangnya, rangking 10.
Tak hanya itu
di sektor ganda putra Taiwan memiliki Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin yang
menempati posisi 15 besar dunia.
Di sektor ini setidaknya kekuatan Indonesia
jauh lebih baik dengan tiga ganda terbaik dalam lingkaran elit dunia: Mohamad
Ahsan/Hendra Setiawan (nomor dua dunia), Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
(rangking 10 dunia) dan Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamuljo
(rangking 14 dunia).
Namun demikian Indonesia tetap mewaspadai ancaman dari
para pemain terbaik Taiwan dan Thailand demi mengamankan posisi juara grup.
“Hasil undian tim Kualifikasi Piala Thomas cukup menarik karena kita satu grup
dengan Taiwan dan Thailand, yang mempunyai pemain-pemain yang cukup kuat. Namun
kami yakin masih bisa mengatasi mereka secara kekuatan tim dan bisa menjadi
juara grup,” ungkap Achmad Budiharto, Chief de Mission tim Kualifikasi Piala
Thomas dan Uber 2016 seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Sementara itu
jalan terjal harus dilalui tim Uber. Bergabung dengan Korea Selatan membuat
target realistis yang bisa dipatok adalah menjadi runner up, sambil menganggap
Maladewa sebagai tim penghibur.
“Untuk tim Kualifikasi Piala Uber, Indonesia
satu tim dengan Korea dan Maladewa. Peluang untuk lolos ke putaran kedua masih
cukup terbuka. Secara realistis memang cukup berat untuk menjadi juara grup
karena harus mengalahkan tim kuat Korea,” lanjut Budiharto.
Secara peringkat
BWF para pemain kita kalah dari para pemain terbaik Negeri Ginseng. Tunggal
putri terbaik Indonesia (sekaligus berpeluang turun sebagai tunggal pertama),
Maria Febe berada di rangking 21 dunia dan berpeluang berduel menghadapi
tunggal terbaik Korea yang berada di rangking 7 dunia, Sung JiHyun.
Demikianpun
Lindaweni Fanetri (rangking 22 dunia) bila harus berduel menghadapi Bae
Yeon Ju harus bekerja ekstra keras. Secara peringkat Bau jauh lebih baik,
rangking 13 dunia, meski performanya sedang menurun, di beberapa turnamen kerap
kandas di babak awal bahkan di tangan pemain non unggulan.
Tunggal putri
Indonesia lainnya, Hana Ramadhini sedang meniti jalan meraih prestasi. Berada
di peringkat 63 dunia, tunggal 20 tahun ini berpeluang menghadapi rekan
seangkatan Kim Hyo Min yang secara rangking jauh lebih baik (rangking 29
dunia). Pekerjaaan berat menanti Hana bila harus menghadapi Kim yang
tengah mengalami perkembangan pesat.
Tim Uber Indonesia setidaknya bertumpu
pada ganda terbaik, Greysia Polii/Nitya K.Maheswari untuk meraih poin dan
pemberi semangat. Bila bertemu ganda terbaik Korea Chang Ye Na/Lee So Hee,
peluang Greysia untuk menang terbuka lebar meski peringkat pasangan Korea itu
hanya berada tiga strip di bawah Greysia Nitya yang berada di tempat kedua,
bawah pasangan kembar Tiongkok Luo Ying/Luo Yu.
Permasalahan kembali muncul
bila ganda kedua Indonesia turun, Della/Roshyta yang harus menantang Jung Kyung
Eun/Shin Seung Chan. Secara peringkat Jung/Shin masuk kategori elit, berada di
rangking enam dunia. Sementara Della/Roshyta belum menunjukkan performa
meyakinkan sebagai pelapis Greysia/Nitya.
Peluang Indonesia
Lantas, bagaimana
peluang Indonesia menuju babak utama yang akan digelar di Kunshan, Tiongkok,
15-22 Mei mendatang?
Sebagai informasi awal, dua tim teratas dari setiap grup
kualifikasi akan lolos ke babak perempatfinal. Usai babak grup baru dilakukan
pengundian babak perempatfinal (dua unggulan teratas dipisahkan dan tim yang
berada di grup yang sama tak akan bertemu lagi serta runner up grup bersua
juara grup) untuk bertempur meraih tiket semifinal sekaligus tiket menuju babak
utama.
Asia berhak mengirim enam wakil ke babak utama Piala Thomas plus kemungkinan
satu tiket tambahan jika pada babak playoff mampu mengalahkan wakil zona Eropa. Sementara tim Uber,
Asia diwakili lima kontestan. Nah, hemat saya peluang Tim
Thomas dan Tim Uber untuk tampil di babak utama sama-sama terbuka, meski dengan
hasil akhir yang berbeda-bedar.
Sebagai tuan rumah dan juara bertahan, Tiongkok
dan Jepang otomatis lolos ke babak utama. Dengan demikian sudah ada dua slot
tersisa yang bisa diambil oleh tim-tim lain.
Sekalipun Indonesia gagal menembus
babak final atau semifinal, Hendra Setiawan cs bisa mendapatkan satu jatah
mengingat Indonesia secara peringkat tim BWF berada di urutan ketiga. Ketentuan
dalam turnamen ini, tim dengan rangking tim BWF tertinggi (bukan posisi akhir
di turnamen) di luar semifinalis, berhak lolos ke babak utama.
Ket.gambar: tim uber (badmintonindonesia.org)
Demikianpun di sektor putri. Tiongkok sebagai tuan
rumah sekaligus juara bertahan tinggal menanti lawan-lawannya di babak utama.
Sekalipun Indonesia gagal lolos ke semifinal, Nitya Maheswari dan kolega
tetap mengantongi tiket ke babak utama dengan catatan Jepang dan Korea Selatan
(rangking 2 dan 3) lolos semifinal bersama Thailand (rangking 4) atau India
(rangking 5). Dengan demikian Indonesia yang berada di rangking enam berpeluang
mendampingi tim-tim unggulan di atas.
Bila skenario di atas berjalan
demikian adanya dapat dikatakan Indonesia sudah dipastikan lolos ke babak
utama. Sehingga kesempatan kuaifikasi ini menjadi ajang pemanasan sekaligus
cermin untuk melihat kekuatan dan kelemahan tim dan para calon lawan meski
sejumlah tim unggulan yang sudah lolos otomatis berpeluang tak menurunkan para
pemain terbaik seperti Tiongkok yang menyimpan dua tunggal terbaik mereka, Lin
Dan dan Chen Long. Selanjutnya tantangan terberat dan sesungguhnya adalah saat
tampil di babak utama.
Apakah tim Thomas mampu membawa trofi prestisius itu ke
Indonesia setelah berpuasa sejak 2002? Demikianpun mampukan Tim Uber mengatasi
paceklik gelar sejak 1996 silam?
N.B
Pembagian Grup Kualifikasi Asia Thomas Cup 2016:
Grup A: [1] China, India,
Singapura
Grup B: [4] Jepang, Malaysia, Srilanka, Nepal
Grup C: [3] Indonesia,
Taiwan, Thailand, Maladewa
Grup D: [2] Korea Selatan, Hongkong, Filipina
Pembagian Grup Kualifikasi Asia Uber Cup 2016:
Grup A: [1] China,
Malaysia, Hongkong
Grup B: [4] Thailand, Taiwan, Srilanka
Grup C: [3] Korea
Selatan, Indonesia, Maladewa
Grup D: [2] Jepang, India, Singapura
Sumber tulisan:
Badmintonindonesia.org
@BadmintonINDO
Badmintalk
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, Rabu 3 Februari 2016.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/jalan-terjal-indonesia-menuju-piala-thomas-uber-2016_56b1d14750f9fd6d09c6c706
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/jalan-terjal-indonesia-menuju-piala-thomas-uber-2016_56b1d14750f9fd6d09c6c706
Comments
Post a Comment