Dahsyatnya Media Sosial….
Lon
Safko dalam bukunya The Social Media
Bible (2010) memberikan pengertian tentang media sosial sebagai cara kita
menggunakan berbagai teknologi secara efektif untuk menggapai dan terhubung
dengan orang lain, membangun sebuah hubungan, menciptakan kepercayaan dan ada
ketika orang lain berkehendak untuk membeli barang atau produk yang ditawarkan.
Pengertian
terminologis ini akan menjadi semakin nyata ketika kita memalingkan wajah pada
kenyataan yang terjadi dewasa ini. Erik Qualman, seorang sosialnomics
melontarkan sebuah pernyataan yang menarik sekaligus menggelitik bahwa media
sosial sebagai sebuah perubahan terbesar sejak revolusi industri. Hal ini dapat
dilihat dari sejumlah data yang diangkat dalam video singkat dari
www.blackboxsocialmedia.com
berjudul “What is Social media?”
Pertama, Erik Qualman
menyebutkan bahwa butuh waktu 38 tahun untuk radio mencapai 50 juta pendengar.
Sementara media TV membutuhkan waktu 13 tahun untuk mencapai 50 juta pengguna.
Internet membutuhkan waktu empat tahun untuk mencapai 50 juta orang. Sedangkan
dalam waktu kurang dari sembilan bulan, Facebook sudah bisa mencapai 100 juta
pengguna. Hal ini berati bahwa ekspansi sosial media begitu tinggi.
Implikasi dari kenyataan ini tak cukup sulit diangkat. Entah
sadar atau tidak dalam bidang marketing telah terjadi pergeseran yang
signifikan dari gaya tradisional menggunakan media-media konvensional kepada
media sosial sebagai sarana promosi, transaksi dan interaksi berbagai barang
dan jasa. Dalam video tersebut dipaparkan bahwa 86 persen audience tak lagi mempercayai gaya iklan tradisional. Sebanyak 76
persen lebih mempercayai rekomendasi teman ketimbang saran para ahli (27 %)
atau melihat apa yang dilakukan oleh para selebriti (8%). Tak kurang dari
81% responden lebih mempercayai apa yang
direkomendasikan melalui situs sosial dan 74% persen dari antaranya amat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
Tak
heran iklan surat kabar mengalami penurun sebesar 18.7%. Laporan dari Wall Street Journal akan terjadi
penurunan iklan melalui media cetak di AS sebesar 39% dalam empat tahun ke
depan.
Bergesernya
peran media konvensional menuju media sosial di antaranya dipengaruhi oleh
berbagai hal. Telah terjadi peningkatakan traffick internet sebesar 50 hingga
60 persen. Akses broadband terus
mengalami peningkatana, dari penelitian yang dilakukan Qualman (meski sudah tak
lagi relevan) terus terjadi peningkatan dari 55 persen menjadi 90 persen pada
tahun 2012 (artinya di tahun 2014 lebih meningkat lagi). Dalam keadaan seperti
ini tak heran jika pertumbuhan blog terus meningkat. Data waktu itu ada lebih
dari 200 juta blog (entah berapa saat ini).
Kedua,
salah
satu media sosial yang menonjol saat ini dari antara berbagai media sosial
lainnya adalah Facebook. Facebook menempati
urutan teratas dalam menghubungkan setiap orang dan menjadi pilihan utama dalam
mendapatkan informasi. Bila facebook merupakan
negara maka ia akan menempati urutan ke-3 dengan jumlah populasi terbesar di
dunia setelah Tiongkok dan India. Waktu yang dihabiskan setiap orang dalam
sehari rata-rata 55 menit. Dalam sehari tak kurang dari 60 juta status yang diupdade dan ada sekitar 300 ribu
presentasi bisnis tiap hari.
Ketiga, tak kalah berpengaruh adalah you tube. Kini youtube menjadi mesin pencari terbesar kedua di dunia setelah
Google. Sebagai situs berbagi video, berbagai konten bisa menjadi ‘hidup’ Tak
heran Alex Bogusky berpandangan bahwa paradigma interaksi pun berubah dari “pay to play” menjadi “play
to play”.
Keempat,
adanya
telepon genggam (smartphone) memungkinkan setiap orang untuk lebih mudah
berselancar di dunia maya dan menggunakan media sosial. Lebih dari 65 juta
pengguna facebook menggunakan mobile phone. Tak kurang dari 80 persen
pengguna Twitter menggunakan gadget yang
sama dengan rata-rata 50 juta tweet per
hari.
Akhirnya keadaan seperti disebut di atas menunjukkan bahwa saat
ini bukan lagi kita yang menemui dan mencari konten (berupa informasi, ide dan
sebagainya) tetapi aneka konten itulah yang mendatangi kita melalui sosial
media. Lantas apakah kita siap dengan perubahan ini? Kita sudah bersiap diri
untuk masuk dan memanfaatkan media sosial seefektif dan seproduktif mungkin?
Comments
Post a Comment